Fimela.com, Jakarta Sebuah gebrakan baru akan dilakukan oleh Romy Rafael, seorang pesohor hipnoterapi asal Indonesia. Ia bersama sang istri, Ury Kartha akan unjuk kebolehan di beberapa negara di Timur Tengah.
Di antara tempat yang akan disinggahinya adalah Mesir, Kairo, Gunung Sinai, Terusan Suez, Yerusalem, dan Israel. Ia juga akan beraksi dengan latar belakang salah satu keajaiban dunia, Piramida di Mesir.
"Kita akan show di sana. Sekali lagi saya tegaskan bahwa kami bukan pesulap. Tapi saya hypnotherapy sementara istri saya adalah mind reader," kata Romy Rafael di Menara 165, TB.Simatupang, Jakarta Selatan, Senin (5/12).
Salah satu contoh aksi yang bakal ditunjukannya adalah bagaimana istrinya yang dengan mata tertutup bisa menebak warna bola yang diambil oleh seseorang. Sementara orang tersebut juga tak melihat warna bola ketika mengambil bola di dalam kantong tersebut.
Secara logika, tak ada yang tahu warna bola yang diambil oleh orang tersebut karena ia, Romy, dan istri yang matanya tertutup tak melihatnya. Namun, dengan kekuatan Romy melalui hypnotherapy serta istrinya sebagai pembaca pikiran maka dua bola yang diambil dapat ditebak warnanya.
"Saya disini sebagai pengirim, sementara istri saya penerima informasi. Kurang lebih shownya seperti itu. Dimana bisa dibilang setelah sekian lama ini dilakukan di Indonesia, duo. Ini nanti yang akan kita bawa ke Timur Tengah dan kota lainnya," imbuhnya.
Rencananya, Romy dan istri akan berkeliling beberapa tempat di Timur Tengah mulai 5 Februari 2017 mendatang. Akan ada penampilan juga di kapal pesiar yang membawa Romy dan tim mengelilingi tempat di Timur Tengah tersebut.
Tentunya, aksi Romy ini sangat dekat dengan beberapa wilayah konflik. Namun, ia dan istri mengaku tak memiliki kekhawatiran. Menurutnya, aksinya ini bukan mengatasnamakan agama tertentu, namun mewakili cinta kasih antar manusia.
"Kalau saya sih gak ada khawatir. Show itu sebenarnya cuma alat saja. Yang penting pesan yang pengen disampaikan. Kami ingin mengkampanyekan kalau saling mengerti, komunikasi bisa berjalan. Kami mau mengkomunikasikan bahasa kasih dengan sesuatu yang lebih mudah dicerna," tukas Romy Rafael.