Eksklusif, Rapper Instan dan Hip Hop Masa Kini di Mata Saykoji

Riswinanti diperbarui 07 Des 2016, 08:07 WIB

Fimela.com, Jakarta Cukup lama menggeluti hip hop, Saykoji pun sangat mengerti berbagai scene yang terjadi di dunia hip hop. Saling senggol dan diss mungkin sudah biasa. Namun bagaimana dia memandang fenomena rapper 'instan' yang belakangan marak di dunia maya?

***

Bhinneka Tunggal Hip Hop. Kalimat inilah yang sering menjadi semboyan Saykoji dalam bermusik. Bertahun-tahun menjadi rapper, dia sangat menyadari bahwa ada banyak keanekaragaman di dalam musik yang digelutinya. Perbedaan ini pun bisa terjadi karena berbagai alasan.

Perbedaan inilah yang pada akhirnya memicu berbagai ketegangan sesama rapper. Karenanya, jangan heran jika fenomena diss dan saling serang menjadi hal yang sangat umum di dunia hip hop. Alasan ini juga yang membuat musik ini dikenal sebagai musik pemberontakan dan kritikan.

"Karena gini, hip hop pada dasarnya adalah unjuk gigi, unjuk ekspresi. Gue juga kalau bikin lagu harus tunjukin skill di mana. Cuma kalau Gue bikin lagu bukan dibesarkan di bagian omongan, atau membanggakan diri, tapi Gue coba buktikan lewat musikalitas, lewat lirik, lewat konten. Lewat flow cara ngerap. Jadinya semua tergantung selera masing-masing," ungkap Saykoji.

Terlepas dari keberagaman di dunia hip hop, Saykoji juga memberikan sedikit komentar tentang perkembangan teknologi yang kini juga mempengaruhi dunia rapper. Perkembangan teknologi informasi saat ini memang memberikan kesempatan bagi banyak musisi, termasuk rapper untuk unjuk gigi lewat media sosial, seperti YouTube.

Hal ini mungkin bisa memberikan kesempatan bagi lebih banyak orang untuk berkarya. Meski demikian, Saykoji juga memberikan satu pesan bahwa mungkin akan ada pergeseran attitude yang melekat pada diri rapper zaman sekarang. Pergeseran macam apa yang dimaksud pelantun Copy My Style itu? Berikut petikan wawancaranya!

What's On Fimela
2 dari 3 halaman

Hitam Putih Dunia Hip Hop

Menurut Saykoji, pada dasarnya hip hop identik dengan unjuk gigi, dan menunjukkan kemampuannya di depan banyak orang. (Fotografer: Nurwahyunan, Digital Imaging: Muhammad Iqbal Nurfajri/Bintang.com)

Walau segmennya bisa dibilang kecil dibandingkan musik yang lain, namun hip hop adalah dunia yang penuh gejolak. Sebagaiman diungkapkan Saykoji, hal ini kemungkinan berkaitan dengan budaya hip hop yang identik dengan unjuk gigi.

Banyak perseteruan di dunia hip hop, apakah dunia rapper sejahat itu?

Kalau di luar negeri mungkin, karena hubungan rapper itu semacam gang-affliated. Maksudnya rapper itu punya tongkrongan, dengan beberapa geng mafia dalam lingkungan pergaulan dia. Ada rapper yang sampai mati beneran ditembak karena lagunya. Tapi kalau di Indonesia sih pada dasarnya cuma mencari perhatian aja.

Kenapa bisa sampai seperti itu?

Karena gini, hip hop pada dasarnya adalah unjuk gigi, unjuk ekspresi. Gue juga kalau bikin lagu harus tunjukin skill di mana. Cuma kalau Gue bikin lagu bukan dibesarkan di bagian omongan, atau membanggakan diri, tapi Gue coba buktikan lewat musikalitas, lewat lirik, lewat konten. Lewat flow cara ngerap. Jadinya semua tergantung selera masing-masing. Tapi memang hip hop pada dasarnya memang dinamik, dinamik soal pembuktian diri. Manusia najemin manusia. Konteksnya hip hop ada di situ. Jangan lihat sosok negatif, jangan baper tapi lihat sisi di mana kita sama-sama menajamkan satu sama lain.

Terkait perseteruan Lex dan Iwa K, Saykoji sempat bicara soal scene hip hop?

Jadi dalam hip hop wajar ada orang bikin karya dalam konteks untuk menunjukkan ‘Gue fresh, Gue asyik, lho, Gue punya skill, itu biasa. Dan itu bukan sekali dua kali terjadi, tapi udah umum banget. Misalnya statement Young Lex (soal Iwa K) anglenya dikatakan kurang rasa respect, kalau menurut Gue itu lebih ke angle sensasi. Itu kata-kata. Ada orang yang secara gamblang bikin lagu jelekin Gue, ngomongin Gue atau rapper lain, itu biasa. Kalau menurut Gue, statement ya cuma kata-kata. Lo harus perkuat dengan pembuktian, kualitas, ketahanan, durability dalam berkarya.

Pembuktian macam apa yang dimaksud?

Lagu biasanya lebih langsung bisa nusuk hati. Coba aja cari di YouTube, diss Saykoji pasti banyak keluar lagu-lagu yang diarahin ke gue. Diss rapper lain juga banyak, kaya sekarang banyak rapper lain yang bikin diss Young Lex, intinya mencela rapper lain. Itu udah lama terjadi. Cuma karena memang pandangan orang lagi rame soal Young Lex di Youtube, maka jadi bahasan semua orang. Terlebih statement dia membahas pionir kita sendiri, Iwa K. Gue lebih lihatnya lebih ke, di balik itu semua, ‘Hey scene hip hop kita rame lho.’

Kolaborasi tapi kemudian nge-diss, pergaulan antar rapper sendiri seperti apa? 

Kalau secara umum rapper kalau ketemu, kaya Gue ketemu temen Neo, Iwa K, saling sapa, support, cuma memang apa yang lagi terjadi sekarang, menurut Gue, angle yang lagi diambil Young Lex adalah hal yang bisa bikin rame. Hak dia juga. Cuma apapun yang kita bikin dalam hidup, semua datang dengan konsekuensi. Apa yang kita pilih, kita akan diproses oleh pilihan kita.

Pernah kolaborasi dengan Young Lex, kaget disindir?

Biasa aja, karena Gue pernah diomongin lebih parah, pernah disumpahin mati lewat lagu. Gue pernah dikata-katain lewat lagu, dihina lewat lagu. Dan memang benar, kata Young Lex, Gue ga pernah bikin lagu diss, karena gue ga nyela orang. Gue bikin lagu reply orang ngediss gue. Gue ga mau jelekin orang. Bahkan di semua lagu reply Gue, Gue bilang and Gue yakin orang yang ngediss harusnya lebih baik daripada ini. Perhatiin ‘Copy My Style’, yang Gue nyindir negara tetangga, ke rapper yang nyela Gue. Gue sayang ama yang jelekin karena mereka sangat peduli dengan kekurangan gue, lebih dari orang yang dukung Gue.

Marak Diss Young Lex di YouTube, apa pendapat Saykoji?

Menurut Gue itu targetnya dia. Sekarang misal ada Google Analytic, search Young Lex itu banyak banget. Walaupun ada tempelan kata ‘Diss’. Positif atau negatif, orang tetap cari video dia, view dia nambah, tetap ngalir. Jadinya semua yang Diss itu terkesan jadinya reaktif. Gue selalu bilang kalau ada yang ga sejalan, mending kreatif aja bikin yang lain, bikin antinya. Banyak orang yang numpang fenomena Young Lex, ada yang download video Gue diupload lagi dan ditambahin kata ‘Diss’. Nah yang upload lagi view hampir 1 juta. View Gue sendiri paling banyak 100 ribu. Kenapa? Karena ada kata ‘Diss’.

Apakah merasa dirugikan dengan hal ini?

Kalau Gue sih ga terlalu pusing, ga sedikit fans Young Lex yang marahin Gue. Tapi Gue ga ngejar fanbase. Tahu ga, sampai sekarang Gue ga bikin semacam Saykojiers. Karena Gue pengen orang yang support karya gue jadi dirinya sendiri. Ga perlu mengidentifikasi diri dengan nama Gue.

3 dari 3 halaman

Fenomena Rapper Instan

Banyak cara untuk mendapatkan perhatian. Namun Saykoji menegaskan bahwa setiap tindakan akan membawa akibat. (Fotografer: Nurwahyunan, Digital Imaging: Muhammad Iqbal Nurfajri/Bintang.com)

Teknologi telah mengubah banyak hal. Hal ini juga berlaku di dunia hip hop. Kecanggihan media sosial telah memberikan kesempatan bagi lebih banyak orang untuk menunjukkan karya. Lalu bagaimana pandangan Saykoji tentang hal ini?

Seiring berkembangnya teknologi, apa perbedaan rapper dulu dan sekarang?

Menurut Gue bedanya bukan di kualitas, tapi karakter dan attitude. Sekarang zaman globalisasi. Konten yang bisa kita serap di internet sekarang dibanding lima tahun lalu itu beda banget jumlahnya. Baik, buruk, positif, negatif, membangun, merusak ada semuanya. Namun yang membedakan di sini adalah dengan begitu banyaknya informasi dan teknologi yang bisa kita jangkau sekarang, akan memberikan satu loncatan instan bagi seseorang mengembangkan karakter mereka. Kita bisa dengan cepat jadi pusat perhatan kalau konten kita ‘bikin ramai’. Tapi itu skip process, nah kalau kita skip process, misalnya dengan mengucapkan statement yang bikin orang bisa ga suka, ya kita diproses dengan treatment kita itu. Kita akan diproses dengan pilihan kita itu.

Teknologi berdampak pada attitude, apa maksudnya?

Semakin instan, kita makin punya shortcut untuk tidak melewati beberapa proses. Bukan cuma dalam hal berkarya, tapi proses kita dalam memproses informasi lalu memberikan respon. Punya platform YouTube dan social media, kita bisa menaruh apa saja yang kita suka, dan banyak yang suka. Mungkin mereka memang pengen nyari yang seru dan ramai. Tapi sekali lagu durability ada waktu Lu udah nemuin passion dan value. Kalau emang valuenya jadi bad boy ya siapa yang bisa larang.

Apakah ini berarti kemunduran?

Mungkin ini cara barunya anak muda sekarang. Kalau kaya gitu bukan hanya salah yang berkarya. Kalian juga yang nyerap, nonton, subcribe, membiarkan, itu kan campur tangannya dua sisi. Ga cuma yang bikin tapi yang ikutin juga. Harusnya buat yang terganggu, buatlah karya agar bisa punya fanbase yang ngerti karakter yang menurut Lu bener. Jangan reaktif tapi kreatif.

Marak rapper dengan kata kasar, apa pendapat Saykoji?

Gue percaya orang Indonesia kreativitas tertingginya keluar waktu mereka mengekspresikan banyak hal, suka atau tidak suka, setuju atau tidak setuju, serta keinginan hatinya waktu mereka memilih menggunakan kata-kata yang smart. Kalau mau pakai kata kasar silakan aja, tapi semua ada konsekuensi. Menurut gue kemampuan tertinggi Elu adalah waktu menyampaikan ekspresi tanpa ngikutin arus. Tanpa sesuatu yang kelihatannya cepet bikin orang ‘Wih ngomong kayak gitu, gokil. Ada lagi ga ya?’

Bagaimana dengan fenomena Young Lex?

Gue sendiri tahu sebelum dia bikin statement dan dia kolaborasi sama orang, kontennya sebenarnya juga ga jelek-jelek amat. Gue tipe orang yang ga pengen sekedar mengambil posisi tanpa berusaha mengerti orang lain dulu. Jadi waktu denger Young Lex bikin komentar soal Gue ga bsa ngerap kaya gini. Gue ga masalah. Karena gue mau ngidupin diri Gue menurut pendapat orang lain. Yang paling tahu diri kita sendiri ya kita. Gue yakin Young Lex pun, walaupun banyak orang yang ngejelekin dia, yang tahu dia ya dia sendiri. Jadi enggak jadi patokan yang mempengaruhi mindset Gue. 

Mana yang lebih baik, rapper berprestasi atau viral?

Pertanyaan untuk apa dulu? Semua orang suka hal yang viral, tapi itu kaya one hit wonder, kalau ga terus berkarya bakal datang dan pergi. Tapi prestasi akan mengalahkan viral. Kualitas akan mengalakan kuantitas. Passionate jangan diukur dari uang, tapi dari kepuasan berkarya karena hidup cuma sementara, makanya waktu yang sebentar ini Gue pengen manfaatin agar karya Gue diingat, bukan dari ramai enggaknya. Jadi mungkin lebih ke prestasi sih.

Terlepas dari segala gonjang-ganjing yang sempat melanda hip hop, Saykoji mengakui bahwa ada beberapa hal positif yang bisa diambil dari perkembangan teknologi. Dia sendiri akan terus berkarya dengan caranya sendiri, karena apa yang dia lakukan adalah murni sebagai bentuk kecintaan pada dunia hip hop.