Fimela.com, Jakarta Nama-nama seperti AirAsia, Lion Air, Citilink dan Jetstar tentu sudah tak asing di telinga publik sebagai budget airlines atau low cost carrier (LCC). Soal menjamurnya maskapai yang menawarkan penerbangan murah, Menteri Pariwisata Arief Yahya menyebut keberadaannya membuat orang terbiasa naik pesawat.
"Karena penerbangan itu murah, maka orang jadi affordable, harga terjangkau oleh masyarakat, dan membuat orang terbiasa naik pesawat. Lihat saja di terminal 1 Soekarno Hatta Jakarta, penumpangnya banyak dan antre panjang," kata Arief, seperti diwartakan Liputan6.com. Ia juga menyebut maskapai LCC merupakan tandingan mereka yang menerapkan full service carrier.
Pada kesempatan itu pula Arief memaparkan, bisnis TTT (Tourism, Transportation, Telecomunication) memiliki DNA yang mirip. Sama-sama bergantung pada season (musim), sehingga ada peak dan low season. Juga, sama-sama bergantung jarak, sehingga ada zonasi. "Dan sama-sama sensitif dengan harga! Makin murah meriah, makin meledak traffic-nya," sambung Arief .
Hasil dari traffic bisnis transportasi udara, menurut Arief, akan sedikit-banyak mempengaruhi tourism di satu tempat. Namun jika penerbangan sudah menemukan 'formula' murah, lain halnya dengan bidang pariwisata. Masih banyak percobaan metode agar optimasi tak terlalu bergantung pada low dan peak season.
Namun bagaimanapun, kata Arief, keberadaan budget airline, seperti AirAsia, membantu bidang pariwisata untuk senantiasa berinovasi. Bahkan pada minggu lalu, pihak Kementerian Pariwisata, seperti diwartakan Liputan6.com, menerapkan strategi more for less guna mengimplementasi dari cara tak biasa untuk memperoleh hasil luar biasa.