Fimela.com, Jakarta Siapa tak kenal cabai, penyumbang rasa pedas terbanyak di masakan Indonesia? Buat penyuka masakan pedas, rasanya hambar kalau menyantap makanan kalau tak ada rasa pedasnya. Meski begitu, terkadang kalau cabai yang ada dalam makanan terlalu banyak kita bisa merasa kepedasan.
Seperti dilansir dari panganpedia, rasa pedas di mulut saat makan cabai diakibatkan oleh senyawa yang disebut Capcaisin. Capcaisin adalah senyawa tak berwarna dan tak berbau yang biasa terdapat pada cabai dan merica. Capcaisin akan menempel pada reseptor TRPV 1 yang ada pada mulut, dan mulut secara spontan akan mendeteksi sesuatu yang panas, yang hampir serupa dengan air panas.
Saat capcaisin berikatan dengan reseptor tersebut, maka neural akan mengirim sinyal menuju otak, memberitahu kalau kamu sedang makan sesuatu yang seharusnya tidak kamu makan atau dianggap terlalu banyak. Efeknya, mata dan hidung akan spontan berair disusul rasa pedas dan rasa haus.
Semakin banyak capcaisin dalam cabai, maka semakin banyak pula yang terikat dengan TRPV1. Cara menghilangkan rasa pedas, sebagian besar orang biasanya minum air putih terutama yang dingin dalam jumlah banyak. Tapi sebenarnya ada cara yang lebih tepat dan ampuh.
Sebagai senyawa kimia, capcaisin punya rantai hidrokarbon yang panjang, dimana ia termasuk ke dalam molekul non-polar. Artinya, ia lebih larut pada senyawa yang non-polar. Kalau orang yang kepedasan itu minum air – dimana air adalah senyawa polar – maka itu sama saja dengan mencampur air dengan minyak. Air justru akan menyebarkan capcaisin ke dalam mulut.
Solusinya adalah dengan minum susu.
Apa alasannya? Karena susu mengandung molekul non polar yang akan membuat capcaisin larut dan terbawa masuk ke kerongkongan. Yang menarik, bagi penyuka makanan pedas dan cabai, capcaisin yang sering masuk ke dalam mulut akan membuat mulut tak terlalu sensitif dengan senyawa itu. Semakin sering makan pedas, maka mulut akan semakin kebal dengan rasa pedas tersebut.