Eksklusif, Raline Shah Memilih Peran Seperti Memilih Jodoh

Puput Puji Lestari diperbarui 06 Des 2016, 07:56 WIB

Fimela.com, Jakarta Nama Raline Shah belum banyak tercatat di judul film, itu karena Raline sangat berhati-hati ketika memilih untuk ikut andil dalam setiap judul film yang dibintanginya. Terlebih kesibukan Raline juga membatasi waktunya untuk bergabung di banyak judul film. Tak heran jika Raline menganggap memilih peran sama seperti memilih jodoh.

***

Gadis kelahiran 4 Maret 1985 ini memulai debut aktingnya di film 5 CM pada tahun 2012. Hanya satu judul film yang dibintangi Raline setiap tahunnya. Yang terbaru, Raline membintangi film Surga yang Tak Dirindukan 2.

Ini merupakan sekuel film Surga yang Tak Dirindukan yang rilis tahun 2015. Film ini diangkat dari novel karya Asma Nadia. Novel terlaris tersebut memang mengedepankan kisah poligami yang masih tabu bagi sebagian masyarakat Indonesia.

Pada film ini Raline melakoni peran sebagai istri kedua. Meski sempat menolak bergabung, namun Raline berhasil 'menyatu' dengan sosok labil Meirose. Di film ini, Raline tampil bertransformasi dari tanpa hijab hingga berhijab.

Meirose jauh berbeda dibandingkan dengan film yang pertama. Karena itu Raline jadi lebih ceria menjalani syuting film yang disutradarai Hanung Bramantyo ini. Apalagi syutingnya tak cuma dilakukan di Jogjakarta, tapi juga di Budapest.

"Meirose yang saya perankan berubah drastis di sekuel ini. Dia tak lagi depresi, lebih independent, juga siap jadi ibu. Karenanya film Surga yang Tak Dirindukan 2 jadi lebih menyenangkan untuk saya," ujar Raline saat bertandang ke kantor Bintang.com, 23 November 2016.

Seperti apakah film Surga yang Tak Dirindukan 2? Apakah yang membuat Raline Shah bersedia kembali membintangi film ini? Simak obrolan Puput Puji Lestari, Febio Hernanto, Hasan Mukti Iskandar dengan Ralline Shah berikut ini.

2 dari 3 halaman

Kedua Kali Jadi yang Kedua

Raline Shah yang kembali memerankan Meirose di film Surga yang Tak Dirindukan 2. Sosok Meirose yang diperankan Raline pada sekuelnya memang mengalami banyak perubahan. Dari segi penampilan, ia sudah mantap untuk menutup auratnya dengan hijab.

kesan kembali main film Surga yang Tak Dirindukan 2?
Kesan main film Surga yang Tak Dirindukan 2 ini patinya seru, senang banget bisa main lagi dengan cast yang lama. Ketemu Fedi Nuril, Laudya Chyntia Bella, Sandrina lagi pastinya senang. Lebih senang lagi karena ada cast baru, ada Reza Rahadian yang jadi pacar aku.

Siapa yang nggak mau jadi pacarnya Reza coba? Apalagi syutingnya juga menyenangkan di Jogja dan Budapest. Insyaallah hasilnya akan bagus.

Apa yang membuat sekuel ini lebih menarik?
Jalan ceritaya nggak bisa ditebak. Untuk saya sendiri film Surga yang Tak Dirindukan 2 ini lebih intens, secara karakter Meirose lebih mudah dimainkan. Tapi situasinya yang instens. Dramanya lebih dalam.

Bagaimana perkembangan karakter Meirose yang Anda perankan?
Yang pertama kan dia mualaf, sekarang lebih independent. Sudah nyaman jadi ibu, sayang dan bertanggungjawab sama si Akbar. Meirose itu individu yang sangat positif, tapi dulu karena depresi jadi beda dengan sekarang.

Tema poligami selalu jadi perdebatan masyarakat, bagaimana dengan film ini?
Saya rasa Surga yang Tak Dirindukan 2 bukan bertema poligami, karena dari awal niatnya Pras menikahi Meirose bukan karena cinta. Situasi membuat mereka menjadi dekat. Pras menikahi saya karena ingin menyelamatkan Meyrose.

Kenapa kita harus fokus ke poligaminya? Sebenarnya Meirose bisa diselamatkan sama siapa saja. Tapi karena ini diselamatkan oleh pria yang sudah beristri jadi lebih romantis.

Perbedaan sutradara apakah berdampak besar?
Sebenarnya dari awal Mas Hanung sudah ada, jadi saya sudah nyaman saat syuting Surga yang Tak Dirindukan 2. Dengan Reza Rahadian pengalamannya banyak, untungnya kami sudah berteman sebelum syuting jadi langsung nyaman.

Kesulitan saat syuting?
Syuting paling sulit itu pas di Jogja, saat mengulang jadi Meirose. Jadi harus mengulang lagi nonton yang pertama. Kalau di Budapest sudah masuk ke karakter. Jadi lebih enak.

Budhapest itu kota indah, sejarahnya bagus. Bangunan Eropa juga bagus. Ada adegan romantis dengan Reza di sana, suasananya pas banget. Nonton di film Surga yang Tak Dirindukan 2 bonusnya pemandangan Budapest.

3 dari 3 halaman

Memilih Jodoh Film

Hanya satu judul film yang dibintangi Raline Shah setiap tahunnya. Menurut Raline, memilih peran seperti memilih jodoh. Perlu hati untuk menentukan apakah dia mau akting atau tidak. Jika memang berjodoh, Raline siap membintangi lebih dari satu judul setiap tahunnya.

Film menurut Raline?
Film adalah media yang merangkum semuanya, mulai dari musik, akting, sound, gambar, komposisi warna, editing, feeling, menulis. Film itu ekspresi dari sutradara dan medium baginya untuk menyampaikan apa yang ada dalam pikirannya.

Fungsi film adalah mengkomunikasikan pikiran sutradara, karena itu saya selalu memilih project film yang sutradaranya saya percaya. Sutradara yang bener harus tahu maunya apa, alasan bikin filmnya apa, jadi kalau kita akting nggak benar dia bisa langsung kasih tahu maunya bagaimana dan tujuannya apa.

Jadi secara spesifik bisa bilang "Saya ingin kamu melakukan ini, jadi nanti hasilnya begini, karena saya ingin menyapaikan ini lho,". Jadi sebagai aktor kita tahu maunya bagaimana.

Film sangat penting, sama pentingnya dengan seni yang lain. Tapi film itu komplit, semuanya harus singkron dan nyambung. Karena ada satu saja nggak balance bisa disalah artikan.


Sejak kapan Anda suka film?
Sebenanya saya suka film, musik, art semuanya. Kalau akting awalnya sebenarnya nyoba-nyoba saja. karena dari SMP-SMA saya main terater. yang pertama film 5 CM itu saya ikut casting, karena saya suka naik gunung. Jadi saya ingin meihat kemampuan saya sendiri. Harus terus dilatih sih aktingnya.

Masih terus latihan akting?
Sampai sekarang saya masih ikut latihan akting teater di Jogja di teater garasi. Mungkin nanti saya berhenti akting, tapi bukan berrti meninggalkan film. Sebagai artis menurut saya harus bisa kuasai berbagai bidang. Mungkin nanti saya jadi sutradara, penulis skenario, nggak tahu juga.

Kenapa cuma main satu film per tahun?
Sebenarnya kalau jadwal saya memungkinkan dan saya suka dengan sutradara dan skenarionya saya mau lebih dari satu film setahun. Tapi ini karena jadwal saya juga susah, karena itu bukan cuma satu-satunya pekerjaan saya. Aktor itu benar-benar saya dalami dan suka tapi saya rasa ingin melakukan sesuatu sayang saya suka. Bukan cuma mengejar asal jadwal nggak kosong.

Sebenarnya satu film setahun itu juga nggak cukup. Tapi ya itu jodohnya cuma setahun sekali. Karena menurut saya main film itu seperti mencari jodoh. Kalau saya ketemu sutradara yang serius, pesan positif, dan saya harus main disitu saya akan cari cara untuk main disitu.


Film yang Anda bintangi sering dapat penonton banyak juga penghargaan. Apakah Anda puas?
Saya nggak merasa apa-apa. Penonton banyak, alhamdulillah tahun dapat film lagi. Dapat penghragaan itu juga wow. Tapi dua-duanya nggak bikin saya puas. Cuma memotivasi saya untuk berkarya.

Jadi aktor itu bukan sesuatu yang nggak akan saya lakukan sampai kapan-kapan. Itu memang hobi saya, saya akan terlibat di film tapi nggak harus akting. Kalau saya akting harus ada kemauan saya disitu.

Impian beradu akting dengan siapa?
Saya sebenanrya jarang mengidoalakan orang, kalau bisa main dengan yang senior saya ingin main dengan Christine Hakim, Mariam Bellina, Slamet Rahardjo, Tio Pakusadewo. Mereka senior yang sampai sekarang masih berkarya. Orang-orang yang saya respect di perfilman.

Berbincang dengan Raline Shah tak terasa waktu berlalu. Ketika kepuasa hati menjadi ukuran utama, maka kepuasan materi mengikuti karir Raline. Meskipun jarang bermain film, namun Raline berhasil memposisikan diri sebagai pemain film berkualitas.