Fimela.com, Jakarta Seperti Raden Ajeng Katini, Raden Dewi Ssartika juga dikenal sebagai pejuang yang berkonsentrasi pada kemajuan kaum Hawa. Perempuan yang lahir di Bandung pada 4 Desember 1884 ini berjuang demi pendidikan. Pikirannya terbuka nampaknya berasal dari lingkungan dan pengajar pada saat dia disekolahkan orangtuanya dulu di sebuah sekolah Belanda.
Melihat ketidakadilan dan tidak meratanya pendidikan, Dewi lantas bertekad untuk memperjuangkan hak kaum Hawa untuk mendapat pendidikan yang layak. Pada 4 Desember kemarin, merupakan ulang tahun Dewi. Jangan hanya dikenang jasanya. Kamu juga harus mencontoh apa yang dilakukannya agar menjadi perempuan yang tangguh.
1. Sudah bukan zamannya lagi perempuan susah untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Karena itu, kamu harus menghargainya dengan tak henti-hentinya belajar. Kamu mungkin butuh bekerja untuk membiayai hidupmu atau bahkan keluarga.Tapi pendidikan juga sangat penting. Karena itu, jangan malas untuk menyelesaikan sekolah dan kuliahnya.
2. Dewi Sartika merupakan perempuan yang sangat cerdas dengan pikiran terbuka. Perempuan mungkin memang sangat peduli dengan penampilan. Tapi kecantikan enggak cuma dilihat dari luar, tapi juga dari dalam. Percuma saja kalau kamu cantik tapi tak berpengetahuan luas.
3. Kalau sudah punya niat untuk membantu sesama, maka lakukanlah. Karena menerima bantuan bukan berarti lemah. Dan memberi bantuan bukan berarti punya kekuatan super. Dewi tahu, perempuan harus dibantu untuk mencapai mimpi masing-masing. Jadi, jangan sungkan untuk membantu dan menerima bantuan dari orang lain.
4. Berpikir kritis. Kamu mungkin lebih muda dari pacar, atau temanmu. Tapi kamu tahu kapan harus menolak ajakan mereka, kapan kamu harus setuju demi kepentingan bersama. Perempuan tangguh bukan mereka yang manut-manut saja. Mereka tahu mana yang benar dan salah. Dan berani untuk mengungkapkan pendapat.
5. Ada begitu banyak pemikiran yang tidak selaras dengan pikiranmu. Ada banyak ide yang jomplang dengan buah pikirmu. Mempertahankan pikiran dan ide yang kamu anggap benar memang sebuah keharusan. Tapi bukan berarti kamu harus melawan dengan kekerasan. Jadilah seperi Dewi Sartika yang tetap anggun, namun pemberani. Tetap berlaku sopan, namun tidak takut untuk memperjuangkan hak dan melawan ketidakadilan.