Negara Ini Punya Cukup Banyak Pasangan yang Hobi Putus-Nyambung!

fitriandiani diperbarui 02 Des 2016, 21:28 WIB

Fimela.com, Jakarta Sama seperti pacaran yang belum tentu benar cinta, putus pun tak selalu karena benar-benar tak cinta. Banyak pasangan yang memilih putus hanya karena emosi sesaat, atau sekadar menghindari permasalahan yang sedang diributkan. Ujungnya? Penyesalan datang tak lama setelah kata perpisahan diucapkan. Rindu segera menggerayangi. Baru berpisah beberapa hari, sudah kembali mencari-cari alasan untuk bertemu, bahkan mengatur 'strategi' untuk kembali.

Hubungan tersebut pada akhirnya akan menjadi 'penyakit' karena akan semakin membuat pasangan saling menyepelekan dengan berpikir, "kalau ada masalah, nggak apa-apa putus biar nggak ribet berantem. Nanti juga balikan lagi", lalu permasalahan tak pernah selesai, hanya disembunyikan dan menjadi bom waktu.

Kalau cinta, kenapa harus putus-nyambung?

Urusan putus nyambung, independent.co.uk dalam artikelnya menyebutkan, memang ada penelitian yang bilang bahwa 'putus' tidak selalu benar-benar berarti berakhir. Sebuah penelitian terbaru menunjukkan bahwa 54% dari pasangan yang putus 5 tahun belakangan ini akhirnya balikan.

Hal tersebut menunjukkan adanya penolakan terhadap komitmen. Banyak orang yang ingin membuka diri, demi kemungkinan adanya orang lain yang lebih baik di luar sana. Tapi kemudian dia merindukan mantannya, lalu kemudian putus-nyambung itu pun terjadi.

Dan tahukah kamu negara mana yang dikatakan 54% dari pasangan yang putus dalam kurun waktu 5 tahun terakhir itu berujung balikan sama mantan? Inggris! Hmm, orang-orang Inggris suka putus-nyambung, ya, ternyata.