Fakta Menarik Kapten Timnas Indonesia, Boaz Solossa

Henry Hens diperbarui 30 Nov 2016, 15:03 WIB

Fimela.com, Jakarta Tim nasional (timnas) Indonesia akan melawan Vietnam di semifinal Piala AFF 2016. Pertandingan akan digelar di Indonesia dan Vietnam. Di Indonesia, pertandingan akan diadakan di Stadion Pakansari, Cibinong, Bogor, Jawa Barat pada 3 Desember mendatang. Tentunya kita semua berharap timnas Indonesia bisa meraih kemenangan dan maju ke final dan menjadi juara.

Salah satu pemain yang diharapkan bisa memberi kontribusi maksimal adalah Boaz Solossa. Sebagai salah seoramg pemain senior di timnas, Boaz ditunjuk sebagai kapten tim oleh pelatih Alfred Riedl. Boaz memang pantas jadi kapten sekaligus andalan timnas. Pemain berusia 30 tahun ini sudah memperkuat timnas sejak Piala AFF 2004.

Saat itu Boaz Solossa digadang-gadang bakal jadi pemain depan top negeri ini melebihi seniornya seperti Bambang Pamungkas, Kurniawan Dwi Yulianto, ataupun Budi Sudarsono. Boaz sendiri termasuk tipikal pemimpin yang jarang bersuara.

Ia menjadi panutan bagi rekan-rekan setimnya lewat prestasi di lapangan. Berikut ini ada sejumlah fakta unik dan menarik Boaz Solossa, yang dilansir dari bola.com.

Boaz Solossa lahir dari keluarga dengan kultur sepak bola kuat

Ayahnya, Christopher Solossa, juga seorang pesepak bola. Ia sempat memperkuat klub amatir asal Sorong, Papua, Garuda Sorong pada era 1970-an. Sang papa juga berposisi sama dengan Boaz yaitu sebagai striker/pemain depan.

Pasangan Christopher Solossa dan Merry Solossa memiliki enam anak, empat di antaranya menjadi pemain bola

Selain Boaz, ada Joice yang sempat jadi kapten Tim Papua di PON 1996. Tapi kemudian ia memutuskan gantung sepatu dan memilih fokus untuk bekerja. Lalu ada abang Boaz, Ortizan yang pernah jadi salah satu bek sayap kiri top Indonesia. Ortizan sempat membela timnas Indonesia pada Piala AFF 2004 bersama Boaz.

Sementara Nehemiah, anak keempat Christoper dan Merry seorang striker. Ia pernah jadi pemain Persegi Gianyar dan Persikad Depok. Kariernya tidak berkembang karena masalah disiplin. Keluarga besar Boaz mendirikan sebuah SSB di Sorong bernama Putra Yohan. Saat masih anak-anak Boaz sering berlatih di sana.

Keluarga besar Solossa dikenal terpelajar

Banyak di antara keluarga Boaz jadi pejabat di Tanah Papua. Paman Boaz, almarhum Jaap Solossa merupakan Gubernur Papua periode 2000-2005. Di tengah kesibukannya bermain Boaz menjalani kuliah di jurusan Ekonomi Universitas Cendrawasih, Jayapura. Pada tahun 2013 Boaz resmi jadi sarjana, bersama Ortizan. Boaz kini tercatat sebagai pegawai negeri sipil di Kantor Otonomi Daerah Provinsi Papua.

Sejak awal berkarier di Persipura, Boaz menggunakan nomor punggung unik 86

Nomor itu diambil dari tahun lahir sang pemain, ia lahir di Sorong pada 16 Maret 1986. Boaz menggunakan nomor punggung 7 di timnas Indonesia sejak menjalani debut di Piala AFF 2004. Alasannya, Boaz saat itu mengidolakan David Beckham, pesepak bola top asal Inggris. Sekarang ia mengidolai Cristiano Ronaldo, yang kebetulan menggunakan nomor punggung yang sama.

Boaz termasuk pemain Indonesia yang punya bakat luar biasa.

Peter Withe, pelatih Timnas Indonesia di Piala AFF 2004, menilai Boaz Solossa punya talenta bagus dan layak bermain di Eropa. Ia sempat ditawari untuk menjalani tes di salah satu klub Divisi II Inggris. Tapi karena usianya masih amat muda Boaz menolak. Boaz saat itu dikenal amat manja dengan ibundanya, dan tak bisa berpisah jauh-jauh dengan mamanya.

Boaz Solossa termasuk pria yang setia pada pasangan

Boaz tercatat hanya sekali pacaran, yaitu dengan Adelina yang kini menjadi istrinya. Mereka sudah berpacaran sejak SMA dan sekarang sudah punya tiga orang anak. Kapten timnas Indonesia ini juga jarang terkena gosip maupun kabar miring.