Fimela.com, Jakarta Kebakaran hutan yang melanda bukit Yerusalem, Israel, minggu lalu membuat pemerintah setempat bekerja keras untuk memadamkannya. Perdana Menteri Benjamin Netanyahu bahkan menyatakan pihaknya meminta bantuan dari beberapa negara asing.
Lembaga lingkungan hidup Jewish National Fund (JNF), diwakili direkturnya Hanoch Tzoref mengatakan, peristiwa ini jelas berhubungan dengan perubahan iklim. "Di bulan November dan Desember menjadi sangat kering dengan angin kencang. Kekeringan yang berkelanjutan dan angin kencang tidak hanya mengeringkan cucian, tapi juga vegetasi dan mengubahnya menjadi material yang mudah terbakar", ujarnya.
Data dari dinas pemadam kebakaran setempat memang menunjukkan tidak adanya peningkatan angka kebakaran hutan dalam beberapa tahun terakhir, bahkan dua tahun terakhir ada penurunan. Namun perubahan iklim membuat kebakaran justru terjadi di musim yang tidak terprediksi seperti musim gugur ini, dan efeknya lebih membahayakan.
Yohay Carmel, profesor dari Institut Teknologi Israel sepakat bahwa perubahan iklim adalah penyebab kebakaran hebat yang mengharuskan 80.000 warganya dievakuasi.
Bukan hanya sekali, pada 2014 lalu dan di bulan Mei 2016 ini, kebakaran pun sempat melanda bukit Yerusalem. Sejumlah ilmuwan bahkan telah memprediksi bahwa kebakaran serupa akan terus terjadi dan memburuk beberapa tahun ke depan. Dalam beritanya, telegraph.co.uk menyebutkan, kebakaran hutan yang terjadi minggu lalu merupakan kebakaran terbesar yang tercatat dalam sejarah Israel.