Fimela.com, Jakarta Setiap akhir pekan selama 13 tahun belakangan, Chen Si mengendarai sepeda motor sejauh 20 kilometer dari rumah menuju tempat di mana kasus bunuh diri kerap terjadi di Tiongkok dalam terik maupun hujan. Sebagaimana diwartakan Daily Mail, lelaki berusia 48 tahun itu membuat kunjungan mingguan demi mencegah siapapun yang hendak bunuh dengan melompat dari jembatan Sungai Nanjing Yangtze.
"Dengan menyelamatkan orang depresi, aku merasa aku menyelamatkan diriku yang dulu," ungkap Chen yang mengaku jadi perantau di Nanjing dan pernah frustrasi. Berdasarkan laporan Daily Mail, sejak 2003 Chen telah menyelamatkan setidaknya 321 jiwa, di mana kebanyakan merupakan perantau frutrasi yang tak punya masa depan di kota dan terlalu malu untuk pulang.
Chen menyelamatkan dengan cara berbicara, memegang, hingga memeluk orang asing sampai mereka akhirnya melupakan upaya memilih 'jalan pintas'. "Aku dulunya adalah salah satu dari mereka," sambung Chen. Sempat mengalami masa-masa sulit, Chen punya keinginan untuk membantu orang lain menemukan harapan selepas berhasil keluar dari kesukaran yang melanda.
"Pada beberapa keadaan, kamu akan temukan hidup jauh dari rumah sangat sulit. Yang dibutuhkan adalah sedikit suntikan semangat dari orang lain," tuturnya. Chen melakukan patroli di jembatan setiap Sabtu dan Minggu dari pukul 8 pagi hingga 5 sore. Ia pun mendapat dukungan dari dua universitas yang murid psikolognya membuka sesi konseling bagi mereka yang membutuhkan.
Kepada Daily Mail, Chen menceritakan hari pertamanya sebagai sukarelawan di jembatan. "Itu 19 September 2003. Aku berkendara melewati jembatan, lalu aku memberi tahu istriku kalau aku akan turun dan melihat apa ada seseorang yang membutuhkan bantuan," kata Chen. Ia tetap berada di jembatan dan berhasil menyelamatkan satu lelaki yang hendak bunuh diri di sore hari.