Duka dan Sukacita Meninggalnya Fidel Castro

Asnida Riani diperbarui 28 Nov 2016, 08:28 WIB

Fimela.com, Jakarta Mantan presiden Kuba, Fidel Castro, meninggal pada Jumat (25/11) yang publikasinya dilakukan saudara lelaki Fidel, Raul Castro, pada Sabtu (26/11). "Aku katakan pada warga Kuba dengan duka yang mendalam kalau pemimpin revolusi masyarakat Kuba, Fidel Castro Ruz, telah berpulang," kata Raul, seperti dimuat Guardian.

Sebagai bentuk penghargaan, televisi dan radio di Kuba akan menyiarkan ragam gerakan bersejarah nan patriorik yang pernah dilakukan Fidel Castro selama masa duka, yakni sembilan hari dimulai Sabtu (26/11) lalu. Dengan peran yang begitu besar, tak heran kalau banyak pihak menyatakan dukacita atas meninggalnya Fidel.

"Warga Kuba merasa sangat sedih karena kami kehilangan pemimpin. Kami mendoakan, di manapun ia berada, selalu diberkati dan kami, warga Kuba, mencintainya," ucap perempuan muda Kuba kepada CNN. Masih berselimut duka, universitas di mana Fidel sempat mengenyam ilmu hukum pun memperlihatkan banyak orang yang menaruh bunga dan foto.

Sementara itu, seperti diwartakan CNN, di Biran, kota dekat Kuba di mana Fidel lahir, orang-orang terlihat membanjiri rumah saudara tiri sang tokoh revolusi, Marton Casto. "Mereka mengetuk, memanggil dan menanyakan apakah itu benar (Fidel Castro meninggal)," ujar keponakan Fidel Castro, Angel Daniel Castro, kepada CNN.

Atmosfer yang sama sekali berbeda terlihat di Florida. Dalam sebuah pawai terlihat banyak orang menyerukan kegembiraan atas meninggalnya Fidel Castro. "Ini adalah waktu yang telah ditunggu selama 55 tahun. Lelaki yang telah banyak menyebabkan penderitaan, akhirnya meninggal," ucap salah satunya kepada CNN.