Editor Says: Nikmatin Saja!

Musa Ade diperbarui 28 Nov 2016, 12:28 WIB

Fimela.com, Jakarta Judul untuk editor says kali ini cukup simpel, sama seperti cara menghadapi sebuah permasalaan kehidupan yang sebenarnya simpel. Beberapa waktu lalu, saya memutuskan untuk mengambil cuti dan pulang ke kampung halaman di Malang.

Saya pulang ke Malang menggunakan kereta api. Sebenarnya sih lebih enak naik pesawat, namun entah mengapa saya lebih nyaman naik kereta api. Mungkin perjalanan kali ini adalah liburan dan bukan perjalanan yang berhubungan dengan pekerjaan.

Tapi dalam hati, perjalanan selama 12 jam ini rasanya akan membosankan. Karena hanya duduk, melihat-lihat orang sekitar, dan tidur. Namun ternyata, perjalanan kali ini sungguh menyenangkan.

Karena orang yang duduk di sekitar saya ternyata orang suka ngobrol dan berbagai cerita. Alhasil perjalanan 12 jam pun tak berasa lama. Setelah hampir 1 minggu di Malang, saya pun memutuskan balik ke Jakarta.

Dalam hati, enak nih kalau semisal dapat teman sebangku yang seperti kemarin. Namun apa yang saya harapkan ternyata tidak terwujud. Ya, saya sebangku dengan orang-orang yang benar-benar diam. Ketika saya membuka sebuah percakapan, mereka pun hanya menjawab seadanya saja.

Perjalanan ke Jakarta ini semakin membosankan dengan jadwal kedatangan kereta yang terlambat. Dari sini berpikir, perjalanan ini seperti hidup. Terkadang hidup memberikan kejutan-kejutan yang menarik. Entah itu kejutan yang menyenangkan atau menyedihkan.

Ya kalau kejutan yang menyenangkan, pasti semua orang tak bakal mengeluh. Kalau kejutannya menyedihkan? Kebanyakan orang pasti akan mengeluh. Sebenarnya sih, nikmatin saja mau kejutan itu menyenangkan atau menyedihkan. Mengeluh pun malah membuat kita semakin terpuruk.

Menikmati Proses

Jika berbicara soal kehidupan, pasti kita tidak jauh dengan namanya proses. Sama seperti sebuah pabrik yang ingin membuat suatu produk. Sebelum mendapatkan sebuah produk, pabrik akan melakukan sebuah proses.

Untuk mendapatkan sebuah produk yang berkualitas, sebuah bahan dasar akan mengalami proses yang panjang. Beberapa waktu lalu, saya membaca sebuah caption foto yang ada di akun Instagram milik Daniel Mananta.

Sepotong besi seharga $2.50, kalau ditempa menjadi tapal kuda harganya akan menjadi $50. Jika ditempa menjadi lonceng, harganya naik menjadi $175. Kalau ditempa dan dibentuk menjadi pedang, harganya akan berlipat-ganda menjadi $1.600, Kalau dibentuk menjadi arloji Rolex, harganya akan naik menjadi $125.000.

Lebih banyak ditempa, dipukulm dibakar maka nilainya akan semakin tinggi. Demikian juga dengan kita menjalani kehidupan, secara tidak langsung kita mengalami banyak tempaan dan ujian.

Sebenarnya tak perlu mengeluh dalam menghadapi masalah dalam hidup. Harusnya kita menikmati saja prosesnya. Karena sebuah proses tidak akan pernah mengkhianati hasil.

Jika Anda gagal? coba lagi? Jika Anda jatuh? Bangkit dan berjalan lagi. Jangan pernah menyerah, nikmatin saja prosesnya.

What's On Fimela