Fimela.com, Jakarta Sejumlah elemen telah menyebarkan pers rilis bahwa mereka akan menggelar demo 2 Desember di Jakarta. Kegiatan demo yang disebut sebagai Bela Islam Ketiga itu akan dilakukan dalam bentuk gelar sajadah, Salat Jumat di Jalan MH Thamrin, Jalan Jenderal Sudirman, dan Bundaran HI.
Terkait adanya informasi tersebut Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian mengingatkan bahwa ada beberapa hal yang tidak boleh dilupakan oleh para demonstran, yakni mengganggu kepentingan umum dengan menggelar aksi di jalan protokol.
Memang tak ada larangan untuk menyampaikan pendapat, tapi yang perlu diingat adalah kebebasan menyampaikan pendapat di muka umum tidak boleh mengganggu hak asasi orang lain, termasuk menggunakan jalan. Karenanya, Tito akan berbicara dan berkoordinasi dengan sejumlah tokoh agama di Jakarta.
Muara pembicaraan itu diharapkan pada larangan para tokoh agar umatnya tak ikut aksi turun ke jalan 2 Desember nanti. Apalagi kasus Ahok sudah berjalan dan yang bersangkutan sudah dijadikan sebagai tersangka. Sementara itu, pimpinan Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab menegaskam bahwa demo 2 Desember seperti halnya demo 4 November akan berlangsung super damai dan tetap menuntut Ahok untuk dipenjara.
Meskipun begitu, banyak pihak mempertanyakan tujuan sebenarnya aksi demonstrasi 2 Desember mendatang. Beberapa pihak bahkan menyatakan alasan aksi tersebut tak perlu dilakukan lagi. Berikut ini lima fakta mengenai rencana demo 2 Desember 2016 yang menurut sejumlah pihak tak perlu dilakukan lagi, yang dilansir dari sejumlah sumber.