Fimela.com, Jakarta Hari ini adalah hari spesial untuk para guru di Indonesia, karena setiap tanggal 25 November masyarakat Indonesia memperingati Hari Guru. Menjadi seorang guru bukanlah pekerjaan mudah, sama seperti orangtua, mereka tanpa pamrih mendidik anak-anak muridnya untuk menjadi seseorang yang pintar dan juga berguna bagi orang lain serta negaranya.
Banyak cerita para guru yang pasti sudah sering kamu dengar, mulai dari pengorbanan para guru di pedalaman yang harus menempuh perjalanan jauh untuk sampai ke sekolah hingga para guru yang dipolisikan lantaran diduga telah melakukan kekerasan terhadap muridnya. Dan berikut ini adalah kisah beberapa guru yang sempat menghebohkan.
1. Cerita pak guru Muhammad Samhudi yang dilaporkan polisi lantaran mencubit anak muridnya. Awal Juli 2016 masyarakat Indonesia dikejutkan dengan berita mengenai guru yang mengajar olahraga di SMP raden Rahmat Balongbendo, Sidoarjo, Jawa Timur tersebut. Arif, anak murid yang diajar oleh Samhudi mengadu kepada ayahnya kalau ia dicubit. Ayah Arif yang tidak terima pun melaporkan Samhudi sehingga ia diadili di Pengadilan Negeri Sidoarjo.
2. Rizma Uldiandari, guru SD cantik asal Tegal. Berkat kecantikannya foto-foto Rizma viral di dunia maya. Banyak yang memuji, Rizma yang masih sangat muda, yakni berusia 26 tahun mau mengabdikan dirinya sebagai seorang guru. Kepada Bintang.com, Rizma mengaku bahwa sejak kecil ia memang bercita-cita menjadi seorang guru. Kesederhanaan Rizma membuat dirinya menjadi salah satu guru yang paling dikagumi saat ini.
3. Pak Untung, guru tanpa tangan dari Madura. Hampir 24 tahun lebih ia mengajar sebagai guru honorer di Madrasah Ibdidaiyah (MI) Miftahul Ulum di Sumenep, Madura, Jawa Timur. Meskipun tanpa tangan ia masih bisa menulis di papan tulis dengan kakinya, bahkan jemari kakinya lihai menulis huruf Arab. Tak hanya itu, dengan kakinya dia juga terbiasa menggunakan laptop.
4. Kisah pilu Hevny Yanita Sarifudin, guru asal Palembang. Curhatan Hevny di Facebook menjadi viral. Dalam Facebooknya ia bercerita bagaimana perjuangannya menuju tempat ia mengajar. Ia harus melewati jalanan yang penuh lumpur, sehingga tidaklah heran kalau bajunyayang rapih di tengah jalan harus kotor lantaran terkena lumpur. Meskipun harus melalui jalan yang penuh lumpur, namun hingga hari ini Hevny dan teman-temannya tetap setia menjalankan profesinya sebagai guru.