Kisah Haru dari Bocah yang Tak Bisa Tertawa

Asnida Riani diperbarui 23 Nov 2016, 18:14 WIB

Fimela.com, Jakarta Lindsey Shaw dan Paul Matthews tak pernah mendengar putri mereka tertawa. Emily (2) mengidap aicardi syndrome, kelainan otak yang terjadi 1:4.000 di dunia. "Aku memiliki masa kehamilan yang normal dan tak tahu kalau ada sesuatu yang salah. Aku bahkan melakukan banyak scan karena pernah kehilangan bayi beberapa tahun sebelumnya," ucap Lindsey kepada Mirror.

Berdasarkan keterangan sang ibu, dua minggu pertama setelah Emily lahir, Lindsey tak merasakan ada hal yang aneh. Namun setelahnya, plot dengan rentetan kabar buruk terus berdatangan. "Ketika Emily berusia dua minggu, ia tersedak dan semua tubuhnya terlihat membiru," sambungnya.

Awalnya, Lindsey kira itu merupakan reaksi biasa. Namun kejadian serupa berulang selama lima hari ke depan. "Ia tak makan dengan baik dan area di sekitar mulutnya mulai berubah warna menjadi biru," ucap Lindsey. Setelah beberapa CT dan MRI scan, Emily ketahuan kehilangan corpus callosum, pita lebar jaringan syaraf sebagai penghubung dua otak.

Berdasarkan laporan Mirror, baik Lindsey dan Paul telah diberi tahu semasa kehamilan kalau otak Emily berhenti berkembang. "Ia tak bisa berjalan, duduk dan tubuhnya sama sekali tak memiliki kekuatan," tuturnya. Malangnya, kata Emily, ia pun tak bisa bicara. "Kami tak pernah mendengar tawanya," kata Lindsey.

Namun demikian, pasangan yang keduanya berusia 29 tahun itu mengaku bersyukur atas kehadiran anak perempuan mereka. "Meski kami tak bisa pergi seperti keluarga normal dan tak bisa sering berkunjung, tapi aku tahu Emily sangat senang. Jadi kami berusaha sebaik mungkin untuk tetap saling menjaga," katanya.

What's On Fimela