Pemakaman Sutan Bhatoegana Diiringi Petir dan Hujan

Henry Hens diperbarui 21 Nov 2016, 18:32 WIB

Fimela.com, Jakarta Politikus Sutan Bhatoegana meninggal dunia pada 19 November kemarin di Rumah Sakit BMC (Bogor Medical Center). Politisi Partai Demokrat tersebut menghembuskan nafas terakhir pada pukul 08.00 WIB. Ia pergi meninggalkan tiga orang anak, empat orang cucu dan satu orang istri.

Saat masih menjalani masa hukuman atas kasus korupsi SKK Migas di Lapas Sukamiskin Bandung, Sutan Bhatoegana dikabarkan mengalami sakit keras sehingga ia harus dilarikan ke RS Hermina Kota Bandung pada Oktober 2016 lalu. Meninggalnya Sutan Bhatoegana menjadi duka bagi banyak orang, khususnya keluarga, kerabat, dan para sahabatnya.

Seperti dilaporkan jurnalis Bintang.com, Dadan Permana, di lokasi rumah duka karangan bunga duka cita banyak yang berdatangan. Salah satunya datang dari Yasonna Laoly, Menteri Hukum dan HAM RI. Hal ini menunjukkan aparat negara memiliki simpati pada mendiang Sutan Bhatoegana meski semasa hidup mendiang berstatus terpidana. Mantan Presiden SBY juga ikut melayat ke rumah duka.

Usai disalatkan di Masjid Al-Amanah ba'da Ashar, jenazah mantan anggota ini diberangkatkan dari kediamannya di Perumahan Villa Duta JL. Sipatahunan no. 26, Bogor, ke makam Giri Tama, Konjong, Parung, Bogor untuk dimakamkan. Jenazah tiba di komplek pemakaman sekitar pukul 16.00 WIB.

Hujan deras, petir dan angin kencang iringi proses pemakaman. Cuaca buruk sepertinya jadi pertimbangan sejumlah pelayat untuk tidak datang ke tempat pemakaman termasuk para petinggi Partai Demokrat. Saat jenazah dikebumikan, tenda besar di pusara Sutan Bhatoegana roboh diterjang angin.Sebagian orang pun berlarian mencari tempat berlindung.

Walaupun tenda roboh dan hujan deras masih berlangsung, pemakaman Sutan Bhatoegana tetap dilanjutkan. Sutan Bhatoegana Siregar yang dilahirkan di Pematangsiantar, Sumatera Utara, meninggal dunia akibat penyakit kanker hati yang dideritanya.