Suasana Pemakaman Sutan Bhatoegana, Diwarnai Hujan Deras, Angin Kencang dan Petir

Sutikno diperbarui 21 Nov 2016, 18:35 WIB
Iring-iringan keluarga dan pelayat yang mengantarkan almarhum mantan Ketua Komisi VII DPR RI tiba di pemakaman sekitar pukul 16.00 WIB. Meski hujan deras, tak menyurutkan para pelayat memberikan penghormatan terakhir. (Bambang E. Ros/Bintang.com)
Rombongan yang mengantarkan almarhum disambut hujan deras, angin kencang dibarengi dengan kilat petir yang tak henti-henti. Angin kencang itu hingga merobohkan tenda besar di atas pusara Sutan Bhatoegana. (Bambang E. Ros/Bintang.com)
Robohnya tenda diterjang angin itu membuat sebagian orang berlarian untuk mencari tempat berteduh. Meski demikian, pemakaman lelaki dengan jargon ngeri-ngeri sedap itu tetap dilanjutkan. (Bambang E. Ros/Bintang.com)
Tenda ambruk dan kursi berserakan tak kuat menahan kencangnya angin. Proses pemakaman mantan Ketua Departemen Perekonomian DPP Partai Demokrat itu tetap dilanjutkan dan berlangsung khidmat. (Bambang E. Ros/Bintang.com)
Tangis dari keluarga kembali pecah ketika almarhum hendak dimasukkan ke liang lahat. Isak tangis dari keluarga terus terdengar. Begitu juga lantunan doa turut mengiringi hingga jenasah tertutup tanah merah. (Bambang E. Ros/Bintang.com)
Sutan Bhatoegana meninggal dunia pada Sabtu (19/11) pukul 08.00 WIB dalam usia 64 tahun. Almarhum meninggal setelah menjalani perawatan di RS BMC, Kota Bogor sejak 2 November akibat kanker hati. (Bambang E. Ros/Bintang.com)
Derasnya hujan, dan banyaknya genangan air di area pemakaman Sutan Bhatoegana membuat beberapa tempat licin. Terlihat salah seorang pelayat terjatuh. (Bambang E. Ros/Bintang.com)