Cerita Cinta, Uut Permatasari - Tri Goffarudin Pulungan

Komarudin diperbarui 19 Nov 2016, 12:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Perjalanan cinta Uut Permatasari dengan Tri Goffarudin Pulungan bermula saat ia mengisi acara di Polda Banten pada 2013 lalu. Di sanalah ia pertama kali bertemu dengan Tri dan ia meminta nomor telepon Uut.

Setelah acara selesai, lelaki yang berprofesi sebagai polisi itu kemudian mengirim pesan singkat. Isinya, mengucapkan terima kasih kepada Uut karena acara tersebut berlangsung lancar. Setelah cukup lama, perempuan bernama asli Utami Suryaningsih itu kembali mengisi acara di daerah Banten.

Tri dapat tugas mengawal Uut. Setelah itu, mereka menjalin komunikasi dan memperkenalkan diri secara mendalam. Uut masih ingat pertama kali apa yang ia tanyakan kepadanya.

"Apakah Mas Tri sudah punya keluarga?" tanya perempuan kelahiran Sidoarjo, 7 April 1982 itu melalui jawaban tertulis kepada kepada Bintang.com, baru-baru ini.

"Saya punya keluarga kebetulan tinggal di Jakarta," jawab Tri. "Istri di mana?" tanya penyanyi lagu 'Putri Panggung' menjadi maskot acara Laris Manis di SCTV itu penasaran.

"Saya belum menikah, Mbak!" jawab Tri.

Tri lalu menjelaskan jika dirinya punya dua saudara. Kakak perempuan dan kakak laki-laki. Ia adalah anak bungsu. Orang tua Tri yang laki-laki sudah almarhum. Jadi, tinggal ibundanya saja.

Uut sendiri berprinsip jika suatu hari ia dipertemukan dengan jodoh oleh Allah SWT, ia ingin direstui oleh orang tuanya juga orang tua sang laki-laki. Baginya, jika ada salah satu pihak tak setuju, maka ia tak akan melanjutkan ke hubungan yang lebih serius, menikah.

"Alhamdulillah kedua orang tua saya menyetujui hbungan saya dengan Mas Tri dan sebaliknya orang tua Mas Tri juga menerima kehadiran saya," ujar Uut.

Lamaran dan Menikah

Aktivitas mereka yang padat, Uut dan Tri tak melewati masa-masa pacaran. Mereka juga jarang bertemu satu sama lain. Meski begitu, komunikasi mereka tetap berjalan melalui sambungan telepon. Satu hal yang membuat Uut tertarik dengan Tri karena ia dengan lantang ingin menikahinya.

"Saya sempat kaget. Wow, cepat amat pria ini ingin langsung menikahi saya. Tapi saya tak langsung mengiyakan. Namun, saya bilang sama Mas Tri silaturahmi dulu aja ke kediaman orang tua saya di Surabaya. Jika kedua orang tua saya menerima Mas Tri, maka Insya Allah saya juga menerima Mas Tri untuk jadi pendamping saya karena rida kedua orang tua adalah rida Allah," papar Uut.

Mendengar pernyataan Uut, Tri pun terbang ke Surabaya. Setibanya di rumah orang tua Uut, Tri mengungkapkan jika dirinya siap menikahi Uut. Sikap tegas dan tanpa basa-basi itulah yang membuat cinta Uut kian tumbuh pada Tri.

"Jka ada niat baik, Insya Allah akan dilancarkan dan jika putri kami bahagia, maka orang tua pun juga ikut bahagia. Itulah kata-kata kedua orang tua saya," kata Uut menirukan ucapan orang tuanya.

Pada 16 Februari 2016 mereka menikah di Surabaya. Mereka kemudian menggelar resepsi pernikahan di Gedung Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) di kawasan Wijaya, Jakarta Selatan, 21 Maret 2015. Acara berlangsung meriah yang dihadiri para petinggi kepolisian.

Meski telah menjadi istri, Tri masih memperbolehkan Uut untuk berkarier. Bagi Uut, saat ia diberikan kepercayaan saat berada di rumah ia bukanlah figur publik, melainkan hanya seorang istri dan ibu rumah tangga yang berbakti kepada suami.

"Saya memiliki kekurangan, begitu pula dengan suami saya. Namun, dengan kekurangan-kekurangan tersebut kami berusaha untuk saling melengkapi dan menerima agar ketentraman dan kebahagiaan selalu menyertai rumah tangga kami," tegas Uut.

"Beliau mencintai saya bukan karena saya seorang public figure. Sebaliknya, saya mencintai beliau bukan karena kepangkatannya, kita saling mencinta semua tulus dari hati dan jodoh dari Allah SWT, karena kita berdua hanya manusia biasa yang diberikan cinta oleh Allah agar bisa saling mencintai dengan tulus dan mengasihi pasangan kita , orang tua kita, dan sesama," sambung Uut.

Bagi Uut, dalam menjalin hubungan rumah tangga harus saling percaya, jujur, bertanggung jawab, menghargai pasangan, dan menghormati pasangan, serta saling setia.  Krena itulah kunci keharmonisan dalam rumah tangga. Sebagai istri abdi negara (Polri), lanjut Uut, tentu ia selalu mendoakan suaminya agar diberikan kesuksesan dan amanah dalam mengemban tugas sebagai pengayom masyarakat dan tentu selalu dekat dengan masyarakat.

Memperkenalkan Alam dan Umrah

Kebahagiaan Uut dan Tri semakin bertambah sejak dianugerahi anak laki-laki pada 20 Juli 2016 lalu. Mereka menyematkan nama yang indah untuk buah hatinya, Rafif Athallah Pulungan, yang kini berusia tiga bulan lebih. Kehadiran Rafif disambut suka cinta Uut dan Tri.

Untuk mencurahkan kasih sayangnya, mereka tak menggunakan jasa asuh bayi. Mereka ingin merawat anaknya sendiri sebagai orang tua yang baru memiliki seorang anak.  Namun, ia juga meminta ilmu dan pengalaman dari ibundanya bagaimana cara merawat bayi yang baru lahir.

"Sampai saat ini saya masih tahap belajar dalam mengurus anak. Mulai dari cara memandikan, menggendong, dan menenang kan anak saat sedang menangis atau rewel. Dan saya juga masih memberikan Asi Eksklusif terhadapa anak saya, karena seorang baby jam tidurnya masih ngacak, kadang saya juga harus ngeronda tiap malam karena harus memberikan ASI," turut Uut.

Sebagai seorang ibu, Uut merasakan kebahagiaan dan kenikmatan luar biasa menjadi seorang ibu dan merawat bayi dengan penuh cinta dan kasih sayang.

"Jadi, enggak ada rasa capek dan lelah, yang ada hanya bahagia dan bahagia. Dan alhamdulillah putra kami sekarang sudah berusia tiga bulan lebih. Sudah bisa tengkurep dan ngoceh kenceng, tingkahnya semakin hari semakin menggemaskan," kata Uut senang.

Uut menjelaskan, pondasi utama mendidik seorang anak adalah agama dan orang tua merupakan kunci paling utama agar seorang anak bisa menjadi anak yang salih dan saliha. Jadi, pembentukan karekater yang kuat sedini mungkin sangat penting, menanam akhlak-akhlak baik, mengajarkan keimanan, kepada anak agar anak akan tumbuh dengan kepribadian yang baik, menjadi anak yang salih dan berguna bagi orang tua, agama, sesama, bangsa, dan negara.

Dalam segi pendidikan agama, kata Uut, ia dan suami ingin agar anaknya bisa mengaji dan pandai melantunkan ayat-ayat suci Alquran. Sementara dalam segi pendidikan formal mereka ingin anaknya meraih cita-cita dan ebrsekolah setinggi mungkin.

"Sebagai orang tua tidak harus memaksa sang anak ingin menjadi apa kelak. Biarkan sang anak yang memilih cita-cita tersebut kami sebagai orang tua hanya mengarahkan ke hal-hal yang baik dan positif," kata Uut. "Saya juga ingin memperkenalkan anak saya kepada alam dan saya dan suami punya rencana ingin berangkat umrah bersama anak. Insya Allah jika diberikan waktu yang senggang agar kami bisa berangkat umrah," lanjut Uut Permatasari.

What's On Fimela