Eksklusif, Hanya Lulusan SMP, Anne Avantie Mendunia Lewat Kebaya

Ega Maharni diperbarui 18 Nov 2016, 09:28 WIB

Fimela.com, Jakarta Tidak pernah mengenyam pendidikan khusus mendisain, tidak tahu betul bagaimana dunia fesyen, bahkan sekolah pun hanya bermodalkan lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP) tetapi ia bisa menjadi salah seorang desainer kenamaan Indonesia dengan karyanya yang mendunia.

Adalah Anne Avantie, siapa tak kenal desainer sekaligus sang inspirasi para wanita yang kini karyanya sudah tidak diragukan lagi. Kebaya cantik dengan detail khasnya menjadi indah bila dikaitkan dengan namanya.

Berawal hanya dengan mengandalkan talentanya yang tak seberapa, Anne Avantie yang kerap disapa Bunda ini mulai memfokuskan talentanya ke jalur lain. Bila awal belajar ia hanya bisa membuat beberapa macam baju tari dan kostum panggung, namun sekarang kebaya yang nampak cantik dan elegan sileweran dipakai oleh artis Ibukota semua adalahnya karyanya.

Jatuh bangun yang dirasakan Anne Avantie ini tidak serta merta membuatnya diam ditempat untuk mengembangkan talenta luar biasanya ini, pernah terpuruk hingga sangat jatuh, hingga pernah tempat kerjanya di tahun 1998 dibakar masa, itu malah membuat titik awal Anne untuk mengubah hidupnya.

Dengan melirik kebaya sebagai suatu pembaharuan hidup dan semangat baru, dari kebaya pun Anne Avantie bisa menjadi saluran berkat bagi banyak orang.

Di kesempatan kali ini, Bintang.com berhasil mengulik kisah Anne Avantie sebagai desainer ternama yang memulai debut karirnya sebagai pembuat baju tari dan kostum panggung dan kini dikenal sebagai desainer legend dengan karyanya yang mendunia. Berikut hasil wawancara dengan Bintang.com selengkapnya. 

Perjalanan Karir Anna Avantie

Awal mula meniti karir hingga menjadi desainer kebaya?

Seorang desainer itu yang mengerjakan seputar fesyen, dan ketika seseorang bertemu sebuah karya, itu merupakan titiknya. Tahun 1989 sekitar 27 tahun yang lalu awalnya saya menjadi desainer bukan karena saya sekolah, juga bukan karena saya memiliki kepandaian di bidang fesyen, tapi karena saya merasa hidup saya sangat diberkati dan diberi karunia oleh Tuhan dengan bisa melakukan sesuatu hal di luar ekspektasi orang lain. Dengan talenta yang diyakini oleh ibu saya yang tidak menyangka juga sekarang bisa menjadi saluran berkat bagi banyak orang.

Mengapa memilih mendisain kebaya?

Yang membuat saya menjadi desainer sebetulan seorang MC, sekitar tahun 1992 saya muncul di panggung busana kecil di suatu lapangan sepatu roda, saya menjadi duta fesyen ala-ala, lalu saya dipanggil sebagai desainer oleh MC. Jadi bukan karena pendidikan yang membuat saya jadi desainer, tetapi karena dipanggil seorang MC, nah nama desainer jadi nempel sampai sekarang.

Perjalanan sampai menuju kebaya sangat panjang, sekitar tahun 1998 - 1999 pertama kali membuat rumah Griya Busana Permata Sari di sebuah rumah kontrakan kecil, dengan memperkerjakan tiga orang dengan mesin jait tanpa dinamo, dan awal belajar pun hanya membuat baju tari, kemudian saya menyewakan baju tari tersebut dan beberapa kostum panggung. Beranjaknya waktu, saya mulai membuat baju malam, itu pun dengan kondisi masih belum bisa membuat baju, dan sampai hari ini pun saya nggak bisa buat pola, cutting, dan jait.

Bertemu kebaya itu ketika tahun 1998, setelah jatuh bangun membuat gaun malam, terpuruk dan mengalami kehidupan yang sulit, pernah dihina orang, dipojokkan banyak orang, pokoknya situasi yang tidak enak bagi seorang perempuan, terpuruk usahanya dan gagal di tengah perjalanan, membuat saya berfikir, kalau terus mempertahankan yang dulu, pasti akan jalan di tempat. Perjalanan sekitar kurun waktu 10 tahun pun saya belum menghasilkan apa-apa, ketika tahun 1996 ibu saya sakit kanker, tahun 1998 tempat kerja saya dibakar massa, tetapi itu malah menjadi titik awal yang mulai mengubah hidup saya.

Ada satu alasan dimana saya harus merubah hidup, dari situlah saya melirik kebaya. Dengan itu ada yang membuat saya tertarik dengan kebaya, kebaya bukan hanya sepotong baju, tetapi bagi saja kebaya adalah suatu pembaharuan hidup dan semangat baru, lalu dari kebaya saya bisa menjadi saluran berkat bagi banyak orang.

Setiap kebaya yang dibuat, terinspirasi pola dari mana?

Saya tidak pernah merasa tiap helai itu harus terinspirasi dari apapun, karena dunia fesyen sudah mengalir dinadi saya, jadi setiap saya lihat dan memegang apapun, itu menjadi inspirasi.

Adakah tema khusus pada setiap kebaya yang dibuat?

Tema itu merupakan sebuah acuan, agar apapun yg kita buat itu nggak merambat kemana-mana, supaya fokus dalam satu frame, jadi tergantung pada saat itu apa yang ingin kita suguhkan, sebagai sebuah tren dan inspirasi budaya.

Ciri khas kebaya Anda sendiri?

Ciri khas kebaya saya itu banyak didetail sama karakter leher. Dulu di Indonesia belum ada kebaya dari tile yang dihias, baru pada jaman Anne Avantie kebaya itu berfokus pada aplikasi, kekuatan Anne Avantie itu dari aplikasinya, percampuran warna yang mengusung banyak warna, lalu karya Anne dikloning dari Sabang sampai Merauke. 

Apakah ada estimasi usia disetiap look kebaya yang Anda buat?

Karakter yang dibuat disesuaikan dengan ruang, bisa dikenakan pada siapapun juga dalam batas usia, karena membuat baju bukan karena bahan, tapi membuat baju itu dari memahami sebuah karakter, dan karakter itu yang akan saya sampaikan kepada si pemakai, bahwa seorang desainer bisa dikatakan berhasil jika membuat siapa pun dia menjadi diri sendiri, dan kemudian bisa menampilkan sisi positifnya.

Memberi Pelatihan Serta Menjaga Keeksistensian Kebaya

Apakah Anda memberikan pelatihan kepada masyarakat yang ingin membuat kebaya?

Hidup ini tujuannya untuk saya bagikan, dengan berbagi malah tidak akan membuat sesuatu itu hilang. Saya pun membagikan informasi sebelumya melalui workshop, lalu membagikan inspirasi juga dari Instagram, Facebook, dan sosial media lainnya.

Cara mempertahankan keeksistensian hasil karya yang Anda buat dengan para pesaing?

Hidup itu harus memenangkan sebuah perjalanan, di mana perjalanan sudah diatur, ada masa di mana kita harus di atas dan di bawah, namun bagaimana kita memiliki mental juara, menjadi pejuang yang militan, sehingga kurang lebih di 30 tahun berkarya ini bisa menjadi salah satu legend.

Bagaimana cara Anda sebagai salah satu desainer kebaya kenamaan Indonesia menginspirasi orang lain untuk tetap melestarikan kebaya sebagai identitas Indonesia?

Tidak diberitau juga, kebaya memang sudah menjadi identitas Indonesia. Dan dengan budaya bangsa itu tergantung bagaimana kita bisa mengapresiasikannya. 

Bila boleh sedikit berkhayal, kalau di dunia ini tidak ada profesi desainer, Anda mau menjadi apa?

Karena sekolahku cuma sampai SMP, saya nggak bisa punya cita-cita, cita-citaku hanya ingin membahagiakan ibuku, hanya itu yang saya fikir. Maka dari itu saya sangat mengagungkan sekali kekuatan talenta, karena itulah yang saya miliki dan saya pertaruhkan.