Editor Says: Jatuh Cinta pada Laudya Cynthia Bella

Teddy Kurniawan diperbarui 16 Nov 2016, 13:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Dahulu nama Laudya Cynthia Bella saya kenal saat isu hubungannya dengan Raffi Ahmad beredar kencang. Saat itu Laudya yang masih remaja kerap tampil enerjik dengan gaya khas anak muda. Melihat Laudya, sama seperti artis remaja lainnya, tidak ada yang terlalu istimewa di mata saya.

Sebagai seorang jurnalis yang berjibaku dengan dunia hiburan, beberapa kali bertemu di lapangan untuk wawancara pun menjadi hal yang biasa saja, lagi-lagi tidak ada yang istimewa dari seorang Laudya Cynthia Bella.

Bahkan saat saya mengulas aktingnya di film Lentera Merah, saya justru terkesan dengan gaya penyutradaraan Hanung Bramantyo. Bukan mengejar artis utamanya, saya justru secara khusus mewawancarai Hanung Bramantyo. Meski harus saya akui, Laudya cukup menggemaskan dengan gaya 'baby face'-nya.

Waktu terus berjalan, kabar yang kembali beredar kencang, Laudya jatuh ke pelukan Revaldo, Panji Trihatmodjo, Ananda Mikola dan terakhir, Laudya menjalin kisah asmara dengan Chicco Jericho. Dengan Chicco, keyboard komputer saya sering digunakan untuk meng-update hubungan mereka yang kerap putus sambung.

Setelah itu saya tidak lagi menulis tentang Laudya, bahkan menyaksikan film-film yang dibintangi Laudya Cynthia Bella pun tidak. Bagi saya, karier Laudya di dunia akting, ya, akan begitu saja. Bukan berarti tidak bagus juga karena sebagai peraih Pemeran Utama Wanita Terpuji di FFB saat membintangi film Virgin, Laudya tentu punya bakat yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Tapi, lagi-lagi ini hanya pandangan saya sebagai penonton film.

Masalah beda sudut pandang, tentu semua orang memiliki penilaian masing-masing. Tidak ingin mengikuti perkembangan akting Laudya Cynthia Bella, bukan berarti ia bukanlah seorang aktris yang berbakat kan?

Mulai 'Jatuh Cinta'

Hingga akhirnya tanpa sengaja, saya mendengarkan lagu Krisdayanti, Surga yang Tak Dirindukan. Rasa penasaran atas lagu yang bertema tentang perasaan perempuan terhadap poligami itu membuat saya membuka-buka mbah google. Ternyata lagu tersebut dijadikan soundtrack film berjudul sama, Surga yang Tak Dirindukan.

Melihat pemainnya ada Laudya Cynthia Bella dengan menggunakan kerudung. Sebelumnya saya memang sudah pernah membaca artikel Laudya Cynthia Bella memutuskan untuk berhijab. Surga yang Tak Dirindukan memang bukan film pertama Laudya usai memutuskan mengenakan hijab, sebelumnya ada Assalamuaikum Beijing yang saya tidak perhatikan.

Usai melihat cuplikan filmnya, ada hal yang berbeda memandang sosok Laudya Cynthia Bella. Hati ini berasa tergerak untuk segera beranjak dari tempat duduk dan memesan tiket bioskop menyaksikan akting Laudya Cynthia Bella sebagai Citra Arini. Saya memang tahu novel karya Asma Nadia, yang dijadikan ide cerita pembuatan film tersebut. Selain tercatat sebagai novel best seller, novel tersebut juga menuai pro dan kontra.

Singkat cerita, saya akhirnya larut dalam akting Laudya Cynthia Bella yang sangat pas berpasangan dengan Fedy Nuril. Bukan karena ceritanya tentang poligami, sebab jumlah film bertema poligami sudah banyak yang lebih dahulu bersliweran di layar perak. Ini benar-benar masalah akting Laudya Cynthia Bella yang jauh lebih matang.

Mungkin karena usia Laudya yang juga beranjak matang, sehingga kedewasaannya dalam berakting benar-benar menjadi matang pula. Selesai menonton, saya sangat puas dengan akting Laudya. Pantas kalau Laudya dinobatkan sebagai pemeran utama wanita terpuji Festival Film Bandung 2015.

Akhirnya saya juga menikmati film Talak 3 dan Aisyah: Biarkan Kami Bersaudara. Kini saya menantikan sekuel Surga yang Tak Dirindukan. Rasanya sudah tidak sabar saya menyaksikan akting Laudya Cynthia Bella. Entah nanti bagaimana rasanya, jika saya kemudian harus langsung mewawancarai Laudya Cynthia Bella, karena saya jatuh cinta pada Laudya Cynthia Bella. (Baca: jadi penggemar berat dan berbadan berat #eh)