Waspada! Pura-pura Sakit Jadi Modus Baru Pengemis di KRL

Febriyani Frisca diperbarui 15 Nov 2016, 14:14 WIB

Fimela.com, Jakarta Pengemis kerap identik dengan pakaian dan tempat yang kotor. Namun, rupanya kini pengemis telah bertransformasi menjadi wujud dan modus yang lebih baik. Dikutip dari akun Facebook Dinas Sosial DKI Jakarta, baru-baru ini ditemukan sebuah modus baru mengemis di dalam KRL commuter line.

Adalah Ipan Maulana, remaja 14 tahun yang ditemukan lemas dibangku KRL jurusan Depok-Jakarta. Namun, setelah diperiksa, tak ditemukan penyakit dalam tubuhnya. Melihat kejadian tersebut, PKD (Petugas Keamanan Dalam) commuter line pun menghubungi Tim Reaksi Cepat Kementerian Sosial (TRC Kemensos) untuk menanganinya.

Setelah dihubungi, remaja tersebut dibawa ke PSAA Putra Utama 1 Klender untuk mendapatkan pembinaan. "Ipan Maulana awalnya mengaku harus jual tisu buat makan, ditinggal orang tua, tidak punya bayaran sekolah. Setelah di cek isi tasnya ternyata ada handphone Samsung, powerbank, kunci motor (motornya katanya di terminal Depok), rokok Magnum tinggal 2 batang, uang 500 ribu hasil belas kasihan penumpang KRL" jelas Marwianti, Kepala PSAA Putra Utama 1 Klender pada Selasa (15/11) dikutip dari akun Facebook resmi Dinsos DKI Jakarta.

Masih berseragam SMP dan berpeci hitam garis putih, ketika diamankan, Ipan membawa kresek merah berisi sekitar 30 tisu ukuran besar. "Berdasarkan informasi PKD, mereka ternyata sudah mengawasi, mengamati dan memfoto remaja tersebut di dalam KRL. Dari foto terlihat bahwa remaja ini menerima makanan dan uang dari penumpang. Modus yang dijumpai petugas di dalam kereta adalah pura-pura sakit, kaki pincang, atau pura-pura pingsan seperti saat ditemukan oleh penumpang" imbuh Marwianti membeberkan latar belakang Ipan.

Rupanya, apa yang dilakukan Ipan Maulana ialah modus belaka untuk mendapat uang lebih. Lebih lanjut, Ipan mengaku jika modus pura-pura sakit kerap dilakukan Ipan bersama teman-temannya di commuter line jurusan Depok - Jakarta. "Setelah menghubungi beberapa kontak yang ada di handphone Ipan, pertama kontak ibunya bernama Wartinah dan kontak Bapak yang memodali tisu atas nama Yana. Menurut Yana, Ipan biasa merokok dan motornya diparkir di terminal Depok, selanjutnya dia melakukan aksinya didalam KRL" pungkas Marwianti.

What's On Fimela