Fimela.com, Jakarta Adalah Intan Olivia Marbun, bocah berusia 2 tahun yang jadi korban ledakan diduga bom di Gereja Oikumene, Samarinda, Kalimantan Timur, Minggu (13/11) siang. Ketika peristiwa nahas itu terjadi, Intan bersama ketiga temannya tengah bermain di depan gereja. Menderita luka bakar parah, bocah perempuan ini menghembuskan napas terakhir kemarin, Senin (14/11), pukul 03.45 WITA.
Berpulangnya Intan tak hanya jadi duka bagi keluarga dan kerabat, melainkan juga banyak pihak. Hal itu dibuktikan dengan banyaknya kicauan lewat tagar RIP Intan di Twitter, sejak kemarin, Senin (14/11). Bahkan, tak jarang dari masyarakat dunia maya yang mengutuk terduga pelaku pelemparan bom molotov tersebut.
Di sela doa dan ungkapan duka, terlihat pula beberapa netizen yang mempersepsikan kehilangan menyedihkan ini sebagai bentuk keegoisan dari para elite. "Intan jadi korban elite politik yang justru sibuk berebut kekuasaan dibanding menjaga kebhinekaan #RIPIntan," tulis salah seorang netizen. "Kita memang berbeda, tapi untuk bersatu. #RIPIntan," sambung yang lain. Ucapan-ucapan serupa pun masih terus diunggah hingga kini.
Sementara Intan Olivia tak lagi bisa ditolong, korban bom Samarinda lainnya, yakni Triniti Hutahaya (3), yang mengalami luka bakar 50 persen saat ini masih menjalani perawatan intensif. "Dua korban lainnya yang saat ini masih dirawat di RSUD IA Moes, luka bakarnya sekitar 16 persen juga akan bawa ke sini (RSUD AW Sjahranie) untuk memberikan penanganan maksimal," kata Direktur RSUD AW Sjahranie Samarinda Rahim Dinata Majidi, seperti dimuat Antara.