Fimela.com, Jakarta Fenomena bulan purnama terbesar dan terterang atau biasa disebut supermoon dikabarkan akan berlangsung pada malam ini, Senin 14 November 2016. Menurut LA Times, fenomena bulan purnama tersebut menjadi fenomena yang istimewa, sebab penampakan bulan malam ini mencapai fase penuh dan berada di titik paling dekat dengan Bumi.
Konon, supermoon dengan penampakan bulan terbesar dan paling terang pada malam ini, baru muncul lagi sejak 1948. Namun, dikutip dari Space.com, penampakan bulan pada fenomena supermoon hanya akan terlihat sebesar 15 persen, dan bersinar lebih terang 16 persen lebih biasanya. Sekelas astronom amatir pun tak akan melihat perbedaan yang signifikan. "Hal tersebut tidak cukup untuk membuat melihat (dengan jelas) kecuali kamu melihatnya dengan sangat cermat," kata editor senior majalah Sky & Telescope dikutip dari Space.com.
Majalah Sky & Telescope menyarankan untuk siapa saja yang ingin melihat agar menyiapkan percobaan skala model untuk menggambarkan perbedaan. Gunakan bola berukuran 12-inch (30 cm) sebagai bumi dan jeruk untuk bulan. Tempatkan 'Bumi' dan 'bulan' sekitar 30 kaki (9 meter) terpisah. Kemudian, berdirilah di samping 'Bumi' untuk melihat seberapa besar 'bulan' yang akan tampak. Konfigurasi supermoon akan memiliki dua objek sekitar 28 kaki (8,5 meter) secara terpisah. Jika kamu mengulangi percobaan pada jarak 28 kaki (8,5 meter), maka kamu hanya akan melihat perbedaan yang sangat kecil.
Sedangkan, secara nyata, ada kemungkinan bahwa kamu akan melihat bulan secara bulat penuh jika kamu melihatnya dekat cakrawala. Hal ini merupakan efek yang disebut "bulan ilusi".