Fimela.com, Jakarta Usai terpilih sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) ke-45, Donald Trump justru mendapat banyak kritikan. Gelombang protes dan demonstrasi dilakukan oleh mereka yang tidak menyukai Trump. Dipantau dari media sosial dan pemberitaan media asing, sejumlah aksi protes di AS mewarnai kabar kemenangan Trump.
Yang paling epic, penolakan Donald Trump menjadi presiden ialah perusakan barang-barang pribadi yang dilakukan oleh beberapa orang. Setelah ‘berdiam diri’ menghadapi sejumlah protes, Donald Trump akhirnya angkat bicara melalui media sosial. Donald Trump masuk Twitter untuk menyebut protes luas di seluruh penjuru Amerika terhadap kemenangannya dalam Pilpres sebagai ‘sangat tidak adil’.
Trump mencuit, "Baru saja selesai sebuah pemilihan presiden yang sangat terbuka dan berhasil. Kini demonstran profesional, yang dihasut media, berunjuk rasa. Sangat tidak adil!". Ini adalah komentar pertama Trump menuduh media massa sejak dia menyandang predikat presiden terpilih pada 9 November lalu.
Seperti dilansir dari antaranews, kicauan ini juga muncul setelah New York Times melaporkan kalau orang-orang dekatnya mengambilalih menangani akun Twitter miliknya selama masa kampanye presiden lalu. Hal itu kabarnya dilakukan untuk mengurangi kontroversi menyangkut diri Donald Trump.
Pernyataannya itu juga muncul setelah dia menyampaikan pesan rekonsiliatif baik pada pidato kemenangannya maupun saat bertemu dengan Presiden Barack Obama, pada 10 November kemarin. Bagi sebagian orang AS, kemenangan Trump sulit untuk diterima. Para demonstran sendiri meneriakkan yel-yel "Bukan presiden saya" sewaktu berunjuk rasa. Sementara itu, mantan manajer Trump, Kellyanne Conway, mengatakan para demonstran semestinya menyimak pidato kemenangan Trump.
"Saya hanya ingin menyarankan demonstran untuk mendengarkan Donald Trump dari pidato kemenangannya yang waktu itu dia mengatakan, 'Saya akan menjadi presiden untuk semua warga Amerika, termasuk mereka yang tidak memilih saya dan mereka yang tidak mendukung saya’,” tutur Conway.