Nilai Kepahlawanan Jadi Modal Utama Cetak SDM Kelas Dunia

Henry Hens diperbarui 10 Nov 2016, 16:47 WIB

Fimela.com, Jakarta Peringatan Hari Pahlawan pada 10 November 2016, bertema “Satukan Langkah untuk Negeri, Bangsa yang Maju dan Mandiri adalah Cita Cita para Pahlawan Kusuma Bangsa”. Euro Management Indonesia sebagai konsultan pendidikan internasional visi dan misinya dijiwai oleh nilai kepahlawanan bangsa.  Nilai dan semangat Hari Pahlawan merupakan modal utama untuk mencetak SDM nasional yang berdaya saing global dan berkompetensi kelas dunia.

Dalam rilis yang diterima dari Euro Management Indonesia, agenda dan milestone Euro Management Indonesia searah dengan Impian Indonesia yang telah diformulasikan oleh segenap anak bangsa dan telah dikristalisasikan dalam kapsul waktu oleh Presiden Jokowi di kota Merauke tahun 2015. Yang intinya adalah kerja besar untuk mewujudkan SDM Indonesia yang kecerdasannya mengungguli bangsa-bangsa lain di dunia. Sehingga Indonesia menjadi pusat pendidikan, teknologi dan peradaban dunia.

Untuk mewujudkan Impian Indonesia diatas perlu ditanamkan jiwa kepahlawanan bagi kaum muda belia. Sehingga para kaum muda belia akan menjadi pahlawan pada jamannya sesuai dengan bidang profesinya. Sejarah kebangsaan kita telah menyajikan gilang-gemilangnya para pahlawan belia.  

Cita-cita para pahlawan kusuma bangsa bisa terwujud secara efektif jika dilakukan oleh kaum muda belia. Sejarah sudah menunjukkan kalau semangat jaman hanya bisa dikendalikan dengan baik oleh kaum muda belia. Banyak di antaranya menjadi pemimpin dalam usia yang masih sangat belia. Bung Sjahrir, contohnya, ia terpilih menjadi Perdana Menteri Republik Indonesia yang pertama pada usia 36 tahun.

Kemudian ayah Presiden Gus Dur, yaitu KH Wahid Hasyim diangkat menjadi Menteri Agama saat usianya 35 tahun. Muhamad Natsir menduduki kursi Perdana Menteri Republik Indonesia pada usia 42 tahun. Bung Karno menjadi Presiden pertama Republik Indonesia ketika berusia 44 tahun. Dan sederet lagi usia belia para tokoh dan pemimpin pergerakan Indonesia. Hebatnya, meski belia namun secara intelektual dan kepemimpinan mereka telah mencapai tingkat maturitas atau kematangan.

Pada kapasitas diri mereka bersenyawa antara aktivisme dan intelektualisme secara utuh. Dengan postur seperti itulah rakyat luas pada saat itu mudah memahami gagasan dan visi kepahlawananya. Dalam usia yang sangat muda belia Bung Karno menulis buku Indonesia Menggugat yang sangat menggetarkan dunia. Muhammad Natsir menulis beberapa artikel ideologis dan kemudian dikumpulkan dalam Capita Selecta yang mencerahkan kehidupan demokrasi pada saat itu.

Dan masih banyak lagi karya emas para pahlawan belia yang lainnya. Mereka adalah intelektual muda yang secara psikologis benar-benar matang. Menyelami visi dan gagasan para pahlawan bangsa ibarat menikmati orkestra simfoni kebangsaan yang sangat indah. Visi dan gagasan tersebut juga digali dari tesis dan sintesa pemikiran tokoh-tokoh besar dunia yang dikawinkan atau disenyawakan dengan kondisi sosial budaya rakyat Indonesia. 

Euro Management Indonesia berkiprah mencetak SDM bangsa berkelas dunia yang akan mewujudkan Impian Indonesia dimana Ibu Pertiwi bangga punya banyak belia yang memiliki kiprah global dan segudang inisiatif yang bertajuk 'let’s build a smarter nation'. Bangsa kita harus memiliki strategi dan transformasi pembangunan sehingga bisa melakukan lompatan kemajuan yang hebat. Seperti hal nya bangsa lain yang sudah lebih dulu melakukan lompatan fantastis sehingga negerinya dalam waktu yang singkat bisa mewujudkan kemajuan dan kemakmuran.

Pemuda Indonesia yang mewarisi semangat juang para pahlawan bangsa tentunya juga bisa membuat bangsanya melakukan lompatan yang tidak kalah dengan bangsa lain dalam persaingan merebut supremasi dunia. Hal itu sesuai dengan visi dan misi Euro Management Indonesia. Para Pahlawan Bangsa akan bangga jika pada 2030 kejayaan Indonesia mulai tampak. Seperti yang diprediksi oleh Mc Kinsey Global Institute.

 

What's On Fimela