Fimela.com, Jakarta Satu dari sedikit masyarakat nomad yang tersisa, setengah penduduk Mongolia merombak gaya hidupnya sejak hari-hari di mana Chinggis Khan berkuasa. Kini, sebagian mereka menetap di Ulaanbaatar, penghubung padang rumput dan jadi satu-satunya kota di Mongolia yang tersentuh atmosfer abad ke-21.
Perubahan sudah 'tersesap' di udara, karenanya kamu harus berkunjung sekarang sebelum semua benar-benar ambyar. Jadi saksi hidup betapa tanah hampir selalu berpayung bentangan biru langit, serta elang dengan bebasnya terbang memenuhi jalur udara. Dikutip dari Lonely Planet, berikut sejumlah alasan untuk segera bertolak ke Mongolia.
Menikmati ketenangan. Jarak, tak terbatas dan jauh dari interupsi metropolitan, bayangkan hanya alam yang jadi kawan perjalanan. 'Bertemu' Chinggis Khan. Mengenang era terdahulu dengan melihat patung Chinggis Khan berukuran super besar di sejumlah sudut di Ulaanbaatar. Sarapan dengan menu yang katanya paling aneh di Bumi. Mencicip resep tua boodog bisa jadi satu agenda menarik di Mongolia.
Terkagum kehebatan pasukan Mongol. Di Festival Naadam atraksi utama yang diperlihatkan, yakni bagaimana pasukan Mongol berkuda dengan gagah. Perhelatan tersebut dijadwalkan setiap Juli di National Stadium di Ulaanbaatar, namun tradisi ini sebenarnya milik warga asli di padang rumput. Jelajah kota dengan sentuhan soviet. Seperti kebanyakan negara di sekitarnya, Mongolia pun jadi tempat di mana komunisme berpadu dengan sentuhan Buddha.
Merengkuh spiritualitas. Serupa dengan Tibet, Mongolia juga sarat akan atmosfer Buddha. Menyesap nuansa yang demikian, maka jangan sampai lewatkan kunjungan ke Erdene Zuu Khiid. Bertemu dinosaurus. Di Museum of Natural History, Ulaanbaatar, 'tertidur' fosil yang ditemukan di Gurun Gobi di tahun 1960-an. Jadi, segera rencanakan perjalananmu!