Fimela.com, Jakarta Sebuah perbandingan dilakukan ketika KLa Project akan melangsungkan konser bertajuk Passion, LoveandCulture pada 15 Desember 2016 mendatang di Teater Jakarta, Taman IsmailMarzuki, Jakarta Pusat. Konser kali ini dianggap sebagai sebuah penurunan.
Pasalnya, ada pertunjukan lebih hebat yang digelar sebelum ini. Konser sebelumnya yang bertajuk 25 Tahun KLa Project dilangsungkan dengan sangat megah di Jakarta Convention Center, kawasan Senayan, Jakarta Pusat pada 26 November 2013 silam.
Kala itu penonton terlihat sangat membludak. Bisa dibilang konser tersebut mendapatkan apresiasi yang luar biasa dari para penggemar grup yang digawangi oleh Katon Bagaskara, Romulo Radjadin (Lilo), dan Adi Adrian itu.
Disinggung tentang pemilihan venue yang lebih kecil, KLa menolak ketika disebut kurang percaya diri. "Karena kita menyesuaikan dengan konsepnya yang etnik dan biar lebih intim," kata Lilo di kawasan Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (2/11/2016).
Memang, dalam konser ini grup pelantun Yogyakarta ini akan menampilkan unsur kemasan musik etnik pada lagu-lagu legendaris mereka dalam sebuah panggung musik besar. "Di Jakarta, gedung konser yang bisa buat kayak gini cuma di sini," imbuh Lilo.
Sebagai musisi, mereka selalu ingin memberikan suguhan terbaik kepada masyarakat, khususnya penggemar. Dari passion mereka maka muncullah ide yang terus digali yang kemudian disuguhkan dalam kemasan menarik.
"Saya dan teman-teman selalu semangat, mencari dan mendalam. Kita manggung terus tapi konsep aransemennya gak itu-itu aja. Karena kita seniman maka gairahnya gak pernah padam. Ide, passion dan gagasan kalau gak ada wadahnya percuma," ujar Adi.
Memilih memberikan sentuhan musik etnik ke dalam lagu-lagu mereka merupakan sebuah tantangan. Apalagi musik etnik disini tak hanya sebagai pemanis saja. "Setelah 3 tahun, timbul gagasan untuk bikin etnik musik. Terus terang ini kita berani aja. Sekarang kerangka itu udah jalan," tukas Adi KLa Project.