Fimela.com, Jakarta Kehidupan memiliki beberapa fase dalam perjalanannya. Jika ditarik ke dalam sebuah garis besar, mungkin fase tersebut bisa digambarkan dari masa bayi, anak-anak, remaja, early adult, dewasa, kemudian jadi kakek-kakek dan nenek-nenek sampai ajal menjemput. Masing-masing fase tersebut kemudian diturunkan lagi menjadi detail-detail yang sangat rumit.
Bisa dibilang, kerumitan itu dimulai di umur-umur 19-25 tahun, dari fase remaja akhir, early adult hingga dewasa. Di usia segitu, masalah pendidikan, percintaan, karier dan jodoh berkumpul jadi satu, menuntut perhatian. Makanya, usia segitu sering dibilang sebagai masa penentu hidup seseorang ke depannya. Mana yang patut diprioritaskan?
Well, setiap orang punya pertimbangan sendiri-sendiri. Mau fokus sama percintaan demi mengamankan jodoh, atau fokus ke pendidikan demi karier yang cemerlang? Apapun pilihanmu, apapun pilihan orang lain yang berbeda denganmu, ketahuilan bahwa nggak ada satupun yang salah.
Semua ada masanya. Di usia 20-an itu, teman-teman sebayamu mungkin merasa sudah cukup mapan untuk memasuki kehidupan pernikahan. Satu persatu undangan pun berdatangan. Lalu "kondangan" jadi rutinitas akhir pekanmu.
Tenang, nggak perlu galau melihat teman-temanmu menikah lebih dulu. Mereka memang dipersatukan dengan jodohnya lebih cepat daripada kamu, tapi bukan berarti kamu kalah. Pernikahan bukan arena balapan, nggak penting siapa yang lebih cepat mencapainya.
Fokus pada hal-hal yang bisa kamu kerjakan. Pendidikan dan karier, mungkin? Atau fokus memperkuat keyakinan dengan pasangan agar pernikahan itu segera terwujud? Atau malah masih nyari jodohnya? Tenang saja, nggak perlu ngoyo soal jodoh dan pernikahan. Lebih baik fokus pada apa yang ada di depan mata sambil mengatur langkah untuk mencapai tujuan berikutnya.