Siapa Sangka, Mantan Wapres RI Ini Ternyata Tak Lulus SMP

Henry Hens diperbarui 30 Okt 2016, 20:14 WIB

Fimela.com, Jakarta Yang namanya pendidikan menjadi salah satu jalan terbaik untuk meraih kesuksesan. Karena itu orang tua kita sering mengingatkan, untuk bersekolah setinggi mungkin agar bisa menjadi orang yang sukses. 

Bahkan jangankan jadi orang sukses, tanpa modal pendidikan yang cukup akan sangat sulit bagi seseorang untuk bertahan hidup saat ini. Meski begitu di dalam kehidupan ada sebuah hukum pasti yang bahkan tak bisa dikekang oleh ijazah, yaitu kerja keras dan inovasi.

Di dunia ini ada juga orang-orang yang meski tak besekolah hingga perguruan tinggi dan hanya mengenyam pendidikan dalam level yang paling mendasar seperti SD (Sekolah Dasar) misalnya, justru mampu meraih kesuksesan yang luar biasa. Termasuk di Indonesia. Seperti dilansir dari anehdidunia.com, salah satunya adalah Adam Malik, pahlawan nasional sekaligus mantan Wakil Presiden Republik Indonesia (RI). Beliau 

Pria yang selalu berpenampilan klimis ini termasuk tokoh sentral dalam proses kemerdekaan Indonesia. Peranya dalam penculikan Bung Karno dan Bung Hatta ke Rengasdengklok, untuk kemudian merumuskan Proklamasi Kemerdekaan, membuat Adam Malik menyandang gelar sebagai pahlawan nasional. Selain itu ia juga pernah berjasa menjadi ketua delegasi perundingan antara Indonesia dan Belanda soal masalah wilayah Irian Barat.

Dalam dunia politik, karirnya sangat cemerlang. Adam Malik pernah menempati berbagai posisi penting seperti Duta Besar, Menteri Perdagangan, Menteri Luar Negeri, hingga puncaknya menjadi Wakil Presiden di tahun 1978-1983. Ia bahkan menjadi Menteri Luar Negeri di era presiden Soekarno dan Soeharto.

Deretan prestasi tersebut tentunya kualitas intelektual seorang Adam Malik tak perlu diragukan lagi. Namun ternyata ia hanyalah lulusan SD dan hanya satu setengah tahun duduk di bangku SMP. Adam Malik lahir di Pematangsiantar, Sumatera Utara pada 22 Juli 1917 dan meninggal dunia pada 5 September 1984, setahun setelah masa jabatannya sebagai Wapres berakhir.

Ayah Adam Malik adalah seorang pedagang kaya di Pematangsiantar. Setelah lulus SD, anak ketiga dari sepuluh bersaudara ini sempat melanjutkan pendidikan SMP di Sekolah Agama Madrasah Sumatera Thawalib Parabek di Bukittinggi. Namun hanya bertahan satu setengah tahun karena ia kemudian pulang kampung untuk membantu orangtuamya berdagang.

Keinginannya untuk maju dan berbakti kepada bangsa mendorong Adam Malik untuk pergi merantau ke Jakarta. Ia bertekad untuk berjuang demi mendorong kemerdekaan Indonesia melalui jalur diplomasi. Pria yang pernah menjadi wartawan ini termasuk salah seorang pendiri kantor berita Antara. Adam Malik membuktikan meski tidak menempuh pendidikan tinggi, beliau bisa sukses dan menjadi salah satu orang penting di negeri ini.