Eksklusif, Chloe Purnama: Bisnis Bukan Hanya Soal Uang

Asnida Riani diperbarui 28 Okt 2016, 09:28 WIB

Fimela.com, Jakarta Mendengar bisnis, hampir setiap orang akan langsung berangan akan untung-rugi, perhitungan detail, serta sejumlah pakem absolut lain. Namun tidak bagi Chloe Purnama. Gadis yang telah berkecimpung di dunia bisnis sejak berusia 11 tahun itu memandang usahanya bukan hanya soal menghasilkan uang.

***

Siapa sangka, sukses yang diraup dara kelahiran 18 Juli 2001 itu berawal dari kejadian pahit tujuh tahun silam. Kala itu, salah seorang adik kembarnya, Euclida Arcely Purnama (2,5), didiagnosa mengidap tumor otak. Sempat menerima pengobatan di Negeri Singa, namun Sang Empunya Hidup menggariskan sebaliknya.

Eucida tutup usia pada 26 Oktober 2009. Kepergiannya tak ayal meninggalkan nestapa bagi keluarga. 'Awan hitam' terus menggelayuti hingga berbulan-bulan lamanya. Hingga pada satu titik, Chloe menyadari kalau tak semestinya membiarkan duka terus menguasai.

Ia mulai bersosialisasi kembali dengan mengikuti pelayanan di gereja. Perlahan namun pasti, semangat Chloe untuk lepas dari jerat nelangsa ini pun tertular ke sang ibu, orang yang paling terpukul akan kepulangan Eucida. 'Penghiburan' yang dilakukan keduanya berujung pada ide bisnis yang hingga kini ditekuni Chloe.

Dalam upaya pelayanan, Chloe mulai mengunjungi rumah singgah. Berpindah dari satu ke yang lain. Membawakan makanan, mainan, hingga dengan sukarela mengajari anak-anak ragam kegiatan, termasuk musik dan bahasa asing. Kemudian, muncul keinginan lain di sela-sela salah satu kunjungannya.

"Muncul keinginan untuk membantu mereka lebih dari sekedar memberi makanan atau hadiah. Aku mau membantu mereka secara finansial karena punya dampak jangka panjang," papar gadis yang juga mahir memainkan harpa ini.

Tak tahu mulai dari mana pernah jadi pemikiran Chloe yang saat itu baru berusia 11 tahun. Hingga akhirnya ia memastikan langkah pertama dengan menjual sarung bantal dan tas anak kecil di tahun 2012. Berawal dari reseller sampai sukses menjadi supplier dengan omzet puluhan juta per bulan, berikut petikan wawancara ketika Chloe menyambangi kantor Bintang.com di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (30/9).

What's On Fimela
2 dari 3 halaman

Memadukan Bisnis dan Kegiatan Sosial

Chloe Purnama. (Foto: Galih W. Satria/Bintang.com Fashion Stylist: Indah Wulansari/Bintang.com Make Up: Vera Kusumadewi Digital Imaging: Muhammad Iqbal Nurfajri/Bintang.com)

Perempuan yang kisah suksesnya tertuang di buku Dunia Ajaib Chloe: Sukses Berbisnis Online Shop oleh Alberthiene Endah ini ternyata pernah bingung harus berjualan apa, juga tertipu jutaan rupiah ketika baru dua bulan menjalankan bisnis.

Sedang sibuk apa belakangan?

Selain sekolah, belakangan ini aku mulai masuk ke harpa profesional. Jadi harus latihan lebih banyak. Mulai main buat konser dan pernikahan. Selain jalani bisnis yang sudah ada, aku juga punya project sosial semacam kompetisi public speaking. Biaya pendaftaran lomba itu nanti disumbangkan ke tempat seperti rumah singgah.

Kalau boleh mengulas sedikit, awal usahanya bagaimana?

Untuk backstory, aku punya adik kembar. Salah satunya sudah di Surga sejak Oktober 2009. Waktu ia meninggal, aku baru berusia 8 tahun, belum terlalu mengerti. Yang terkena dampak paling parah mama dan adik kembarku. Karena kehilangan kita, orangtuaku jarang keluar rumah.

Sampai teman-teman mama bilang ini sudah saatnya mama untuk keluar rumah. Mulai diajak pelayanan, jenguk anak kena kanker atau penyakit lain, sama pergi ke rumah singgah. Awalnya aku nggak suka. Rumah singgah kan kotor, panas, terus isinya orang sakit.

Tapi lama-kelamaan aku sadar anak-anak ini senang kalau kita bawa makanan, mainan, sama ngajarin Bahasa Inggris. Lalu muncul keinginan untuk membantu mereka lebih dari sekedar ngasih makanan, tapi juga secara finansial.

Akhirnya memutuskan untuk berjualan secara online itu bagaimana?

Sebelum jualan online, aku sebenarnya sudah transaksi langsung. Jual tempat pensil ke teman-teman sekolah. Tapi setelah beberapa bulan, aku bosan. Pasarnya nggak berkembang, penghasilan juga segitu-gitu aja. Kebetulan waktu itu aku baru dibelikan smartphone dan online shop lagi booming banget.

Lalu, ada satu kakak kelas yang nawarin aku buat jadi reseller. Karena aku bingung mau mulai dari mana, jadi aku coba jualan sarung bantal dan tas anak kecil. Awal aku jualan online itu September 2012.

Bagaimana belajar menjalankan bisnis di bulan-bulan pertama?

Sama kakak kelas yang jadi suppilerku waktu itu, aku cuma diajari basic saja. Habis itu coba raba-raba sendiri. Di dua bulan pertama, aku sempat ketipu Rp2-3 juta. Jadi ada customer yang beli terus. Tapi pas di akhir bulan aku check, nggak ada sama sekali transfer dari dia.

Aku sempat down. Belum menghasilkan uang 2 juta, malah udah hilang 2 juta. Itu tahap di mana orangtuaku bantu secara moral. Motivasi aku 'kamu kan memulai bisnis ini untuk anak kurang mampu, masa karena hilang uang 2 juta jadi menyerah'.

Habis itu, bagaimana mengatasinya?

Aku sudah berpengalaman. Jadi setiap ada laporan transfer langsung diperiksa, ditulis. Pembukuan jadi lebih rapi. Sampai sekarang aku punya banyak reseller.

3 dari 3 halaman

Hasilkan Omzet Rp600 Juta dalam 1,5 Tahun

Chloe Purnama. (Foto: Galih W. Satria/Bintang.com Fashion Stylist: Indah Wulansari/Bintang.com Make Up: Vera Kusumadewi Digital Imaging: Muhammad Iqbal Nurfajri/Bintang.com)

Sudah cukup mengumpulkan pelajaran di bulan-bulan pertama, Chloe memutuskan untuk melangkah lebih jauh di dunia bisnis. Peralihan ini dibuktikan dengan 'naik anak tangga' menjadi supplier.

Ceritanya bisa beralih jadi supplier?

Jadi ada salah satu produk, bath and body works, waktu itu belum ada di Indonesia dan temanku kebetulan ada yang di Amerika dan aku titip dia langsung. Jadi, harganya jauh lebih murah dari yang lain. Sejak itu, aku mulai beralih jadi supplier.

Langkah selanjutnya gimana?

Karena akhirnya produk itu jadi banyak yang jual, aku mulai beralih ke baju dan makeup. Karena keduanya benar-benar passionku. Jadi lebih tahu trennya karena aku pun ngikutin terus.

Punya metode tertentu dalam memasarkan produk?

Kalau yang spesifik sih nggak ada. Paling sampai sekarang cuma endorse saja. Fleksibel sebetulnya. Kasih tahu ke customer aja apa yang buat online shop itu spesial. Kalau aku, karena 70 persen buat donasi. Jadi, tiap bulan pun ada transparansi.

Jadi, penghasilan online shopku itu 70persen buat donasi, 25 persen buat jalani bisnis, 5 persen mungkin sedikit banget baru aku tabung. Tapi itu juga buat kegiatan sosial kaya waktu kemarin aku ke Bali, Kupang atau Papua. Beli tiket pesawat sendiri.

Kalau boleh dikasih tahu, memang rata-rata pendapatannya berapa tiap bulan?

Kira-kira Rp20-30 juta. Aku pernah sampai Rp600 juta di tahun 2013-2014. Saat itu aku baru beralih jadi supplier.

Modal utama pebisnis muda?

Menurutku karakter ketabahan harus ada kalau mau memulai usaha. Harus bener-bener punya tekat untuk mencapai target. Karena kalau sudah kenapa-kenapa, seperti kena ditipu, bisa down. Terus self control. Bisa manage waktu dan godaan-godaan lain. Apalagi yang masih sekolah kaya aku.

Rencana 5 tahun ke depan?

Aku mau buat clothing line sendiri. Tapi masih nanti. Setelah sekolahku sudah nggak terlalu sibuk dan project sosial jumlahnya nggak sebanyak sekarang.

Singkat saja, bisnis itu apa buat Chloe?

Buatku, bisnis bukan hanya soal menghasilkan uang. Tapi bisnis itu buat mengasah passion dan skill kehidupan. Karena aku merasakan sendiri, setelah buka online shop jadi bisa memikirkan pandangan orang lain dan jadi menanggapi masalah dengan anggapan luas.