Fimela.com, Jakarta Ribuan kilo jalan yang kau tempuh
Lewati rintang untuk aku anakmu
Ibuku sayang masih terus berjalan
Walau tapak kaki, penuh darah... penuh nanah
Seperti udara... kasih yang engkau berikan
Tak mampu ku membalas... ibu... ibu
Mungkin sebagian besar kalian sudah tahu dengan lagu Ibu yang dinyanyikan Iwan Fals ini. Dari lirik lagu tersebut tersirat makna bahwa kasih sayang seorang ibu terhadap anaknya sungguh besar. Saat proses melahirkan, sang ibu sudah harus bertaruh nyawa.
Kasih sayang seorang ibu memang tidak terbatas, kita pun tidak akan pernah bisa membalas kasih sayang dan pengorbanan dari seorang ibu. Ya, kasih sayang seorang ibu memang tidak terbalas.
Ibu bukanlah seorang wanita yang hanya melahirkan anaknya saja, tetapi seorang ibu juga rela berjuang dan berkorban untuk anak-anaknya. Kasih sayang seorang Ibu seperti mentari yang sinarnya selalu menghangatkan.
Biasanya seorang ibu tidak pernah mementingkan dirinya sendiri, ia lebih peduli dengan kepentingan seorang anak. Hal tersebutlah yang saya rasakan selama 32 tahun ini.
Banyak sekali perjuangan dan pengorbanan mama saya di dalam hidup ini. Terlebih lagi mama saya merupakan seorang single parent. Tidak mudah bagi seorang wanita yang harus memikul semua tanggung jawab di atas pundaknya.
Tidak hanya mengurus urusan dapur, tapi seorang single parent juga harus rela memeras keringat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Ia tidak pernah sekalipun mengeluh betapa beratnya menghadapi hidup ini.
Petarung yang Tangguh
Hidup itu tidak seperti lautan kaca yang segala sesuatunya akan lancar tanpa hambatan. Itulah kata-kata yang sering dikatakan oleh mama saya. Memang kata-kata tersebut benar, tidak mudah memang menghadapi kehidupan yang keras ini.
Mandiri, itulah yang diajarkan mama ketika saya masih kecil. Tidak ada perlakukan 'istimewa' walaupun saya merupakan anak tunggal. Dari kelas 2 SD, saya sudah diajarkan untuk menggoreng tempe, tahu dan menyeberang jalan agar bisa berangkat ke sekolah sendiri.
Yang saya kagum adalah mama selalu berusaha untuk memasukkan saya ke sekolah yang berkualitas. Padahal untuk masuk ke sekolah itu dibutuhkan dana yang lumayan besar. Untuk memenuhi kehidupan sehari-hari saja masih susah, tapi mama saya tetap berusaha yang memberikan yang terbaik untuk urusan pendidikan.
Bisa dibilang mama saya sangat sukses menjadi seorang single parent. Namun seiring kesuksesan, banyak juga omongan-omongan miring yang ditujukan kepada mama saya. Ya secara logika, memang tidak mungkin seorang single parent bisa beli sepeda motor, mobil, dan rumah dari hasil keringatnya sendiri.
Selain berperan sebagai orangtua, mama saya juga bisa berperan sebagai seorang teman. Tidak jarang kami sering curhat-curhatan dari masalah pekerjaan sampai masalah asmara. Walaupun demikian, kami juga sering bertengkar gara-gara masalah kecil.
Terlepas dari artikel yang sebenarnya nggak jelas ini. Selamat ulang tahun ke-59 mama. Semoga panjang umur dan sehat selalu. Tuhan Yesus Memberkati.