Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas Menang Busan Award

Puput Puji Lestari diperbarui 13 Okt 2016, 22:42 WIB

Fimela.com, Jakarta Sutradara Edwin memenangkan Busan Award di Asian Project Market (APM), yang berlangsung 9-11 Oktober 2016 di Busan, Korea Selatan. Proyek film Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas, yang diadaptasi dari novel ketiga karangan Eka Kurniawan. Dalam proyek film ini, Eka Kurniawan juga bertindak sebagai penulis skenarionya.

Palari Films membawa Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas ke Asian Project Market yang selama 19 tahun telah konsisten telah menyeleksi dan mempertemukan proyek film berkualitas kepada pendana, investor film, dan pembeli film dari berbagai negara. Tahun 2016 ini, APM memilih 27 project film dari 16 negara.

 

Proses seleksi yang ketat menjamin kualitas artistik dan keragaman tema film-film yang dijajakan di APM. Film-film blockbuster seperti Snowpiercer karya Bong Joon-ho, maupun film-film unik seperti Stray Dogs karya Tsai Ming Liang bisa terwujud karena film-film tersebut bertemu dengan pasarnya yang tepat. Snowpiercer berjaya di Hollywood, Stray Dogs memenangkan Grand Jury Prize di Venice Film Festival.

Film Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas adalah proyek kolaborasi pertama Edwin dan Eka Kurniawan. Film terakhir Edwin, Postcards From The Zoo yang dibintangi Nicholas Saputra. Ini adalah film Indonesia pertama yang terseleksi dan dinominasikan sebagai film panjang terbaik oleh Berlin International Film Festival (Berlinale 2012).

Sementara Eka Kurniawan baru saja memenangkan Oppenheimer Funds Emerging Voices 2016 Fiction Award untuk novelnya, Manusia Harimau( Man Tiger). Eka juga pernah dinominasikan untuk Man Booker Prize International dengan novel yang sama. Sebelumnya, dia juga telah memenangkan World Reader’s Award 2016 untuk novel pertamanya Cantik itu Luka (Beauty is A Wound).

Menurut Edwin, buku Eka Kurniawan ini sangat visual. “Bahkan beberapa bagian cerita di dalamnya, terasa ada baunya. Buku ini sangat kental dengan pengetahuan, dan segenap misteri yang mempengaruhi pembentukan kebudayaan modern masyarakat kita. Seperti jutaan anakl aki-laki di Jawayang tumbuh di era tahun 1980-an, saya sangatmengenali Ajo Kawir dan dunianya. Dunia di mana dangdut pantura mengiri rasa rindu para supir truck yang bergelut sehari-hari dengan machismo dan adrenalin”, kata sutradara kelahiran Surabaya.

Muhammad Zaidy, salah satu produser dari Palari Films, melihat potensi luar biasa dari buku ketiga Eka Kurniawan ini sebagai materi yang kuat untuk diolah menjadi film. “Namun seperti kita ketahui, mengadaptasi sebuah novel ke film, bukan pekerjaan yang mudah. Perlu visi yang sejalan antara sang penulis novel, dan pembuat filmnya. Kami baru bisa yakin dengan project adaptasi film ini setelah mempertemukan Eka Kurniawan dengan Edwin. Visi Edwin terhadap film, dan pemahamannya terhadap buku Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas, membuat kami semua bersemangat dan percaya bahwa project film ini harus dikerjakan. Kita akan membuat film yang menghibur, indah dan unik baik secara kemasan maupun isi cerita,” tuturnya.