5 Alasan untuk Nonton Film Wonderful Life

Puput Puji Lestari diperbarui 12 Okt 2016, 23:42 WIB

Fimela.com, Jakarta Film Wonderful Life diadaptasi dari sebuah novel karya Amalia Prabowo yang berjudul sama. Menurut Rio Dewanto film tersebut merupakan bagian dari social movement untuk para wanita, terutama ibu muda yang ada di Indonesia. Berikut 5 alasan nonton film Wonderful Life versi Sutradara Agus Makkie.

Pertama, judul filmnya Wonderfull Life, itu jadi semangat spirit positif bagi kita sendiri sama yang mendapatkan sesuatu dari nonton filmnya. Di zaman sekarang modern ini kita harus berpikir positif. At the end, semoga kita berdamai dengan keluarga kita menggunakan hati kita dan berbahagia bersama anak kita.

 

Kedua, dikerjakan dengan hati untuk menyentuh hati. Film adalah proses pekerjaan kolaborasi ini. Ada produk, ada pemain, pemikir, kreatif, ini usaha para profesional untuk membuat film baik dikerjakan dengan hati. Keren itu relatif, yang penting film ini menyentuh dalam perasaan penonton.

Ketiga, Sebenarnya masalah ruang, jadi film ini memberi ruang saya untuk berpikir, merasakan, memahami, bahwa di balik kita ada keluarga, pertahankan keutuhan keluarga, sangat penting bahwa Indonesia dibentuk dengan keluarga, yang utama itu, keluarga.

Keempat, Ibu, peran ibu. Bagaimanapun, beda laki dan perempuan, semua anak dekat ke ibunya. Anak belajar banyak dengan ibu, peran ibu sangat penting, di film ini seperti itu, anak dengan ibunya.

 

Lalu, ini juga bagian dari merayakan seorang ibu, ditengah kesibukan ibu dia masih memperhatikan anaknya. Dia punya solusi diri sendiri dan bisa berbahagia dengan anaknya. Peran ibu di sini sangat berarti yah, bagian terpenting bangat, orang bilang kayak twist, dikira udah selesai ternyata ada hal lain. 

Kelima, ini Kembali pada diri saya sendiri, ini film pertama saya. Saya membuat ini dengan perasaan tertentu, artinya apa yang saya cita-citakan dan saya alami sekarang adalah karena berkat kesabaran saya, selama ini teman-teman mempercayakan saya, saya menghargai itu. pada akhirnya ada Mas Angga Dwimassasongko memberikan saya kesempatan baik untuk menggarap film ini. Ini saya kerjakan dengan hati, saling menghargai satu sama lain.