Fimela.com, Jakarta Sadar pentingnya pendidikan agama, membuat Arzetti Bilbina rela terpisah jauh dengan anaknya tercinta, Bagas Wicaksono Rahadi Setiawan. Pasalnya, Arzetti memilih memasukkan sang anak ke pondok pesantren, sebagai bekalnya saat besar nanti.
"Awal-awalnya dia sedih. Dia merasa aku nggak cinta karena harus berpisah jauh. Cuma aku melihat jauh ke depan. Saat salat, dia bisa jadi imam, bacaan surat-surat Alquran-nya bagus. Dia bisa jadi seorang yang in shaa Allah soleh," ucap Arzetti Bilbina, kawasan Fatmawati, Jakarta Selatan.
Sebenarnya sudah sejak lama Arzetti ingin menyekolahkan anaknya di pondok pesantren. Pergaulan era modern seperti saat ini pun membuat niatnya semakin besar. Setidaknya, anak jadi memiliki pondasi yang kuat dalam menghadapi era globalisasi.
"Kita tidak harus memutus anak-anak dengan perkembangan zaman. Mereka harus tahu untuk melihat dunia. Tapi harus ada batasan-batasanya. Di zaman modern ini, kebanyakan kita cuma tahu surat Annas atau Al Ikhlas. Paling tidak, nggak harus dipukul dulu untuk salat," papar Arzetti.
Untuk itu, Arzetti menyambut antusias diselenggarakannya Gema Muharam. Sebagaimana yang dituturkan Farida Hamid, selaku Yayasan Madrasah Ibtidaiyah Maratul Islam, kegiantan ini digelar guna membekali dan lebih mendekatkan anak-anak pada agama Islam.
"Di sini mengajarkan anak-anak cinta dengan agamanya. Mereka menunjukkan bakatnya. Anak-anak TK yang dengan kelucuannya tampil di panggung. Bukan hanya mengenalkan, tapi mengajari agar percaya diri. Mengajari berkompetisi secara sehat. Jadi ajarkan sifat rasul dalam berkompetisi," tutur Arzetti Bilbina.