Fimela.com, Jakarta Aspat merupakan hal yang biasa dalam kehidupan Elma Theana dan Reza Artamevia saat di padepokan milik Gatot Brajamusti. Keduanya baru mengetahui jika aspat merupakan zat terlarang ketika mereka sudah tak menjadi murid dari Aa Gatot.
Selama sembilan tahun, Elma Theana mengaku tidak mengetahui bahwa selama ini yang dikonsumsinya bersama dengan beberapa murid Padepokan Brajamusti adalah aspat. Elma menyadarinya justru setelah lepas dari cengkraman Gatot Brajamusti.
"Ya awalnya curiga saja tapi kan sudah dijelaskan, kalau Aa (Gatot) menjelaskan itu adalah getah bukan narkoba, ya percaya saja. Kita pun antar murid dulu memang tidak pernah membicarakan kecurigaan masing-masing. Setelah keluar, saya baru benar-benar yakin kalau itu adalah narkoba," ujar Elma melalui sambungan telepon, Jumat (7/10/2016).
Senada dengan Elma Theana, Reza Artamevia yang sudah menjadi murid Aa Gatot selama 12 tahun mengaku tidak tahu menahu bahwa Aspat yang selama ini dikosumsinya adalah sabu yang merupakan zat terlarang (narkoba). Merasa ditipu, Reza melaporkan Gatot Brajamusti ke Sentra Pelayanan Kepolisian (SPK) Polda Metro Jaya, Jumat (7/10/2016).
Gatot dikenakan pasal dalam laporan Reza dengan pasal 378 terkait penipuan dengan ancaman hukuman 5 tahun penjara. "Kita melaporkan Gatot dengan pasal 378 penipuan ancaman 5 tahun penjara. Selama ini, klien kami (Reza) tidak mengerti isi dari zat yang disebutkan," kata Ramdan Alamsyah di Polda Metro Jaya, Jumat petang (7/10/2016).
Terkait laporan soal penipuan dan Reza baru mengetahui aspat adalah sabu, kuasa hukum Gatot, Irfan Suriadinata menanggapinya. Ia menyebut hak setiap orang untuk melapor hingga komentar mengenai ketidaktahuan Reza.
"Hak setiap orang untuk melapor, silahkan dibuktikan saja. Saya kira Reza Artamevia adalah orang yang berpengalaman dan berpendidikan, tidak mungkin selama memakai itu (aspat) tidak tahu apa yang dia pakai," ungkap Irfan Suriadinata melalui pesan singkat kepada Bintang.com, Sabtu (8/10/2016).