Fimela.com, Jakarta Tak banyak kata yang diucap Narendra KDI di penghujung hidupnya. Selama dirawat, Narendra memang tak banyak berbicara. Hanya saja, ada satu pesan Narendra yang disampaikan kepada kakak tercinta.
"Kalau kita datang saja. Cuma sebelumnya dia sempat ngomong. Dia bilang mbak Ninik harus kuat, dan kakaknya nangis. Setelah itu dia sudah nggak ngomong apa-apa lagi," ungkap Dewi Anjani, adik almarhum, di TPU Budi Dharma, Cilincing, Jakarta Utara, Jumat (7/10/2016).
Setidaknya, keluarga bersyukur karena keinginan Narendra terwujud sebelum ajal menjemput. Almarhum menginginkan kakaknya, Ninik, segera menikah. Hal itu diungkap Narendra sebelum bertolak ke Malaysia pada bulan September lalu.
"Dia minta mbak Ninik menikah. Kalau mbak Ninik sudah menikah, saya lega. Dia bilang kalau saya mati bagaimana adik saya," ujar Sumpeno, ayah Narendra.
Dilanjutkan sang ayah, Narendra sudah merasakan sakitnya saat berada di Malaysia. Padahal, awalnya almarhum ragu untuk berangkat. Hanya saja, Narendra sudah terikat kontrak.
"Dia bilang mau ke Malaysia tapi kepala saya sakit. Saya bilang ya berangkat saja, saya mendoakan di rumah. Tanggal 28 September dia pulang, dan kakaknya lagi menikah. Usai ijab kabul, tiba-tiba dia ambruk," papar Sumpeno.
Selama 5 hari Narendra KDI dirawat di rumah sakit. Hingga akhirnnya, ajal menjemput Narendra pada hari Kamis (6/10) kemarin, sekitar pukul 15.00 wib. Jasad Narendra pun dikebumikan ba'da Zuhur tadi di TPU Budi Dharma.