Fimela.com, Jakarta Lima tahun sudah Apple ditinggal oleh sang pendirinya, Steve Jobs. Seperti diketahui, Jobs meninggal dunia pada 5 Oktober 2011 akibat penyakit kanker pankreas. Sosok inovatif, karismatik sekaligus kontroversial itu pergi di usia 56 tahun.
Saat in Apple dipimpin oleh Tim Cook yang dikena tenang dan pendiam. Beda jauh dengan Steve Jobs yang meledak-ledak dan suka berteriak. Meskipun begitu pengaruh Jobs terutama di bidang teknologi masih sangat besar sampai saat ini.
Ia masih punya pengaruh terhadap para pemain di industri teknologi masa kini. Bahkan sudah ada dua film tentang Steve Jobs yang dibuat Hollywood. Untuk mengenang lima tahun kepergiannya, kami sajikan lima fakta menarik dari Steve Jobs. Seperti dilansir dari techinasia, fakta-fakta ini merupakan bukti dari keberhasilan perjalanan karir Jobs.
Sering Gagal
Semua orang sukses pasti pernah atau bahkan sering mengalami kegagalan. Begitu juga dengan Steve Jobs . Ia punya banyak ide-besar namun beberapa di antaranya harus pupus. Salah satu kegagalan yang pernah dialaminya yaitu Lisa, perangkat komputer yang digadang-gadang sebagai Mac. Lisa dirilis pada tahun 1983 dengan menggunakan ikon grafis.
Namun Lisa hanya terjual 10.000 unit dan dihentikan proses produksinya di tahun kedua penjualannya. Jobs lalu bergabung dengan tim Macintosh. Ia berusaha agar nasib Macintosh tidak senasib dengan Lisa. Sayangnya meski sudah berusaha keras, penjualan tidak sesuai target sehingga membuat Jobs didepak dari Apple pada tahun 1983.
Ingin Jadi Biksu
Menurut Alex Gibney dalam film dokumenter Steve Jobs: The Man in The Machine, Jobs muda sempat berencana menjadi seorang biksu. Hal tersebut bisa terjadi karena Jobs berteman dengan seorang biksu dari Jepang, Zen Otogawa. Sepanjang hidupnya, Jobs menjalani kehidupan layaknya seorang biksu yaitu menjadi seorang vegetarian dan sering melakukan puasa.
Otogawa sempat menolak keinginan Jobs untuk menjadi biksu karena dinilai punya potensi bekerja di tempat lain. Otogawa sendiri sempat didapuk sebagai penasihat spiritual di kantor Apple dan memimpin pernikahan Jobs di The Ahwahnee Hotel, Yosemite National Park, California.
Bukan Orang Teknis
Sebagai seorang pendiri perusahaan komputer, Jobs bisa dibilang kurang mumpuni dalam hal teknologi. Ia berbeda dengan Mark Zuckerberg dan Bill Gates yang menguasai hal-hal teknis. Menurut rekannya, Steve Wozniak, Jobs tidak pernah mendesain apapun sebagai teknisi perangkat keras. Namun ia mengetahui apa yang ia lakukan.
Sebagai orang bisnis, pemilik nama lengkap Steven Paul Jobs ini punya kemampuan akan hal itu dan itu penting.
Selain itu, Jobs bisa melihat bagaimana sebuah karya atau desain secara personal. Menurut Wozniak, Apple tidak akan bisa selesai dengan baik tanpa Jobs.
Mentor Mark Zuckerberg
Salah satu anak didik Steve Jobs adalah Mark Zuckerberg, pendiri Facebook. Sebelum membesarkan media sosial fenomenal tersebut, Mark sempat meminta nasihat Jobs akan nasib Facebook. Mark kemudian mengikuti nasihat Jobs untuk mempertahankan media sosial tersebut. Hasilnya luar biasa, Facebook digunakan banyak orang dan bisa besar seperti sekarang.
Kaya Tapi Sederhana
Dalam sebuah wawancara dengan The Wall Street Journal, Jobs mengatakan, “Menjadi orang terkaya di pemakaman itu tidak penting untuk saya. Tidur nyenyak di malam hari setelah melakukan hal yang luar biasa, itu penting untuk saya.” Steve Jobs beberapa kali masuk dalam daftar orang terkaya di AS maupun di dunia. Meski begitu, Jobs hidup dalam kesederhanaan dan tidak tinggal di perumahan mewah Silicon Valley atau mengoleksi banyak mobil mewah.
Jobs justru menyewa Mercedes Benz dan hidup di perumahan sederhana di Palo Alto, California bersama seorang istri dan tiga anaknya. Barang termahal yang dimilikinya adalah pesawat pribadi Gulfstream V yang harganya mencapai sekitar Rp. 116 triliun. Pesawat tersebut merupakan bonus dari Apple atas pencapaian Jobs sebagai seorang eksekutif di perusahaan tersebut.