Fimela.com, Jakarta Nama Marwah Daud Ibrahim menjadi bahan pembicaraan di media karena kedekataannya dengan Dimas Kanjeng Taat Pribadi. Bahkan saat Dimas Kanjeng ditangkap polisi beberapa hari lalu, Marwah tetap membela habis-habisan pria yang mengaku bisa menggandakan uang tersebut.
Banyak yang kaget dan menyayangkan kenapa tokoh cerdas seperti Marwah bisa menjadi pengikut setia Dimas Kanjeng. Ia bahkan menjabat sebagai Ketua Yayasab Dimas Kanjeng Taat Pribadi. Dimas Kanjeng sendiri ditangkap polisi atas dugaan otak pembunuhan terhadap dua orang santrinya, serta dugaan penipuan.
Seperti dilansir dari ketemulagi.com, saat di undang di acara ILC di TV One pada 4 Oktober kemarin, Marwah Daud pun meyakinkan para tamu undangan atas kesaktian Dimas Kanjeng yang dapat mengeluarkan uang dari belakang badannya. Siapakah Marwah Daud Ibrahim?
Bersumber dari wikipedia. Marwah Daud pernah menjadi anggota DPR RI selama tiga periode, asisten peneliti UNESCO dan Bank Dunia. Ia lahir di Soppeng, Sulawesi Selatan, 8 November 1956. Sejak SD, Marwah termasuk cerdas. Marwah pernah terpilih sebagai pelajar teladan se Sulawesi Selatan dan diundang ke istana negara oleh Presiden pada tahun 1974.
Lulus dan SPG Negeri 1 Ujung Pandang, Marwah kemudian melanjutkan pendidikannya di Universitas Hasanudin dan masuk Fakultas Ilmu Sosial Politik Jurusan Komunikasi dan selesai tahun 1981. Marwah pernah menndapatkan beasiswa untuk melanjutkan studi di American University, Washington DC, Amerika Serikat (AS) dan berhasil meraih gelar master dari jurusan Komunikasi Internasional.
Untuk kedua kalinya, Marwah Daud Ibrahim mendapat beasiswa untuk studi di Amerika. Saat bekerja di BPPT, BJ Habibie memberinya beasiswa ke AS lagi. Di universitas yang sama, ia mengambil Komunikasi Internasional bidang satelit, dan meraih gelar doktor (PhD) di tahun 1989 sebagai lulusan terbaik (distinction).
Selama di AS, istri dari Ibrahim Taju ini bekerja sebagai asisten peneliti Unesco dan Bank Dunia Setelah kembali ke Indonesia, Marwah Daud Ibrahim bergabung dengan organisasi ICMI (Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia), dengan menjabat sebagai Sekretaris Umum.
Marwah sempat tergabung dalam Golkar sebelum kemudian bergabung dengan partai Gerindra. Dengan kemampuan otak yang cerdas, pendidikan yang tinggi serta karir yang menjulang, pasti banyak yang heran kenapa Marwah Daud Ibrahim begitu setia dan selalu membela Dimas Kanjeng sampai saat ini.