Fimela.com, Jakarta Seiring waktu berjalan, semua orang akan berproses dan mengalami pendewasaan. Hal itulah yang ingin ditampilkan Vidi Aldiano lewat album barunya yang bertajuk Persona. Baginya, album dengan 9 lagu ini menggambarkan puncak kematangannya dalam bermusik.
***
Usaha Vidi Aldiano selama berbulan-bulan akhirnya terbayar sudah pada Agustus 2016 lalu. Setelah lima tahun absen, akhirnya penyanyi yang tenar berkat single Nuansa Bening ini merilis album barunya yang bertajuk Persona.
Berisi 9 lagi dan 1 bonus track, album ini ternyata memiliki makna yang sangat mendalam bagi pria 26 tahun tersebut. Pasalnya, memang butuh waktu lima tahun bagi Vidi untuk mematangkan karyanya yang satu ini. Pemberian nama Persona pun ternyata memiliki arti yang sangat dalam baginya.
“Gambaran besarnya di album ini kontennya lebih mature. Dan semua lagu, kecuali yang recycle, semuanya kita nulis sendiri based on my story gitu,” ungkap Vidi saat wawancara eksklusif dengan Bintang.com pada Selasa (4/10/2016). “Dan sebenarnya persona, dari kata personal, albumnya menceritakan my personal story,” lanjutnya.
Hal unik lain dari album baru Vidi ini adalah kemasannya yang benar-benar terkonsep. Dari 9 lagu yang masuk di dalamnya, masing-masing memiliki emosi dan personanya sendiri. Adapun persona yang ditampilkan dalam album ini adalah joy, anger, disgust, hope/peace, wonder, courage, fear, sadness, dan love.
Vidi Aldiano juga menjelaskan bagaimana dia menuangkan idealisme musiknya dalam album Persona. Bahkan, karyanya ini menjadi sebuah hadiah tak ternilai untuk orang-orang yang selama ini berjasa untuk karirnya.
Mengungkap Persona Vidi Aldiano
Vidi Aldiano tak hanya serius mengerjakan album Persona, namun juga menanamkan konsep yang sangat kuat. Butuh lima tahun untuk menyelesaikannya, namun usaha ini terbukti tidak sia-sia.
Secara garis besar, seperti apa sih album ketiga Vidi?
Ini merupakan album yang nuansanya lebih mature dari album sebelumnya. Gue kan terakhir keluarin album udah lima tahun lalu. Saat itu masih teenager dan sekarang udah 20an. Belum tua tapi sudah lumayan dewasa, dan pengalaman dalam kehidupan cinta, musik dan sebagainya sudah lebih banyak dibandingkan lima tahun lalu. Gambaran besarnya di album ini kontennya lebih mature. Dan semua lagu, kecuali yang recycle, semuanya kita nulis sendiri based on my story gitu.
Apa makna kata Persona dalam album ini?
Sebenarnya persona, dari kata personal, albumnya menceritakan my personal story. Kebetulan album ini udah indie, udah ga kerja sama dengan label lagi. Sekarang label sendiri, manajemen sendiri, sehingga sangat personal. Makanya gue mau menangkap esensi personal itu. Tapi Persona sendiri definisinya adalah topeng atau karakter.
Dari mana inspirasi penggunaan judul Persona?
Bergerak dari definisi persona itu, yaitu topeng atau karakter. Jadi di sini ada 9 lagu, 9 karakter, dan 9 persona berbeda yang gue tampilkan. Masing-masing lagu punya aura dan persona masing. Bergerak dari konsep itu, gue bikin lagu yang memiliki karakter dan simbol sendiri.
Adakah pesan yang ingin disampaikan Vidi lewat album ini?
Sebenarnya 9 persona ini adalah yang selalu gue tampilkan saat manggung. Selama delapan tahun bermusik, ketika menceritakan lagu yang ceria, gue juga akan ceria di atas panggung. Begitu juga dengan persona lain. Hal yang sama juga saat compose musik, rekaman dan lain sebagainya.
Proses penggarapannya sendiri seperti apa?
Kalau mikirin konsep sudah dari setelah rilis album kedua. Selalu begitu, dan sekarang pun seperti itu. Sekarang aja gue udah mikirin konsep album keempat. Karena mikirin konsep sebenarnya memang lumayan lama. Tapi untuk pengerjaan album dari workshop, masuk studio, bikin lagu, sampai terakhir kelar itu sekitar 8 bulan.
Apa perbedaan album Vidi sekarang dengan sebelumnya?
Di album pertama dan kedua musiknya lebih gado-gado, karena lagu A diaransemen sama produser A, nanti lagu B yang aransemen produser B. Jadi kalau lagunya ada 10, yang aransemen bisa-bisa juga 10 orang. Tapi di album ketiga ini, gue pengen punya benang merah dan pengen menguatkan musikalitas. Jadi kita konsepin banget musiknya seperti apa.
Sebagai penyanyi solo, kenapa Vidi melakukan banyak kolaborasi di album ini?
Karena album gue indie. Semangat indie artinya semangat kolaborasi. Kerja sama sama Nino, Lale, Ilman karena mereka temen gue juga. Chemistry nyambung. Sedangkan Andien, Be3, dan Candra Darusman semuanya punya personal attachment sama gue. Maka dari itulah lahir kata persona.
Kenapa Vidi akhirnya memutuskan untuk indie?
Karena gue pengennya dari dulu indie. Dan gue juga memulai karya gue sebenarnya indie. Nuansa Bening, Status Palsu dan banyak lagi, indie semua. Cuma pas kuliah, gue mau fokus di pendidikan dan gue merasa ga akan bisa handle semuanya sendiri. Makanya joint venture. Tapi dealnya, setelah gue kelar kuliah gue balik indie lagi.
Penemuan Jati Diri
Bagi Vidi Aldiano, Persona bukan sekedar album musik. Di dalamnya tersimpan kebanggaan, cerminan diri, dan buah dari sebuah kerja keras. Dia pun menetapkan album ini sebagai jati dirinya dalam bermusik.
Adakah kendala yang dihadapi dalam penggarapan album ini?
Kalau kerja sama sesama teman-teman produser baik banget. Tapi yang menjadi kendala adalah jadwal. Karena gue saat itu masih manggung banget, RAN juga, Maliq juga, waktu ketemu jelas jadi kendala. Akhirnya kita workshop kebanyakan di atas jam 11 malam, setelah kelar manggung baru ke studio. Sering banget kita pulang jam 4 pagi atau jam 5 pagi. Itupun kita hampir tiap hari ketemu.
Adakah perasaan minder saat bekerja sama dengan musisi-musisi senior?
Enggak sih karena kita pemusik. Musisi, kalau kolaborasi dalam naungan musik ga akan kenal usia atau apapun. Kita cuma mau bikin karya yang baik, bagus, dan dinikmati banyak orang. Tapi ya jujur sih gue deg-degan sama semuanya.
Lalu apa yang Vidi rasakan saat bekerja dengan mereka?
Alhamdulilah banyak bersyukur karena mereka bantu banget dalam segala proses. Andien saat itu sedang program kehamilan, sampai akhirnya hamil juga. Om Candra yang notabene ga tinggal di Indonesia rela terbang dari luar negeri ke Jakarta cuma buat rekaman. Tante Cynthia juga lagi hamil gede, terus mau rekaman tuh buat gue mereka baik banget. I feel very blessed.
Dari Nuansa Bening ke Persona, proses apa yang telah dilalui Vidi?
Proses buat gue kaya belajar menemukan warna musik ini mau ke mana. Dulu walaupun independen, gue masih dapat pengaruh dari bokap. Karena gue ga ngerti sama sekali soal industri ini. Masuk album kedua, kerja sama sama label besar. Di sana dapat ilmu segala macam. Ilmu itu akhirnya gue terapin di album sekarang. Kami benar-benar bekerja sama untuk menemukan suara Vidi Aldiano.
Apakah akhirnya Vidi menemukan apa yang dicari?
Buat gue definisi musik yang akan gue lakukan ke depannya adalah album ketiga ini. Karena ini benar-benar gue kerjakan sendiri, dan dibantu teman-teman yang memang ingin menonjolkan Vidi Aldiano. Semua lagu punya benang merah dan terkonsep sekali. Sound yang pengen gue keluarkan akhirnya terlaksana.
Secara tidak langsung, Vidi menyebut album ini sebagai jati diri?
Yes. Kalau album kedua masih nyari-nyari, banyak arranger, nyobain semua. Gue beli lagu dan lain-lain. Kalau sekarang nulis sendiri, aransemen sendiri, nyari sound dan detail lain-lainnya sendiri. Definisi musik Vidi ya album ketiga ini.
Melihat Vidi berhasil berkarya sendiri, bagaimana reaksi Papa?
Nah di album ketiga ini gue benar-benar ga ngasih update apa-apa. Jadi memang mau kasih suprise. Karena dulu kan dia ngebantuin gue banget. Sekarang gue pengen buktikan ke dia dan diri gue sendiri kalau sebenarnya album ketiga ini gue bisa bikin sendiri. Kemarin pas hearing pertama gue kasih denger ke bokap dan lihat mukanya kayak happy banget. Buat gue priceless sekali. Supportnya juga luar biasa walaupun udah ga bantuin urusan bisnisnya.
Tak hanya menjadi kebanggaan untuk diri sendiri, album ini juga menjadi sebuah persembahan yang indah untuk orang-orang terdekat Vidi Aldiano. Persona akan menjadi sebuah pedoman untuk karir Vidi ke depannya.