3 Alasan Kenapa Gaji Besar Tak Janjikan Kebahagiaan

Karla Farhana diperbarui 03 Okt 2016, 14:28 WIB

Fimela.com, Jakarta Kamu merupakan seorang perempuan yang sukses dalam bidang karier. Kamu punya posisi yang bagus. Kinerjamu sangat baik dan menjadi 'anak emas' di mata para atasan. Bahkan, rekan kerja di kantor sangat kagum dengan prestasi dan ketangguhanmu dalam dunia kerja. 

Posisi yang tinggi, identik dengan gaji yang besar pula. Kamu hampir memiliki segalanya dan tak pernah tergantung pada orang lain. Tapi, kenapa kamu masih juga merasa ada yang kurang? Kenapa kamu merasa hidup menjadi hampa dan tak bahagia? Berikut beberapa alasan yang dikemukakan Life Hack. 

1. Dalam sebuah penelitian yang berjudul Happiness-Income Paradox Revisited, yang dilakukan Profesor Ekonomi dan pendiri the field of happiness studies, mengatakan, pada satu titik, ada korelasi antara kebahagiaan dan pendapatan. Tapi, kemudian tingkat kebahagiaan tidak meningkat ketika pendapatan di sebuah negara juga meningkat. 

2. Pada sebuah artikel berjudul The Incalculable Value of Finding a Job You Love yang ditulis Robert H. Frank, disebutkan ada faktor lain yang membuat orang betah dan puas dengan kariernya. Faktor itu antara lain kondisi pekerjaan yang menarik, otonomi tempat kerja yang baik, adanya kesempatan untuk belajar banyak hal yang baru, dan keamanan di tempat kerja yang terus meningkat. 

3. Karena sesungguhnya, gaji itu tidak akan banyak berpengaruh ketika kamu mengerjakan apa yang kamu suka. Kalau kamu memang tidak suka dengan dunia tulis-menulis, kamu tak akan betah duduk seharian dan merasa terpaksa untuk menulis di tempat kerja. Kalau mengurus angka-angka pajak perusahaan tak membuatmu betah duduk seharian di kantor, gaji besar pun tak akan membuatmu bahagia. Karena itu, ada ungkapan love your job.