Eksklusif Kiswinar, Jadi Saksi KDRT Mario Teguh

Teddy Kurniawan diperbarui 03 Okt 2016, 08:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Ario Kiswinar Teguh, nama yang belakangan kerap disebut terkait pengakuannya sebagai anak Mario Teguh. Kemunculan Kiswinar, sapaan akrab Ario Kiswinar Teguh, di acara Hitam Putih yang dipandu Deddy Corbuzier beberapa waktu lalu, menjadi konflik berkepanjangan antara Mario Teguh dan Kiswinar. Tudingan cari tenar dialamatkan kepada Kiswinar. Padahal, menurut Kiswinar kemunculannya justru lantaran ada pernyataan Mario Teguh yang mengungkapkan jika anaknya hanyalah dua orang, Audrey dan Marco.

***

Kiswinar tentu punya alasan kuat untuk muncul di media mengutarakan kebenaran yang diyakininya. Sudah 13 tahun lalu, sejak pertemuan terakhirnya dengan Mario teguh, Kiswinar memang menyimpan rapat apa yang dialaminya. Ia memahami, apa yang terjadi tidak boleh berpengaruh terhadap kehidupannya. Ia dan ibunya harus tetap berjuang dan berusaha untuk hidup mandiri.

Saat ini, apa yang diungkapkan Kiswinar diakuinya, justru merupakan ajaran dari Mario Teguh. Menurut Kiswinar, sejak kecil ia selalu dibekali dengan nasihat supaya jujur dalam kehidupan. Kejujuran itu lah yang saat ini dituntut Kiswinar dari sosok Mario Teguh. Jika memang kejujuran tersebut harus dibayar dengan dilakukannya tes DNA lantaran keraguan dari pihak Mario Teguh, ia pun sudah bersedia.

Namun kini keadaan justru semakin lebar. Bukan jadwal tes DNA yang diterimanya, melainkan surat somasi. Kiswinar tidak habis pikir, kenapa bisa seorang Mario Teguh melakukan somasi pada anaknya sendiri.

"Semoga Papa mendapatkan hidayah dan sadar. Aku akan terima papa apa adanya sebagaimana saat aku kecil, aku ditimang papa," ujar Kiswinar saat bertandang ke studio Bintang.com, Minggu (2/10/2016).

Kisah kehidupan masa kecil Kiswinar yang bahagia bersama Mario Teguh diceritakan kepada Teddy Kurniawan dan Hasan Mukti Iskandar. Menariknya, Kiswinar bersedia menceritakan semuanya itu, dengan mengenakan kaos yang didisain khusus dengan kata-kata bijak Mario Teguh untuk pemotretan Kiswinar dan tidak diperjualbelikan. Seperti apa kisahnya yang mengharu biru?

What's On Fimela
2 dari 3 halaman

Kiswinar Lahir Tanpa Didampingi Mario Teguh

Kiswinar masih berharap Mario Teguh dapat berkata jujur tentang statusnya. (Make Up: Zahra Khairunnisa, Fotografer: Bambang E. Ros/Bintang.com Digital Imaging: Muhammad Iqbal Nurfajri/Bintang.com)

Dari cerita keluarga, Kiswinar mengetahui saat ia dilahirkan, Mario Teguh sedang berada di luar kota. Jadi Mario Teguh tidak berada di sampingnya saat pertama kali tangis Kiswinar meledak usai dilahirkan. Mario Teguh tengah disibukkan oleh aktivitasnya sebagai seorang profesional muda di bidang perbankan.

Katanya dahulu kamu anak yang diharapkan lahir?
Kalau dulu yang paling diingat bahwa aku cucu pertama laki-laki karena adiknya papa, Om Danu, anaknya dua saat itu dan semuanya perempuan, aku tuh cucu lelaki pertama dan itu eyang Teguh. Jadi sering dipangku, diajak ke sana ke sini. Yah mungkin karena cucu pertama laki-laki jadi kesayangan di keluarga papa apalagi di keluarga mama. Mama itu saat remaja sudah ditinggal keluarga, jadi mama itu sudah seperti keluarga besar. Kehadiran aku tentunya menjadi berita yang membahagiakan bagi keluarga.

Pernah dapat cerita proses kamu dilahirkan?
Ini sih cerita-cerita yang beredar di keluarga. Pas mama melahirkan aku, papa enggak ada di tempat, sedang di luar kota. Aku lahir di Rumah Sakit Asih Jakarta Selatan. Omku semua datang ke rumah sakit.

Ada cerita, kamu tuh paling disayang sama Mario Teguh, benar?
Namanya bapak ke anak ya sayang lah. Aku dapat cerita papa itu enggak mau aku dipegang sama baby sitter. Semua papa yang urus, sampai ngubur ari-ari papa juga yang lakuin.

Mario Teguh kenapa enggak ada saat kamu lahir?
Lupa-lupa ingat ceritanya. Seingat aku seperti yang diceritakan keluarga, papa itu sedang di luar kota dan begitu tahu mama sudah masuk rumah sakit, papa langsung berangkat ke Jakarta. Tapi pas aku lahir, kata mama, papa enggak ada di Jakarta. Yang adzanin eyang, Papa datang langsung adzanin lagi. Seingat aku yang adzanin pertama eyang, pamannya mama.

Oh iya masalah anak kesayangan nih, seperti apa sih Mario Teguh menunjukkan rasa sayangnya sama kamu?
Papa orangnya penyayang di level yang mungkin anak-anak sekarang bilangnya lebay. Misalnya tetangga punya sepeda. Selain aku juga dibelikan sepeda, aku juga dibeikan helm, dekker (pelindung). Papa maunya aku main sepeda pakai pelindung, padahal cuma mau keliling komplek.

Mario Teguh suka beliin mainan?
Papa itu kalau beliin mainan buat aku jarang yang mainan jadi, harus ada tantangan, kreatif. Papa membiasakan hal tersebut sehingga membentuk aku seperti sekarang ini. Pernah bikin perahu remote cotrol, papa ajak aku bikin sendiri.

Suka ajak jalan-jalan? Ke mana yang berkesan?
Waktu itu kita bertiga, papa, aku dan mama ke Singapura. Pertama kali naik pesawat dan ke luar negeri. Papa kelihatan sangat sayang. Diajak aku ke toko mainan paling besar diminta pilih sendiri mainan yang aku mau. Lalu setelah terkumpul, ditanya mana mainan yang dipilih yang aku enggak lihat ada di Indonesia. Jadi biar belinya sedikit tapi spesial. Papa mengajarkan nilai-nilah kesederhanaan dan tidak bermewah-mewah meski dalam kondisi yang berlebih.

Papa saat itu punya jabatan kan di bank?
Ya, jadi vice presicent sebuah bank dan posisi itu kan pasti gajinya besar. Tapi aku diajarkan tetap sederhana. Berangkat sekolah pakai jemputan biasa, bawa bekal dari rumah. Aku enggak dikasih uang jajan. Sepatu juga enggak mahal tapi enak dipakai dan awet. Aku juga diajarkan untuk tidak pamer. Pakai barang awet jadi enggak sering ganti barang.

Mario Teguh pernah marah sama kamu? Seperti apa?
Papah mendidik dengan keras, mungkin karena latar belakang keluarga. Eyang Teguh kan dulu tentara jadi dididik tegas militer dan itu nurun ke papah. Papah juga tidak segan-segan memberi hukuman yang mungkin sekarang tidak relevan, tidak hanya mengajarkan nilai tapi juga ketakutan. Untuk aku punya mama, jadi bisa ngadu, hahaha.

3 dari 3 halaman

Kisah KDRT Mario Teguh Versi Kiswinar

Kiswinar mengaku menjadi saksi KDRT yang dituduhkan Ibu Ariyani kepada Mario Teguh. (Make Up: Zahra Khairunnisa, Fotografer: Bambang E. Ros/Bintang.com Digital Imaging: Muhammad Iqbal Nurfajri/Bintang.com)

Kiswinar tidak menyangka, 13 tahun lalu, ia sudah ditinggal Mario Teguh. Hidup tanpa sosok ayah, tidak menjadikan Kiswinar patah semangat. Ia tetap menjalani kehidupannya hingga saat ini sudah bekerja sebagai pengajar dan memiliki bisnis.

Di usia sekitar tujuh tahun, kamu sudah berpisah dengan Mario Teguh. Apa yang kamu lakukan?
Awalnya aku sedih banget. Aku melihat teman-temanku masih sama papanya, digandeng papanya ke sekolah, cium tangan, peluk. Hal-hal yang seperti itu bikin bagaimana gitu. Di rumah jadi enggak nyaman.

Waktu perang mulut Mario Teguh dengan Ibu Ariyani, kamu masih ingat?
Ya masih. Aku sama mama sampai harus diungsikan ke rumah eyangku pada saat itu. Saat ini aku masih agak trauma juga kalau lewat rumah yang dulu aku tempatin sama papa dan mama, udah enggak sanggup. Bahkan kalau aku jadi orang kaya, enggak akan beli rumah itu. Banyak kenangan yang enggak enak.

Waktu Ibu Ariyani bercerai, kamu tanya sama Mario Teguh?
Aku tanya ke papa karena saat itu meski sudah berpisah, masih dikasih waktu seminggu sekali ketemu. Aku enggak bisa masuk terlalu dalam karena itu pilihan mama dan papa. Aku juga masih kecil, cuma nanya kenapa. Jujur jawabannya sudah lupa, karena papa selalu ajak bahas yang lain.

Saat itu, sampai kapan bertemu?
Sepertinya berkala seminggu sekali, tapi enggak sampai setahun. Aku lupa. Setelah itu, enggak ada kabar lagi sampai aku berusia 12 tahuun.

Pernah tanya, kenapa Mario Teguh enggak pernah muncul lagi ke keluarga?
Iya pasti, tapi langsung di-cover sama paman, om dan tante. Mereka bergantian isi kekosongan figur ayah. Kalau aku tanya, sering dialihkan ke pembicaraan lain. Ya akhirnya aku paham ini harus dijalani semua.

Benar kamu jadi saksi KDRT yang dituduhkan Ibu Ariyani?
Iya, aku ada di situ. Itu enggak gampang dilupakan. Banyak yang bilang anak sekitar enam sampai tujuh tahun enggak mungkin ingat. Tapi kenyataannya kejadian itu nancep banget. Bunyi barang pecah, ada benda berterbangan, itu benaran. Saat itu mama merasa, di rumah pada titik yang paling membahayakan.

Kamu pernah tanya kenapa?
Pernah tanya, kenapa papa sama mama berantem. Mama selalu disalahkan papa. Kalau aku enggak tahu dahulu bagaimana persoalannya, anak kecil enggak tahu.

Pernah tanya sama Mario Teguh, kenapa bisa kasar itu sama Ibu Ariyani?
(Kiswinar tersenyum) Aku juga bagian dari kekerasan papa. Aku juga mendapatkan pendidikan yang keras dari papa. Aku janjikan itu enggak akan terjadi pada anak-anakku nanti. Apa yang terjadi antara papa, mama dan aku jadi contoh.

Jadi terus berjuang untuk dapatkan pengakuan?
Ya itu harus. Kalau papa mengakui, alhamdulillah itu kabar gembira yang harus disebar. Pada akhirnya papa sadar, selama ini beliau yang mengingkari. Setelahnya bagaimana, itu kembali ke dua belah pihak, aku pribadi mau ajak papa ke tempat yang tidak mewah. Mengenang kembali apa yang diajarkan papa ke aku waktu kecil, kesederhanaan. Bahkan nanti di hari tuanya, biar aku urus. Ayo ke rumah, dengan segala kemampuanku akan aku urus. Aku sudah janji.

Banyak yang bilang, ini semua karena harta. Benarkah?
Aku cuma minta pengakuan saja ke publik. Tentu ada konsekuensinya, tapi bukan finansial. Aku tekankan, ini bukan masalah harta, bukan masalah warisan. Itu sama saja doain papaku cepat meninggal, amit-amit. Beliau masih sehat dan berkarya. Konsekuensinya dia harus bilang kalau anaknya ada tiga, aku dari pernikahan pertamanya, lalu ada Audrey dan Marco dari pernikahan yang sekarang. Artinya Audrey dan Marco itu adik kandung aku karena dari satu bapak. Terserah mereka mau akui atau tidak, tapi tidak mengubah fakta. Itu konsekuensi yang harus dihadapi.

Kiswinar berusaha untuk tetap tegar menjalani kehidupannya. Selama 13 tahun hidup tanpa didampingi Mario Teguh, bukan waktu yang sebentar. Perlu mental sekuat baja untuk bisa tahan terhadap beban perasaan. Apalagi sosok yang disebutnya papa itu ada di depan mata, muncul di televisi, dielu-elukan penggemarnya dan dibicarakan berkat nasihat-nasihat supernya. Kiswinar meyakini kebenaran yang dipegangnya dan menuntut kejujuran Mario Teguh. Bagaimana perseteruan Mario Teguh dan Kiswinar akan berakhir? Waktu nanti yang akan menjawabnya.