Debat Capres Donald Trump dan Hillary Clinton Berjalan Memanas

Febriyani Frisca diperbarui 27 Sep 2016, 15:45 WIB

Fimela.com, Jakarta Sejak awal kemunculannya yang mendeklarasikan sebagai calon presiden Amerika, Donald Trump kerap menjadi objek perbincangan masyarakat dunia, terutama Amerika Serikat, negara yang akan ia pimpin jika terpilih. Apakah kamu salah satunya?

Untuk mengasah kredibilitas para kandidat pemimpin Amerika Serikat, Senin, 26 September 2016 pukul 21.00-22.30 waktu Amerika Serikat atau Selasa pagi 27 September 2016 WIB, kedua capres dari Hillary Clinton dari Partai Demokrat dan Donald Trump dari Partai Republikan, dijadwalkan melakukan debat perdana di Hofstra University, Hempstead, New York dan dipandu oleh Lester Holt, pembaca berita NBC News.

Menurut Liputan6.com, Dalam debat yang dijadwalkan berlangsung 90 menit itu dibagi menjadi 6 bagian. Setiap segmen berlangsung sekitar 15 menit dengan bahasan topik berbeda. Pada topik pertama, kedua kandidat tersebut membahas tentang "mencapai kesejahteraan", "mengamankan Amerika", dan "arah Amerika". Sebagai pemandu acara, Holt akan memutuskan langsung tiga topik tersebut. Sedangkan untuk tiga topik lainnya, keduanya akan membahas peristiwa yang terjadi dalam pekan ini.

Diwartakan oleh BBC, serangan pertama datang dari Hillary Clinton kepada Trump. Mantan pengacara tersebut mengatakan bahwa Trump menerima uang pinjaman dari sang ayah saat pertama kali menjalani bisnis. "Donald sangat beruntung dalam hidupnya, dan itu semua keuntungannya. Dia meminjam $40 juta dari ayahnya, dia benar-benar percaya bahwa jika Anda membantu orang kaya, Anda akan jadi lebih baik," kata Clinton dikutip dari BBC.

'Serangan' Hillary Clinton dibalas Donald Trump. Menurutnya, sang ayah memberi pinajam kecil saat ia mendirikan perusahaan. "Ayah saya memberi saya pinjaman kecil pada 1975, dan saya mendirikan perusahaan yang bernilai miliaran dolar," kata Trump dikutip dari BBC.

Lalu, perdebatan selanjutnya ialah soal adalah soal perjanjian dagang. Mereka berdua memiliki pendapat yang berseberangan soal Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara yang ditandatangani oleh suami Hillary, Bill Clinton. Menurut Trump, penandatanganan Nafta oleh Bill adalah perjanjian daang terburuk.

"Suami Anda menandantangani Nafta dan ini adalah perjanjian dagang terburuk yang pernah ditandatangani...dan kini Anda mau menandatangani Trans-Pacific Partnership...yang akan sama buruknya dengan Nafta," seru Trump yang berbusana jas lengkap dengan dasi biru.

Padahal, selama ini, Hillary selalu menyatakan bahwa ia tidak setuju dengan Trans-Pacific Partnership yang dinegosiasi dan disetujui oleh pemerintahan Presiden Obama. Tak ingin disudutkan, Hillary membalas pernyataan Trump. "Donald, saya tahu, Anda hidup dalam kenyataan versi Anda sendiri." 

Bagai ajang untuk 'menelanjangi' lawan, dalam debat capres tersebut, dikutip dari Liputan6.com, Hillary menyinggung soal Donald Trump yang tak merilis data pajak, menurut Hillary, mungkin Donald tidak sekaya yang ia bilang.

Sedangkan Trump sendiri kerap menyinggung soal kesehatan Hillary Clinton yang kerap menurun jika kelelahan. "Hillary tidak punya stamina untuk menjadi commander-in-chief (panglima tertinggi)," kata Trump dikutip oleh Liputan6.com dari USAToday pada Selasa (27/9).

90 menit berlalu, perdebatan sengit dan panas itu pun berakhir. Menurut Liputan6.com yang mengutip CNN, hasil jajak pendapat CNN/ORC pasca-debat menunjukkan 62 persen responden mengatakan Hillary lebih unggul. Sedangkan Trump hanya meraih 27 persen suara.

What's On Fimela