Fimela.com, Jakarta Kalau pasanganmu membuatmu selalu merasa bersalah dan menuduhmu terlalu sensitif menanggapi segala hal, masalahnya mungkin bukan di dirimu. Bisa jadi, apa yang kamu alami itu termasuk dalam bentuk kekerasan dalam hubungan, tapi secara emosional. Para psiklogis banyak menyebutnya gaslighting.
Kekerasan emosional merupakan sebuah kondisi di mana seseorang dalam hubungan mencoba untuk membuat pasangannya merasa "lemah" dan pada akhirnya ia benar-benar merasa demikian. Kekerasan emosional ini seringkali tak disadari. Padahal, kekerasan semacam ini sama berbahayanya dengan kekerasan fisik. Penting sekali bagi siapapun untuk mengenali tanda-tandanya dan segera menyelamatkan diri.
1. Seringkali ditinggalkan dalam keadaan bingung dan merasa bersalah atas apa yang terjadi. Perselisihan dalam hubungan itu biasa, tapi ketika dalam perselisihan itu dia membuatmu merasa kalut dan seluruh kesalahan seakan terletak di pundakmu, itu salah satu pertanda kamu ada dalam hubungan yang tidak sehat.
2. Korban gaslighting juga seringkali mempercayai seluruh perspektif pasangannya sekalipun itu memojokkan, akibatnya, pihak yang menjadi korban kehilangan kepercayaan diri. Bahkan ketika ia menyadari adanya tekanan dalam hubungan itu, dia takkan memiliki keberanian untuk pergi karena berpikir dirinya penuh kekurangan dan dia takkan pernah bisa menemukan pasangan lain yang mau menerima kekurangan tersebut.
3. Kekerasan emosional dalam hubungan membuat si korban mulai berpikir bahwa dia lah yang terlalu sensitif. Pasangan dengan kekerasan emosional dalam hubungannya juga biasanya dipenuhi dengan perasaan insecure.
Ketiga poin di atas hanyalah beberapa ciri dasar dan umum dari kasus kekerasan emosional dalam hubungan. Alangkah baiknya jika kamu bisa menghindari hubungan seperti itu. Dia yang baik untukmu takkan membuatmu merasa lemah dan tak berdaya, tapi justru membuatmu leluasa untuk selalu mengembangkan diri menjadi lebih baik lagi.