Fimela.com, Jakarta Dalam setiap langkah kehidupan, kamu akan bertemu dengan banyak orang. Entah mereka akan bertahan, atau hanya berlalu saja. Entah hanya sekedar menjadi teman, atau berakhir sebagai 'saudara'.
***
Saya merupakan orang yang percaya bahwa sahabat adalah keluarga yang kita pilih. Mendapatkan seseorang yang bisa kamu percayai seutuhnya. Orang yang selalu ada saat kamu terjatuh. Bahkan ia berada dalam jajaran paling depan untuk membelamu habis-habisan ketika berada dalam masalah yang rumit.
Mendapatkan orang yang seperti itu tentulah tidak mudah. Kamu harus menemukan seseorang yang cocok untuk bertukar pikiran denganmu. Tak hanya itu, mereka pun harus bisa menerimamu dan juga menjadikan kamu pribadi yang lebih baik dari sebelumnya.
Manusia itu berkembang. Seiring dengan perkembangan zaman, cara berpikir kita pun berubah. Karena hal inilah terkadang seseorang harus berpisah dengan sahabatnya. Ketika perbedaan mulai terasa dan kalian seakan tak bisa mengatasinya.
Menyatukan dua kepala memang tidak mudah. Pertengkaran tak mungkin bisa dihindari. Masalah-masalah kecil hingga yang besar sudah pasti akan mewarnai hubunganmu dengan sang sahabat. Namun, di sanalah semuanya diuji. Semesta seperti ingin melihat seberapa besar kalian bisa bertahan setelah sekian lama bertahan dan melewati masa bahagia.
Mencintai sahabat memang penting. Menerima kekurangannya apalagi. Jangan sampai kamu malah salah pilih dan terjebak dalam situasi yang nggak enak. Mungkin salah satu dari kalian pernah mengalami dikhianati sahabat. Seseorang yang selalu kamu percaya, namun ternyata dia pula yang mengumbar segala keburukanmu di depan orang lain.
"Temen makan temen" istilah itu yang kerap kali terdengar. Yup, di zaman sekarang, banyak sekali orang yang mengaku teman namun hanya ingin tahu kehidupan kita saja. Ketika ada masalah, mereka akan bertanya kenapa. Jika sudah mendapatkan jawaban, ceritamu sudah pula tersebar seantero gengnya. Ada yang kayak gitu? Banyak!
Bahkan banyak juga orang yang senang menjelekkan teman satu geng ke anggota geng lainnya. Misalnya, dalam satu kelompok ada 5 orang. Si A dan B berselisih paham, si A pun curhat ke C, D, dan E seolah menyalahkan dan menyudutkan B. Jika ketiga orang tersebut tidak setuju dan memilih untuk bijak, si A pun berubah menjadi drama queen yang seringnya play victim. Kayak dia yang paling menderita di dunia dan si B jadi Bawang Merah gitu deh. Yup, di dunia ini orang kayak gitu emang masih eksis, bray.
Teman Nggak Selamanya Teman
Setelah sekelumit masalah terjadi, kalimat "teman nggak selamanya teman" akan menjadi pembenaran akan segalanya. Memang sih, segala jenis hubungan pasti akan ada ujungnya. Setiap manusia kan punya fase kehidupan sendiri-sendiri. Tapi, saya rasa kamu setuju kalau 'berpisah secara baik-baik' adalah keinginan semua orang.
Bukan kayak pacaran juga sih, tapi berpisah jalan tanpa ada problematika dan kesan 'makan teman' atau 'kacang lupa kulit' pastilah sangat melegakan. Jangan sampai ketika kamu bertemu lagi dengan sahabat lama, mereka sudah mengenalmu sebagai pribadi sombong yang nggak layak diajak ngobrol lagi. Yaelah...
Pasalnya, kalau sudah berpisah pasti ada saja kalimat yang tidak mengenakkan. Ada yang mengungkit-ungkit kebaikan masa lalu dan terkesan seperti menyesali telah berbuat baik pada temannya, ada pula yang seakan mengambil hikmah bahwa 'seharusnya nggak bantuin karena sekarang gue tau ternyata dia bukan teman yang baik'. Kesannya kok jadi baik aja menyesal, duh. Kasian.
Kalau kamu punya teman atau mantan teman yang kayak gitu, ada baiknya nggak usah digubris. Apalagi kalau punya teman yang salah dikit langsung 'ngeblock' sosial media. Hmm.. lebih baik kamu bertindak dewasa dengan tidak membalasnya. Tunjukkan saja kalau kamu hidupmu baik-baik saja dan segalanya menyenangkan.
Meski banyak orang yang datang dan pergi di hidup kamu, jangan sampai bersedih. Sebuah pepatah mengatakan, 'sahabat bukanlah orang yang lama berada di sampingmmu, namun orang yang bertahan dan mengerti setiap keadaanmu'. Jadi, meski jutaan permasalahan telah terlewati, mereka yang dibilang sahabat akan tetap ada. Berjuang bersama. Tumbuh dan menjadi lebih baik bersama.
Seperti yang sudah tadi saya bilang, mungkin kamu akan berpisah dengan mereka yang saat ini tengah berbagi canda dan tangis bersama. Namun, alangkah baiknya kalau kamu tetap menjaga hubungan baik dengan para sahabat.
Selesaikanlah apa yang harus diselesaikan. Lepaskanlah hal yang sudah tidak mungkin dipertahankan. Jangan memendam permasalahan. Carilah jalan keluar ketika tengah berada dalam pertengkaran. Karena sahabat adalah keluarga yang kamu pilih. Perpisahan secara baik-baik bukanlah hal mustahil untuk dilakukan.