Fimela.com, Jakarta Benny Soebardja dikenal luas sebagai musisi senior rock era 1970-an. Selain bergabung dengan The Peels, ia juga bergabung dengan Sharkmove. Bagaimana sisi lain Benny, di luar kariernya dalam dunia musik?
Perkenalan pertama Benny dengan Tria Julianty, yang kini menjadi istrinya, berawal pada 1967. Saat itu, Benny bergabung di band The Peels di Bandung. Tria merupakan kepoanakan bassist The Peels, Boetje Garna. Di sana mereka mulai kenalan dan melakukan pendekatan. Tria sering lihat latihan The Peels di rumah neneknya.
"Suasananya biasa saja, Tria setiap akhir minggu menginap di rumah neneknya dan The Peels latihan setiap akhir pekan dan hari senin aya bareng ke sekolah. Saya di SMA 5, sedangkan Tria di SMA 3," kata lelaki kelahiran Tasikmalaya, 4 Juli 1949, kepada Bintang.com melalui aplikasi WhatsApp, 20 September 2016.
Layaknya sebuah hubungan anak remaja, Benny dan Tria sempat diwarnai putus-sambung. Namun, karena keduanya bisa meredam ego, hubungan mereka tetap berlanjut. Mereka menyikapinya dengan menyadari kekurangan dan saling pengertian.
"Ada saatnya kami harus mengalah dan tetap mengusahakan hubungan tetap langgeng," kata Benny.
Meski sibuk dengan urusan musik, Benny tetap melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi. Hal yang sama juga dilakukan Tria. Jika Benny melanjutkan kuliah di Universitas Padjadjaran (UNPAD), sedangkan Tria kuliah di Institut Teknologi Bandung (ITB). Tria mengambil jurusan farmasi, sementara Benny jurusan pertanian.
Suasana Bandung masih berhawa sejuk kala itu. Arus lalu-lintas pun masih lengang. Selesai kuliah, Benny dan Tria kadang meluangkan waktu bersama dengan menggunakan sepeda motor menuju alun-alun Bandung untuk sekadar nonton. Benny membonceng Tria.
"Kadang juga kami makan bareng di Dago Tea House. Suasana Bandung saat itu masih enak. Enggak macet seperti sekarang," jelas Benny.
What's On Fimela
powered by
Kuliah Tujuh Tahun
Hubungan mereka kian mulus dan tanpa hambatan. Apalagi, mereka sudah saling kenal dengan kedua orang tua masing-masing. Bahkan, saat Benny dan The Peels show di daerah, Tria juga ikut. Tria seperti penyemangat hidup Benny dalam bermusik.
Namun, kesibukan tersebut membuat Benny tak naik tingkat di kampusnya. Istilah tak naik tingkat saat itu dikenal terhadap mahasiswa yang harus mengulang beberapa mata kuliah. Belakangan, Benny sadar bahwa ia harus menyelesaikan kuliahnya.
"Saya baru lulus setelah tujuh tahun kuliah. Saya masuk pada 1972 dan lulus pada 1979. Kesibukan dalam musik sehingga saya lama kuliahnya," kenang Benny tertawa.
Meski sibuk dalam dunia musik, Benny tetap sangat peduli pendidikan. Usai dari UNPAD, Benny kembali melanjutkan program S2 di Jurusan Agronomi di Institut Pertanian Bogor (IPB). Dengan kuliah, menurut Benny, akan membuka wawasan dan cakrawala sesorang. Berbekal pendidikan, orang bisa berkarier dalam bidang apa saja.
Setelah lulus kuliah, Benny dan Tria akhirnya memutuskan untuk menikah. Mereka sama-sama sudah mengantongi restu dari orang tua masing-masing. Pernikahan berlangsung di Hotel Preanger, Bandung, pada 15 September 1978.
"Maharnya berupa emas dan seperangkat alat salat," kata Benny. "Banyak teman yang hadir. Kehadiran mereka seperti konser musik, karena kebanyakan tamu para penyanyi dan musisi. Mereka yang mengenal saya pun datang," kata Benny.
Dengan mengantongi gelar sarjana, Benny lompat dari musik dan bekerja di sebuah perusahaan asing dalam bidang pestisida. Ia ingin memanfaatkan ijazah sarjananya setelah menempuh pendidikan selama tujuh tahun di UNPAD.
"Saya vakum selama 10 tahun dalam musik. Selesai bekerja di perusahaan asing, saya tampil di Prambors untuk menyanyikan lagu Apatis dan Sesaat. Saat itu saya diminta Jockie Soerjoprajogo untuk kembali lagi dalam dunia musik," jelas Benny.
Makin Banyak Bersyukur
Dari pernikahan itu, Benny dan Tria dikaruniai dua orang anak. Mereka adalah Anggara Rhabenta yang menyelesaikan master di bidang arsitektur di Universitas di Delf, Belanda, sedangkan Rhamaditya Nalendra meraih gelar sarjana jurusan desain grafis dari Universitas Bina Nusantara, Jakarta.
"Sekarang saya sudah punya cucu dari anak kedua saya, lho. Mereka tinggal di Jakarta, sedangkan anak pertama saya tinggal di Singapura. Anak kedua saya tertarik dengan dunia musik dan menjadi drumer," tutur Benny.
Urusan mendidik anak, Benny dan Tria, hal yang dilakukan adalah keteladanan orang tua. Ia mencontohkan, jika orang tuanya lulus kuliah, tentu anaknya pun akan terpacu untuk menyelesaikan pendidikannya.
"Saya membiarkan mereka berkembang sesuai insting masing-masing. Saya tidak pernah mendorong mereka," kata Benny.
Selain keteladanan orang tua, hal lain yang dilakukan Benny adalah menanamkan pendidikan agama sejak dini. Dengan dasar pendidikan agama yang kuat, mereka tak akan salah jalan.
Di usia senjanya, Benny berharap bisa menyelesaikan perjalanan hidup ini dengan selamat, baik di dunia maupun di akhirat. Ia mensyukuri apa yang saat ini dikaruniai oleh Tuhan. Ia tak punya cita-cita yang muluk-muluk.
"Hidup ini karunia Tuhan dan harus disyukuri. Makin banyak bersyukur, maka akan banyak rezeki," tandas Benny Soebardjo.