Fimela.com, Jakarta Lantaran begitu melekatnya nama Netral di ingatan, sudah tak mengherankan jika banyak yang mengenal musisi ini sebagai 'Bagus Netral'. Pemilik nama Bagus Dhanar Dhana selaku frontman NTRL pun maklum jika orang masih belum bisa move on dari nama lama.
***
Berlaku sebagai pembetot bass sekaligus vokalis NTRL, Bagus menumpahkan unek-uneknya di band bergenre alternative rock dan punk tersebut. Bersama dua rekannya, Coki dan Eno, mereka menjadi power trio yang formasinya minimalis tapi menyalak tegas melalui musik yang dimainkan.
Kendati hampir selalu ditunjuk sebagai 'juru bicara' saat manggung atau acara tertentu, Bagus enggan disebut sebagai leader NTRL. Ia menjadikan NTRL sebagai band tanpa leader, sehingga setiap member punya andil dan peranan masing-masing yang setara.
Karenanya, NTRL juga membebaskan para personelnya untuk menggali musikalitas melalui side project. Bagus, Coki dan Eno punya ide-ide liar lain yang perlu dituangkan di luar band. Harapannya mereka bisa terus berkreasi di wadah lain dengan tetap mengutamakan NTRL.
"Menurut gue side project itu penting banget ya, karena musisi kalau main di band yang sama mereka butuh pelepasan juga istilahnya. Biar fresh dan bisa eksplor. Harapannya waktu balik udah seger lagi dan membawa hal baru," ungkap Bagus NTRL kepada Bintang.com.
Di luar NTRL, Bagus mengembangkan diri dengan project solo. Ia juga punya Sianida, sebuah project musik rock bercampur dengan EDM. Namun dengan merambah musik digital tak menghilangkan kecintaan Ayah dua anak ini terhadap rock.
"Rock nggak pernah mati sih, mungkin yang sedang banyak diekspos EDM, tapi menurut gue semua orang ingin jadi rockstar. Dan pelaku musik EDM pada dasarnya ingin jadi seperti seorang rocker," paparnya lagi.
Namun di luar image rock and roll seorang Bagus NTRL, ia tetaplah pria dewasa pada umumnya yang mencintai keluarga. Bahkan ia menyebut dirinya sangat berbeda saat di panggung dan di luar panggung. Ia berbagi cerita dalam sebuah sesi wawancara dan foto eksklusif bersama Bintang.com kepada Nizar Zulmi dan Febio Hernanto. Berikut petikan wawancara selengkapnya.
What's On Fimela
powered by
Prioritas Side Project dan NTRL
Bagus NTRL memiliki definisi tersendiri soal band yang solid. Ketimbang membatasi pandangan dan gerak, ia melihat pentingnya sisi eksplorasi dalam bermusik.
Side project jadi sebuah 'mainan' yang asyik untuk menyalurkan gagasan dan kreativitas yang selama ini tertahan. Ia, Coki dan Eno sepakat untuk bermain tanpa mengesampingkan NTRL sendiri.
Side project di luar NTRL, perlu kah?
Perlu banget, karena pastinya para musisi kan kalau dia mainnya di band yang sama mungkin punya keinginan, 'kayanya gue pengen nyoba jalur yang lain, musik yang lain'. Nanti itu bisa jadi kayak pelepasan lah buat dia. Dan begitu dia balik lagi mungkin aja dia bisa bawa karakter yang beda dalam bermusiknya, lebih dieksplor lagi atau gimana. Lebih fresh lah maksudnya buat dia itu.
Mencoba genre lain di situ?
Yang penting sih kita semua bisa mengeluarkan ide kita yang nggak bisa di satu band. Band ini image-nya ini, yang satu ini. Gue ada keinginan lain yang harus gue keluarin, oke gue bikin satu lagi apalah, entah itu Sianida atau Om Bagusnya sendiri yang solo. Begitu balik lagi udah fresh.
Awal terpikir membentuk project Sianida?
Sianida ini kan gue sama DJ Stroo, lebih ke senang-senang. Trus kita emang sengaja bikin sesuatu antara rock dan DJ digabung. Dengan karakter suara gue yang nyeleneh, musik juga nyeleneh dengan musik DJ yang sampling segala macem digabung jadi satu. Ternyata bisa dan jadi sesuatu dengan lagu Racun Yang Berbahaya itu. Nggak nyanga juga sih, bisa kawin musiknya.
Sianida atau solo yang ingin digarap dalam waktu dekat?
Gue sih mengalir aja. Yang mana yang jalan ya ayok. Tapi nomer satu sih tetap band utama kita. Maintenance dan management waktunya aja yang harus diperhatikan.
Pernah bentrok jadwal antara side project dan NTRL?
Pasti, nggak mungkin nggak. Cuman kitanya yang harus 'sanggup nggak? kalau nggak sanggup ya jangan'. Pasti ada jadwal yang bentrok, apalagi musik ya. Manggung kalau nggak Sabtu ya Minggu itu kan padet banget. Dari awal gue juga bilang 'kalau NTRL gue nomor satuin ya, kalau lainnya bisa dicari jangan Sabtu Minggu'.
Dengan NTRL sendiri sedang fokus apa?
Yang terdekat NTRL masih latihan-latihan buat ngerilis album yang berikutnya. Tapi nanti kita ada gabung sama beberapa musisi, temen-temen bikin sesuatu yang baru. Dari sisi musik atau bentuknya yang baru.
Bagus NTRL: Semua Orang Ingin Jadi Rockstar
Tahun 1992 Bagus Dhanar menjadi salah satu dari pendiri Netral, yang juga digawangi Bimo dan Miten. Sedari awal mereka mengusung musik bergenre alt rock dan punk yang masih bertahan hingga sekarang dengan keunikan vokal Bagus.
Sebagai musisi, pria berkepala plontos ini turut merasakan perubahan selera masyarakat terhadap musik. Menanggapi anggapan jika rock sudah tergeser dan minim peminat di tanah air, Bagus mengungkap pandangan lain.
Jadi frontman NTRL, merasa terbebani?
Frontman karena gue penyanyi ya, bukan leader band hehe. Karena gue nggak mau ada leader lah, kita barneg-bareng. Sebagai frontman yang ngomong di depan, maksudnya nyanyi ya, pastinya susah untuk jalin komunikasi ke penonton. Karena gue pegang dua alat kan nyanyi sama main bass juga. Seiring kita manggung nanti akan terbiasa.
Kenapa NTRL dikonsep tanpa leader?
Band ini kan bertiga, ya kita semua adalah leadernya. Kita lebih ngambil keputusannya bersama-sama aja. Untungnya 3, jadi biasanya 2 lawan 1 kan kalau ambil suara.
Tips jalin komunikasi baik versi Bagus NTRL?
Gue lebih banyak ngelucu sih kalau di atas panggung. Penonton seneng, jadi bisa cair. Akhirnya kebuka semua tuh komunikasinya, mereka maunya apa. Sejauh ini sih aman-aman aja dan penonton pada suka.
Se-rock n roll apa Bagus NTRL di luar panggung?
Kalau kebanyakan sih orang mikirnya gue beda sama yang sehari-hari, 'wah rocker, sangar,' segala macem. Tapi kok di pergaulan beda, nggak kayak gitu? Ya ngapain, itu kan kebutuhan buat di panggung, sama kalau tampil. Kalau nggak tampil ya biasa lagi. Hehehe.
Anggapan musik rock mulai tergeser dengan hadirnya EDM, menurut Om Bagus?
Nggak juga sih, kalau gue ngerasa semua orang kepengen jadi rockstar ya, justru sebaliknya. Entah itu dari attitude, gaya atau dandanannya. Mungkin musiknya boleh lah dibilang rock agak ketutup lah sama EDM, tapi ya style-nya tetap kayak rockstar. Kalau gue bilangnya rock nggak akan mati karena rock itu kan mewajili jiwa-jiwa pemberontak ya, rebel, khususnya yang muda-muda, teenager 13 sampai 20an lah ya.
Nama baru NTRL, sebesar apa pengaruhnya?
Pada awalnya sih pengaruh ya, pasti banyak orang nanya segala macem. Tapi begitu mereka tahu NTRL isinya orang Netral juga. Isinya tetap Bagus, Eno, Coki, mereka nggak masalah. Toh sekarang pun banyak yang disingkat-singkat, ya kan. Untungnya lagi ita mau ngerilis album baru (11/12) dengan konsep musik yang beda dari sebelumnya yang middle tempo, jarang ngebut banget. Kalau di 11/12 ini 80% lebih ke ngebut-ngebut semua, 20% middle tempo. Di situ kita kan perlu penunjang apa yang bisa diterapkan di album ini, dan muncul nama NTRL itu. Banyak yang berubah, alhamdulillah fans juga terima. Mereka juga ikutan ganti nama dari Netralizer jadi NTRLizer.
Side project dan solo project menjadi pilihan Bagus NTRL untuk bersenang-senang. Namun NTRL tetap menjadi prioritas utama, dan ia akan terus bermusik selama mungkin bersama rekan-rekannya.