8 Artis Senior Tentang Gatot Brajamusti dan Harapan Untuk PARFI

Henry Hens diperbarui 16 Sep 2016, 20:42 WIB

Fimela.com, Jakarta Persatuan Artis Film Indonesia (PARFI) dan Gatot Brajamusti alias Aa Gatot menjadi bahan perbincangan hangat selama beberapa pekan ini. Sayangnya bukan soal prestasi yang membanggakan yang menjadi pembahasan, tapi justru sebaliknya. PARFI sendiri adalah organisasi yang menaungi para aktris maupun aktor film di Indonesia.

Namun belakangan ini, eksistensi PARFI tak banyak diketahui publik, bahkan oleh pelakon seni peran itu sendiri. Kekecewaan pun diungkap para anggota PARFI. Bahkan, sejumlah artis senior ada yang rela hengkang dari PARFI karana menganggap agenda-agenda yang digulirkan kurang jelas. Apalagi tanpa menjadi anggota PARFI, toh mereka masih dapat syuting film hingga sekarang.

Kekecewaan kian bertambah ketika Gatot Brajamusti yang baru saja dilantik sebagai Ketua Umum PARFI periode 2016-2021 tersandung kasus narkoba. Sejak awal, terpilihnya Gatot Brajamusti memang sudah menuai kontroversi karena dianggap tak memiliki pengalaman yang cukup di bidang film.

Ketua Dewan Pertimbangan Organisasi (DPO) PARFI, Aspar Paturusi memutuskan dan menetapkan Andreanus Dedy Dermawan (Andryega da Silva) sebagai Ketua PARFI terhitung tanggal 29 Agustus 2016. Andryega merupakan satu-satunya lawan Gatot Brajamusti sebagai Ketua PARFI dalam kongres di Lombok beberapa waktu lalu. Ke depan Andryega memiliki tugas untuk membuat kepengurusan PARFI dalam 30 hari.

Kepengurusan ini dibutuhkan agar organisasi ini segera berjalan. Lalu bagaimana tanggapan para artis senior mengenai kepengurusan Aa Gatot selama menjabat sebagai ketua umum PARFI? Lalu apa harapan mereka terhadap ketua umum yang baru? Simak komentar dan harapan dari delapan artis senior Indonesia berikut ini.


Debbie Cynthia Dewi

Aktris senior ini langsung angkat bicara bersama sejumlah artis senior lainnya tak lama setelah Gatot Brajamusti tertangkap karena kasus narkoba. “Sejak awal saya dan beberapa rekan artis senior memang sudah tak setuju dengan pencalonan kembali Gatot Brajamusti sebagai ketua umum PARFI. Kami kecewa dengan kepengurusannya, kami ingin PARFI seperti di tahun 1956 karena itulah semangat PARFI yang sebenarnya,” tutur Debbie Cynthia Dewi. Kakak tiri Rini S. Bono ini punya memang berharap PARFI benar-benar bisa menaungi artis film Indonesia.
"Kami ingin PARFI seperti dulu lagi. Kami ingin pemimpin yang baik, yang bagus dan yang tidak terlibat narkoba. Indonesia ini sudah terpuruk jangan sampai makin terpuruk lagi," lanjut artis era 80-an itu.

Anwar Fuady

Anwar Fuady sangat menyayangkan tertangkapnya Gatot Brajamusti dalam kasus narkona. “Apalagi ini menimpa seorang pucuk pimpinan sebuah organisasi profesi. Apa jadinya anggota PARFI kalau ketuanya terbukti narkoba. Ini yang amat kita sayangkan. Saya dan teman-teman di PARFI pasti sangat kecewa,’ tukas Anwar Fuady.

Aktor yang sudah bermain di sejumlah film dan sinetron ini berharap ketua umum PARFI yang baru bisa lebih merangkul para artis film dan tentunya bersih dari masalah hukum. “Jangan ada lagi yang terlibat narkoba atau masalah hukum lainnya, ini bisa memalukan organisasi dan mereka yang berada di dalamnya. Fokus utamanya memajukan film dan artis film Indonesia,” harap Anwar Fuady.


Ray Sahetapy

Bersama Debbie Cynthia Dewi dan sejumlah artis senior lainnya, Ray Sahetapy sempat berencana menggelar kongres tandingan PARFI tapi kemudian urung terlaksana.

"Kita harus bongkar semua kebusukan, agar kita menemukan yang terbaik di situ. Kita harus buka. Jika tak suka dengan ketua (PARFI) terpilih, kita bisa bikin organisasi baru," tutur Ray Sahetapy. Ia pun berharap kepengurusan PARFI saat ini bisa lebih mewakili harapan dan cita-cita artis film di Indonesia.

Pong Hardjatmo

Sebagai salah seorangyang mengikuti kongres PARFI di Lombok, Pong Hardjatmo mengaku sangat kecewa dengan Gatot Brajamusti yang ternyata punya banyak masalah dengan hukum. Menurutnya, kepemimpinan PARFI di tangan Aa Gatot sangat mengecewakan, apalagi ditambah dengan tertangkapnya Aa Gatot karena kasus narkoba.

“Nggak ada prestasi sama sekali, tadinya saya berharap akan ada perbaikan saat dia terpilih lagi, tapi ternyata malah ketangkep narkoba. Ya dia sudah merusak apa yang kita cintai,” ucap Pong. “Sebenarnya bukan hanya PARFI yang amburadul, organisasi lain seperti KFT (Persatuan Karyawan Film dan Televisi) juga hampir sama. Tapi PARFI yang paling parah. Ya, mudah-mudahan organisasi yang kita cintai ini bisa lebih baik dengan pengurus yang baru. Jangan ada yang aneh-aneh lagi,” lanjutnya.

Erna Santoso

Erna Santoso mengaku sangat kecewa dengan kepengurusan PARFI yang dipimpin Gatot Brajamusti. Apalagi ditambah dengan tertangkapnya Aa Gatot karena masalah narkoba tak lama setelah terpilih lagi sebagai ketua umum PARFI.

Menurutnya, kepengurusan Parfi saat ini dianggap tak bersinar. "Mungkin teman-teman sesama artis film menyayangkan itu. Tidak ada kegiatan, tidak ada sinar selama kepengurusan PARFI kemarin, eh malah ketuanya tertangkap karena masalah narkoba,” ujar ibunda Ardina Rasti ini.

Erna Santoso berharap PARFI bisa kembali ke masa jaya seperti ditahun 1956 silam. "Mudah-mudahan ketua PARFI yang sekarang bisa benar-benar mengabdi dan sesuai dengan harapan para insan film, yang bisa membawa kemajuan PARFI seperti di tahun 1956,” tandas Erna Santoso.

Rina Hasyim

Aktris senior yang satu ini termasuk yang terkejut dengan penangkapan Aa Gatot karena terlibat narkoba. Aktris peraih Piala Citra ini tak menyangka organisasi PARFI jadi kurang baik namanya karena kiprah Gatot Brajamusti yang pernah menjabat sebagai ketua umum.

“Saya juga kaget kenapa bisa seperti ini. Saya memang nggak terlalu dekat sama Aa Gatot, paling kita hanya ngobrol sebentar kalau ketemu. Makanya saya kaget kok tahu-tahu dia ditangkap,” ucap Rina Hasyim.

Ia berharap hal seperti itu tidak terjadi di kepengurusan PARFI yang baru. “Ya jangan sampai ada masalah seperti ini. Kalau gini jadinya kan nama kita-kita (artis film) jadi ikut kebawa jelek. Makanya mudah-mudahan yang baru ini bisa lebih baik lagi," tandas Rina Hasyim.

Aspar Paturusi

Aktor senior Aspar Paturusi menjabat sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Organisasi (DPO) PARFI dan termasuk yang mendukung terpilihnya kembali Aa Gatot Brajamusti sebagai ketua umum. Tapi begitu Aa Gatot tertangkap karena masalah narkoba, Aspar langsung mengambil tindakan dengan memilih ketua baru.

"Tanpa menunggu keputusan pengadilan, atau hukum, pengurus yang terlibat narkoba akan menggugurkan jabatannya. Sekarang ketua PARFI diambil alih oleh Andre da Silva," terang Aspar Paturusi. Aspar yang sudah berkiprah di dunia film sejak 1971 dan bermain di sinetron Tukang Bubur Naik Haji The Series ini mengaku malu dan kecolongan karena Aa Gatot yang sempat terpilih lagi menjadi ketua umum ternyata terlibat narkoba.

“Saya sendiri kenal baik dengan Aa Gatot, orangnya menurut saya baik dan pernah memberangkatkan umroh anggota PARFI. Tapi sekarang ternyata terlibat narkoba dan masalah hukum lainnya,” ucap Aspar. “Saya pribadi berharap ketua yang baru ini bisa membawa PARFI lebih baik lagi dan tidak terlibat masalah hukum,” harap Aspar Paturusi.

Indro Warkop

Pemain film Warkop DKI Reborn ini pernah menjadi anggota PARFI di jaman Orde Baru karena merupakan sebuah kewajiban. Namun di era reformasi, Indro memilih untuk tidak memperpanjang keanggotaannya. Menurutnya, PARFI tidak banyak berarti bagi dirinya. Indro Warkop pun termasuk orang yang sangat geregetan karena tingkah laku Gatot Brajamusti yang membawa nama sebuah institusi kelas nasional.

Tak hanya untuk PARFI saja, karena menurutnya organisasi atau lembaga apapun harus bersih dari orang-orang seperti itu. “Ya kecewa lah. Saya kecewa enggak lihat PARFI-nya. Tapi begini, ketika ada seorang selebritis, yang berasal dari dunia keartisan, kemudian merusak nama artis, ya kecewa banget lah. Itu kan merusak nama artis juga,” ujar Indro.

Karena itu, Indro Warkop tak punya harapan apa-apa untuk pengurus PARFI yang sekarang maupun ke depannya nanti, kecuali satu hal. “Buat saya seperti tadi aja, jangan sampai mencemari dunia keartisan,” harap Indro Warkop.

What's On Fimela