Fimela.com, Jakarta Cerita pertemuan pertama Frans Mohede dengan Tuwuh Adijatitesih Amaranggana alias Amara Lingua di suatu lingkungan sekolah di kawasan Menteng Dalam, Tebet, Jakarta Selatan, pada 1990-an. Hanya saja mereka berbeda kelas. Jika Frans duduk di kelas III SMP, sedangkan Amara sudah di SMA. Frans kaget melihat wajah cantik Amara.
"Wah, ada cewek cakep tuh," kata lelaki kelahiran Jakarta, 6 Februari 1976 itu kepada seorang teman mengenang peristiwa pertemuan tersebut saat dihubungi Bintang.com, Kamis (16/9/2016).
"Lu suka ya? Dia anak SMA. Memang berani kenalan?" tantang teman Frans yang berada di sebelahnya.
Mendapat tantangan tersebut, Frans sempat disergap perasaan grogi berkenalan dengan gadis kelahiran Jakarta, 8 Juli 1975 itu. Maklum saja, Amara sudah cukup terkenal di lingkungan sekolah itu karena ia sudah menjadi cover girl pada sebuah majalah. Frans pun memberanikan diri untuk berkenalan dengan Amara.
"Dari pertemuan itu kami kemudian berteman. Karena saat itu saya sudah punya pacar, Amara pun sudah punya pacar," ungkap pemilik nama lengkap Francois Henry Willem Mohede.
Sebagai teman baru, Frans dan Amara jadi sering jalan bareng. Kondisi saat itu pun cukup mendukung, karena berada dalam lingkungan sekolah yang sama sehingga jadi sering bertemu. Setelah enam bulan berteman, mereka lalu memutuskan untuk pacaran. Karena keduanya sudah putus dari pacar masing-masing.
What's On Fimela
powered by
Alasan Menikah di Hong Kong
Hubungan Frans dengan Amara terus berjalan dengan baik dan makin kompak. Ternyata, kedekatan mereka tak hanya pada soal asmara, tapi juga berkembang menjadi karya. Bersama Arie Widiawan, mereka membentuk grup musik Lingua pada 1996.
Album pertama mereka Bila Kuingat dirilis pada tahun yang sama. Pada 1999 mereka mengeluarkan album Aku. Popularitas Lingua saat itu berimbas pada nama mereka. Mereka menjadi lebih dikenal dengan sebutan Frans Lingua dan Amara Lingua. Tak hanya sebagai sepasang kekasih, kedekatan mereka sudah seperti adik dan kakak.
"Setelah sembilan tahun pacaran, kami pun memutuskan untuk menikah. Kami ingin memantapkan hubungan tersebut melalui pernikahan. Kami sudah siap untuk menikah," tutur sepupu almarhum penyanyi Mike Mohede itu.
Persiapan pernikahan pun mereka lakukan bersama, termasuk memilih tanggal dan tempat pernikahan. Frans dan Amara sepakat untuk menikah pada 1 Desember 1999 di Hong Kong, bukan di Indonesia. Pemilihan tempat tersebut salah satunya muncul atas usul dari teman-teman mereka.
"Karena menikah beda agama di Indonesia enggak bisa, makanya kami memutuskan untuk menikah di Hongkong. Kami enggak mau melibatkan agama, makanya kami enggak menikah di gereja maupun di KUA (Kantor Urusan Agama)," kata Frans memberikan alasan.
Frans menjelaskan, sebenarnya ia dan Amara bisa saja menikah di Indonesia. Asalkan, lebih dulu Amara memeluk Kristen sehingga pernikahan dilakukan di gereja ataupun Frans memeluk Islam sehingga pernikahan dilaksanakan di KUA.
"Kami enggak mau melakukan itu. Kami enggak mau membohongi diri sendiri. Karena kami menghormati keyakinan masing-masing. Kami menganggap surat lebih penting, yang kemudian dicatatkan di Catatan Sipil. Dengan adanya surat kami bisa gunakan untuk keperluan anak-anak, seperti untuk kepentingan sekolah anak-anak kami," urai lelaki yang sempat bermain dalam sejumlah sinetron dan film televisi (FTV) itu.
Saling Menghargai Keyakinan
Dalam suasana musim penghujan di Tanah Air, Frans dan Amara terbang ke Hong Kong. Mereka tak berdua, tapi juga ditemani ibu masing-masing. Jadi, jumlah mereka empat orang. Frans masih ingat, saat berangkat ia dan calon istrinya itu diserang demam.
"Kami sakit akibat kelelahan mengurus persiapan pernikahan, sedangkan di sana sedang musim dingin," jelas Frans. "Proses pernikahan di sana sangat mudah dan biayanya pun sangat murah," imbuh lelaki yang hobi olahraga Muay Thai.
Bahtera rumah tangga Frans dan Amara berjalan mengalir. Keributan dan perbedaan pendapat bagi mereka suatu yang biasa. Saat terjadi konflik, mereka berpegang pada sikap saling menghargai sehingga tak terjadi konflik berkepanjangan.
"Jika Natal, istri saya yang menyiapkan segala sesuatunya, sedangkan jika bulan puasa, saya ikut menemani istri sahur. Jadi, kami saling respect satu sama lain," kata pemain sinetron Bukan Impian Semusim.
Kini, mereka telah dikarunia tiga orang anak; Mahija Nathaniel Sambarana Aryantawira, Janitra Nathaniel Sambawikrama, dan Rajaswa Nathaniel Mohede. Mereka mengasuh berdua ketiga anaknya itu.
"Kami enggak menggunakan jasa pengasuh, hanya saat anak pertama lahir saja. Itu pun hanya setahun, selebihnya kami yang mengurus dan mendidik mereka karena kami punya banyak waktu. Saat bekerja mereka sering mengajak anak-anak agar mereka respect dengan orang tuanya ," tutur Ketua Muay Thai Profesional Indonesia (MPI) itu.
Soal keyakinan, Frans dan Amara tak menjadikan sebagai suatu perbedaan. Namun, sejak anak-anak lahir, mereka sepakat untuk menentukan agama mereka.
"Anak pertama ikut (keyakinan) saya, sedangkan anak kedua dan ketiga ikut ibunya. Hal itu kami lakukan sebagai bentuk arahan kepada mereka agar sejak awal mereka bisa saling menghormati," tandas pemain sinetron Cinta Tak Pernah Salah.
Desember 2016 mendatang, usia perkawinan mereka berjalan 17 tahun. Selain sibuk mengurus ketiga anaknya, Frans Mohede dan Amara kini juga sedang disibukkan dengan peluncuran album baru Oktober mendatang.