Fimela.com, Jakarta Ratusan wanita ditengarai menjadi korban kekerasan seksual yang dilakukan oleh Gatot Brajamusti di padepokannya. Menjadi pertanyaan tersendiri kenapa ratusan wanita dari ragam usia berbeda itu bisa dengan mudah jatuh ke pelukan Gatot Brajamusti.
Bahkan, dengan mudahnya mereka diaku sebagai istri dari sang guru spriritual. Ternyata ada beberapa cara yang dilakukan Gatot Brajamusti untuk menundukkan pikiran rasional para korbannya.
"CT dan (korban) yang lain, secara umum sama. Selalu itu modusnya. Modalnya Gatot cuman itu, ada narkoba (aspat) terus doktrin," kata Vidi Galenso Syarief, tim kuasa hukum para korban di Elza Syarief Law Office, kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (14/9).
Banyak propaganda ataupun tipu muslihat yang dilakukan Gatot Brajamusti. Dengan balutan agama, lalu ancaman penyakit yang ada di tubuh korban sampai cerita tentang jin dan malaikat yang selalu menjadi alasan Gatot untuk berbuat asusila.
"Dengan tipu muslihat, dengan rayuan. Bahkan memasukkan unsur agama, dan lainnya. Terkadang dibilang karena ada penyakit, juga cerita tentang jin, dan kehadiran malaikat," tutur Vidi Galenso Syarief.
Dengan diberi aspat itu merupakan cara untuk membuat tipu muslihat Gatot berhasil. "Dikasih aspat itu tujuannya buat lemah. Tipu muslihat jadi real karena halusinasi. Takarannya kan harus tertentu," ujar Vidi.
Muslihat lainnya adalah pernyataan Gatot kepada setiap wanita yang menjadi korbannya bahwa mereka telah dinikahinya. Namun, hal itu ditolak oleh kuasa hukum korban karena Gatot Brajamusti telah melecehkan perihal tata cara pernikahan. "Pernikahan, baik secara siri/agama ataupun menurut Undang-Undang yang dicatatkan harus ada rukun dan syaratnya. Ini nggak ada saksi, penghulu, mahar, dan lainnya. Secara agama pun unsurnya tak memenuhi. Karena hanya salaman aja udah dianggap menikah, diaku sebagai istri, lalu hamil," tukas Vidi.