Beda Tipis Sama Pasangan Hidup, Ini 7 Tips Memilih Travelmate

Asnida Riani diperbarui 15 Sep 2016, 12:49 WIB

Fimela.com, Jakarta Solo traveling memang menggoda, namun boleh tak dilakoni setiap saat, bukan? Pada beberapa kesempatan, kamu mungkin ingin 'melarikan diri' bersama satu-dua-tiga teman. Banyak kepala membuat perjalanan jadi riskan konflik. Supaya tak menyesal, sebaiknya kamu harus tahu kriteria travelmate yang, kalaupun tak bisa menambah, minimal bisa membuat perjalanan tetap menyenangkan.

Bisa kendalikan mood. Karena perjalanan tak melulu soal senang, kamu mungkin akan mendapati sederet masalah di dalamnya. Karenanya, menjaga mood satu sama lain terbilang penting, lantaran kalau sudah anjlok dan tak bisa mengendalikan, sudah hampir dipastikan perjalananmu akan dipenuhi momen canggung dan dongkol.

Mudah diajak diskusi. Masih terkait dengan traveling yang tak selalu mulus, ditambah harus ada perencanaan di beberapa aspek, maka kamu harus pilih orang yang bisa diajak diskusi. Maksudnya di sini tak hanya mencanangkan ide, namun juga bisa berembuk hingga ke tahap solusi.

Tak menolak improvisasi. Jauh dari konstan, perjalanan adalah soal alur dinamis yang pada beberapa keadaan bisa terlalu 'melompat'. Jika pergi dengan orang yang menolak keras improvisasi padahal tak mungkin untuk jalani rencana A, habis sudah kamu.

Saling melengkapi. Terdengar naif memang, namun poin ini sungguh benar adanya. Jika tak ada yang 'i've got your back', bagaimana bisa perjalanan dilakoni dengan bermakna? Dengan saling menjaga dan melengkapi, kamu bisa melangkah dengan rasa aman yang lebih.

Punya visi-misi sama. Soal cara dan goal traveling, sebaiknya harus disamakan dulu. Salah-salah, rencana yang telah disusun bisa tak sesuai dengan satu atau kebanyakan pelakon perjalanan. Meski pada akhirnya akan punya pemaknaan berbeda, namun setidaknya rengkuhannya masih berada di satu poin besar.

Saling mengingatkan. Lekat dengan poin melengkapi sebenarnya, tapi mengingatkan di sini lebih bersifat harfiah. Baik itu dari hal kecil, seperti kebutuhan teman perjalanan, hingga jadwal-jadwal yang berskala lebih besar. Dengan demikian, perjalanan bisa dilakukan dengan lebih tenang.

Tak harus punya kesukaan sama. Terdengar aneh memang, tapi poin ini bisa memberi warna lain dalam perjalanan. Namun sebelumnya harus ada diskusi panjang. Dengan perspektif yang berbeda, kamu berkesempatan melakukan hal baru yang jadi kegemaran sang teman perjalanan. Well, have fun!